MAKALAH ULUMUL QUR’AN
FAWATIH WA KHAWATIM AS-SUWAR
KELAS F
Nama Kelompok 10:
Tessa Miltasari 1651010443
Siti Umi Nur Aisyah 1651010469
Shopia Ananda 1651010453
Selviyana 1651010429
Sela Indah Pamela 1651010464
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Al-Qur’anul Karim merupakan kitab
suci yang keauntetikannya dijamin oleh Allah, dan Ia merupakan kitab yang
senantiasa dipelihara hingga hari kiamat. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam
Firmannya
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا
الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
yang artinya : Sesungguhnya Kami yang menurunkan
Al-Qur’an, dan Kamilah yang memeliharanya. (Q.S Al-Hijr(15):9)
Demikianlah Allah menjamin
keauntetikan Al-Qur’an, jaminan yang diberikan atas dasar ke-Mahakuasaan dan
ke-Mahatuhanan, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh
makhluk-makhluknya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat diatas setiap
muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Qur’an tidak
berbeda sedikitpun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah SAW, dan yang
didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi SAW. Apabila kita membaca
Al-Qur’an, yang diturunkan kepada manusia secara global, akan didapati bahwa
ayat-ayat Al-Qur’an itu ada yang bersifat Muhkam dan ada juga yang bersifat
Mutasyabih. Menurut As Sayuti Muhkam berarti “jelas”, sedangkan Mutasyabih
adalah ”belum jelas” dan untuk memastikan pengertiannya tidak ditemukan dalil
yang kuat. Dengan demikian yang termasuk ayat-ayat muhkam adalah ayat yang
terang maknanya serta lafadznya yang diletakkan untuk suatu makna yang dapat
dipahami. Sedang mutasyabih adalah ayat yang bersifat mumjal/global yang
membutuhkan pena’wilan yang sukar di pahami. Banyak surah-surah dalam Al-Qur’an
yang dimulai dengan huruf-huruf potongan atau pembukan-pembukaan surah
(Fawatihus Suwar). pembukaan-pembukaan surah atau huruf-huruf potongan ini
termasuk ayat-ayat Mutasyabih karena ia bersifat mujmaj, mu’awwal, dan
musyikil. Didalam Al-Qur’an terdapat huruf-huruf awalan dalam pembukaan surah
dalam bentuk yang berbeda-beda. Hal ini merupakan salah satu ciri kebesaran
Allah, sehingga kita terpanggil untuk menggali ayat-ayat tersebut. Dengan
adanya suatu keyakinan bahwa semakin dikaji ayat Al-Qur’an itu, maka semakin
luas pengetahuan kita. Namun dalam pembahasan makalah ini, penulis hanya akan
mengkaji tentang salah satu cabang dari Ulumul Qur’an yaitu Fawatihus Suwar
(pembukaan-pembukaan surah) dalam Al-Qur’an.
A. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian Fawatihus Suwar?
2. Apa saja
macam-macam Fawatihus Suwar?
3. Bagaimana kedudukan
Fawatihus Suwar?
4. Bagaimana
perbedaan pendapat para ulama tentang Fawatihus Suwar?
B. Tujuan Masalah
1. Untuk
mengetahui pengertian Fawatihus Suwar.
2. Untuk
mengetahui macam-macam Fawatihus Suwar.
3. Untuk
mengetahui bagaimana kedudukan Fawatihus Suwar.
4. Untuk
mengetahui tentang perbedaan pendapat dari para ulama tentang Fawatihus Suwar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FAWATIH WA KHAWATIM AL-SUWAR
a.
Pengertian Fawatih al-Suwar
Menurut bahasa “Fawatih”
adalah bentuk jamak dari kata “Fatihah” yang artinya pembukaan atau
permulaan.Sedangkam “Al-Suwar” adalah bentuk jamak dari kata “As-Surah”
yang artinya sekumpulan ayat-ayat Al-qur’an yang mempunyai awalan dan akhiran.
Jadi “Fawatih al-Suwar” diartikan dengan beberapa pembukaan dari
surat-surat Al-qur’an atau macam-macam awalan dari surat al-qur’an. Istilah Fawatih
al-Suwar (pembuka-pembuka surat) dalam al-Qur’an bisa disebut juga dengan Awail
al-Suwar ( permulaan-permulaan surat).
Menurut As-Suyuti huruf al-Muqotha’ah (huruf yang terpotong-potong).Itulah
yang disebut dengan fawatih suwar.Dan tergolong dari ayat mutasyabih.Itulah
yang menyebabkan banyak telaah tafsir untuk mengungkapkan rahasia di dalamnya.[1]
Sedangkan menurut Dr.Shulhi as Sholeh dalam kitabnya”Mabahits Fi Ulumil
Qur’an”,fawatih suwar berbeda dengan huruh muqotha’ah. Karena huruful
muqotha’ah merupakan salah satu macam fawatih suwar. Menurutnya seluruh
surat-surat dalam Al-qur’an dibuka dengan sepuluh macam pembukaan,dan salah
satunya adalah huruf-huruf hijaiyah yang terputus.[2]
b.
Pengertian Khawatim al-Suwar
Istilah Khawatim bentuk jamak
dari Khatimah yang berarti penutup atau penghabisan. Menurut bahasa Khawatim
as-Suwar berarti penutup surah-surah al-Qur’an. Sedangkan menurut istilah Khawatim
as-Suwar adalah ungkapan yang menjadi penutup dari surah-surah al-Qur’an
yang memberi isyarat berakhirnya pembicaraan.
Imam
as-Suyuti dalam membahas Khawatim
as-Suwar tidak begitu terperinci sebagaimana menerangkan Fawatih al-Suwar.[3]
Ibnu Abi Al Asba’ menulis sebuah kitab
yang secara mendalam membahas tentang bab ini, yaitu kitab Al-Khaqathir
Al-Sawanih fi Asrar Al-Fawatih. Ia mencoba menggambarkan tentang beberapa
kategori dari pembukaan-pembukaan surat yang ada di dalam Al-Quran. Pembagian
karakter pembukaannya adalah sebagai berikut. Pertama, pujian terhadap
Allah swt yang dinisbahkan kepada sifat-sifat kesempurnaan Tuhan. Kedua, yang
menggunakan huruf-huruf hijaiyah; terdapat pada 29 surat. ketiga, dengan
mempergunakan kata seru (ahrufun nida), terdapat dalam sepuluh surat.
lima seruan ditujukan kepada Rasul secara khusus. Dan lima yang lain ditujukan
kepada umat. Keempat, kalimat berita (jumlah khabariyah); terdapat dalam
23 surat. kelima, dalam bentuk sumpah (Al-Aqsam); terdapat dalam
15 surat.[4]
B. Macam-macam Fawatihus Suwar
Macam-macam fawatihus suwar itu telah
diinvertarisir imam Al-Qasthalani dalam kitabnya Lathaiful isyaratin menjadi
10 macam pembahasan. Oleh Syekh Syihabun Abu Syamal Al Muqqadasi (wafat
665 H), sepuluh macam fawatihus suwar dinadhamkan/disyairkan dalam dua bait
syair sebagai berikut:
“Allah
Swt memuji kepada Dzatnya sendiri dengan tetapnya pujian, dan bersihnya Allah
(dari sifat tercela) ketika Dia membuka surah-surah al-Qur’an. Dan (dibuka
dengan) amar, syarat, nida’, ta’lil, kosam, do’a, dan huruf-huruf tahajji serta
istifham dan jumlah khabariyah.[5]
Jadi fawatihus suwar atau pembukaan-pembukaan
dari 114 surah-surah al-Qur’an itu terdapat 10 macam, diantaranya:
1.
Pembukaan dengan pujian kepada Allah
Swt ( al istiftaahu bits tsanaa’i ) terdapat dalam 14 surah
Pujian kepada Allah Swt itu ada 2 macam yaitu:
1.
Menetapkan
sifat-sifat terpuji ( al itsbaatu sifaatil madhi ) yang memakai salah
satu dari 2 lafadz sebagai berikut:
a. Memakai lafal “ hamdalah “ ( bilafdzil
hamdalah ) yakni dibuka dengan lafal اَلْحَمْدُلِلهِ, terdapat dalam 5 surah sebagai
berikut:[6]
1. Surah
al-Fatihah dengan lafal ” أَلْحَمْدُلِلَهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ “
2. Surah al-
An’am dengan lafal ”أَلْحَمْدُلِلّهِ
الَّذِيْ خَلَقَ السَّموَاتِ وَالأَرْضَ “
3. Surah al-
Kahfi dengan lafal ” أَلحَمْدُلِلّهِ
الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتبَ “
4. Surah
as-Saba’ dengan lafal ” أَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ لَهُ مَافِى السَّموَاتِ وَالأَرْضِ
”
5. Surah
Fathir dengan lafal ” أَلحَمْدُلَلّه الَّذِيْ فَاطِرِالسَّموَاتِ والْأَرْضَ “
b.
Memakai lafal تَبَارَكَ yang
terdapat dalam 2 surah yaitu:
- Surah
al-Furqan dengan lafal ” تَبَارَكَ الَّذيْ نَزَّلَ الْفُرْقأنَ عَلَى عَبْدِهِ
”
- Surah
al-Mulk dengan lafal ” تَبَارَكَ
الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُ “
2.
Mensucikan
Allah SWT. Dari sifat-sifat yang negatif ( tanziilu an shifaatin nuqshaan ) yang
memakai lafal tasbih, terdapat dalam 7 surah, diantaranya:
1. Surah al-Isra’ dengan lafal
سُبْحنَ
الَّذِيْ اَسْرى بِعَبْدِهِ لَيْلًا
Artinya :“
maha suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam”.
2.
Surah al- A’ala dengan lafal
سَبِّحِاسْمَرَبِّكَالأَعْلى
Artinya :“ sucikanlah nama Tuhanmu yang paling
tinggi”.
3. Surah al-Hadid dengan lafal
سَبَّحَ لِلهِ مَافِى السَّموَاتِ
وَالأَرْضِ
Artinya : “
semua yang ada dilangit dan yang ada dibumi bertasbih pada Allah ( menyatakan
kebesaran Allah”.
4. Surah al-Hasyr dengan lafal
سَبَّحَ
لِلهِ مافِى السَّموَاتِ وَمَا فِى الأَرْضِ
Artinya :“
telah bertasbih kepada Allah apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi”.
5. Surah ash-Shaaffu dengan lafal
سَبَّحَ لِلهِ مَا فِى السَّموَاتِ
وَمَا فِى اًلأَرْضِ
Artinya : “
telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja yang ada
dibumi”.
6. Surah al-Jumu’ah dengan lafal
يُسَبِّحُ لِلهِ ما فِى السَّموَاتِ
وَمَا فِى الأَرْضِ
Artinya : “
telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja yang ada
dibumi”.
7. Surah at-Taghabuun dengan lafal
يُسَبِّحُ لِلهِ ما فِى السَّمواتِ
وَما فِى الأَرْضِ
Artinya : “
telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja yang ada
dibumi”.
2. Pembukaan dengan
huruf-huruf yang terputus-putus ( istiftaahu bil huruufi al muqaththa’ati )
Pembukaan
dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surah dengan memakai 14 huruf dengan
tanpa diulang yang terkumpul dalam kalimat نَصِّ
حَكِيْمٌ قَاطِعٌ لَهُ سِرِّ , yang terdiri dari huruf-huruf أ, ح, ر, س, ص, ط, ع, ق, ك,
ل, م, ن, ه, ي. Jika dihitung dengan memasukkan huruf-huruf yang
berulang-ulang, maka akan berjumlah 78 huruf. Penggunaan huruf-huruf tersebut
dalam pembukaan surah-surah al-Qur’an disusun dalam 14 rangkaian dan terdiri
dari 5 kelompok sebagai berikut.[7]
a. Kelompok sederhana, terdiri dari 1 huruf ( al-
muwahhada ) yang ada 3 rangkaian dan terdapat dalam 3 surah sebagai berikut yaitu: [8]
1. Surah shaad dengan lafal
ص. وَالقُرْانِ ذِالذِّكْرِ
Artinya : “ shaad, demi al-Qur’an yang mempunyai
keagungan”.
2. Surah qaaf
dengan lafal
ق. وَالقُرْانِ المَجِيدِ
Artinya : “ qaaf, demi al-Qur’an yang sangat
mulia”.
3. Surah al-Qalam dalam lafal
ن. وَالقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُوْنَ
Artinya : “ nuun, demi kalam dan apa yang mereka
tulis”.
b. Kelompok yang terdiri dari dua
huruf (Al-Mutsanna) yang ada empat rangkaian dan terdapat dalam 9 surah,
diantaranya :
1. Rangkaian huruf
“Ha” dan “Mim” dalam 6 surah, sebagai berikut :
1. Surah
Ghafir atau al-Mu’min
2. Surah As-Sajdah
3. Surah Az-Zuhruf
4. Surah
Ad-Dukhan
5. Surah
Al-Jatsiyah
6. Surah Al-Ahqaf
2. Rangakaian huruf “Tha” dan “Ha” hanya dalam 1 surah
yaitu Surah Thaha.
3. Rangakaian huruf “Tha” dan “Sin” hanya dalam 1 surah
yaitu Surah An-Naml.
4. Rangkaian huruf “Ya” dan “Sin”
hanya dalam 1 surah saja yaitu Surah yaasin.
c. Kelompok yang terdiri dari tiga
huruf (Al-Mutsallatsatu)yang ada tiga rangkaian dan terdapat dalam 13
surah-surah, sebagai berikut:
1. Rangkaian huruf “ Alif, Lam, Mim,” dalam 6
surah sebagai berikut:
1. Surah
al-Baqarah
2. Surah
Ali-Imran
3. Surah
Al-Ankabut
4. Surah Ar-Rum
5. Surah Luqman
6. Surah
As-Sajdah
2.
Rangkaian huruf “Alif, Lam, Ra” dalam 5 surah, sebagai berikut:
1. Surah Yunus
2. Surah Hud
3. Surah Yusuf
4. Surah
Ibrahim
5. Surah
Al-hijr
3. Rangkaian huruf “Tha, Sin, dan Mim” dalam
1 surah yaitu Surah Al-Qashash dan Asy-Syu’ara.
d. Kelompok yang terdiri dari 4 huruf (Al-Muraaba’ah)
yang ada dua rangakaian dan terdapat dalam dua surah saja [9]
1. Rangkaian yang terdiri dari
huruf Alif, Lam, Mim, dan Ra dalam satu surah yaitu Ar-Ra’d
2.
Rangkaian yang terdiri dari Alif, Lam, Mim, Shad dalam satu surah yaitu Surah
Al-A’raf.
e. Kelompok yang terdiri dari 5
huruf ( Al-Mukhaamasatu) yang ada dua rangkaian dan terdapat dalam dua
surah, yaitu:
1. Rangkaian yang terdiri
dari huruf Kaf, Ha, Ya, ‘Ain, dan Shad dalam satu surah yaitu Surah Maryam.
2. Rangkaian yang terdiri
dari huruf Ha, Mim, ‘Ain, Sin dan Qaf dalam satu surah yaitu Surah Asy-Syura.
Nida’
(panggilan) itu ada 3 macam, yaitu:
1.
Nida/ panggilan yang ditujukan kepada kepada Nabi SAW,
terdapat dalam 5 surah, diantaranya Surah Al-Ahzab, Surah At-Tahrimdan Surah
Ath-Thalaq dimulai dengan lafal “ياَاَيُّهَاالنَّبِيُّ
,” Surah Al-Muzammil dimulai dengan lafal ”
يَااَيُّهَاالْمُزَمِّلُ قَمِ الَّيلَ اِلاَّقَلِيْلاً “dan Surah Al-Muddatsir dimulai dengan
lafal ” يَااَيُّهَاالمُدَّثِّرُ ” .
2.
Nida yang ditujukan kepada kaum mukminin dengan lafal
” يَااَيُّهَاالَّذِيْنَ امَنُوْا
“, terdapat dalam surah, diantaranya:
1. Surah Al-Maidah
2. Surah
Al-Hujurat
3. Nida yang
ditujukan kepada umat manusia ” يَااَيُّهَاالنَّاسُ
” , yang terdapat dalam dua surah, yaitu Surah An-Nisa dan Surah Al-Hajj.
Hikmah atau rahasia dari pembukaan
surah-surah dengan memakai nida’ adalah untuk memberikan perhatian, peringatan
baik kepada Nabi Saw atau umat beliau dan untuk menjadi pedoman dan petunjuk
dalam mengarungi laut kehidupan didunia ini.
4.
Pembukaan dengan jumlah Khabariyah (Al-istiftaahu Bil Jumalil Khabariyyati)
Jumlah Khabariyyah diawal surah-surah Al-Qur’an ada
dua macam, yaitu:
1.
Jumlah Ismiyah, yang menjadi pembukaan 11 surah-surah,
diantaranya:
1. Surah At-Taubah dengan lafal ” بَرَاءَةٌمِنَ اللّهِ
وَرَسُوَلِهِ “
2. Surah An-Nur dengan lafal ” سُوْرَةٌ
اَنْزَلْنهَا وَفَرَضْنهَا “
3. Surah Az-Zumar dengan lafal
” تَنْزِيْلُ الكِتبِ مِنَ اللّهِ
العَزِيْزِالحَكيْمِ “
4. Surah Muhammad dengan lafal
” الَّذِيْنَ
كَفَرُوَا وَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّه”
5. Surah Al-Fath dengan lafal ”
إِنَّافَتَحْنَالَكَ فَتْحًا مُبِيْنًا
“
6. Surah Ar-Rahman dengan lafal ” اَلرَّحْمنُ
عَلَّمَ الٌقُرْانَ “
7. Surah Al-Haqqah dengan lafal ” الْحَآقَّةُ مَاالحَآقَّةُ “
8. Surah Nuh dengan lafal ” إِنَّااَرْسَلْنَانُوْحًاإِلَى
قَوْمِهِ “
9. Surah Al-Qadr dengan lafal ” إِنَّااَنْزَلْنهُ
فِى لَيْلَةِالقَدْرِ “
10. Surah Al-Qaqi’ah dengan
lafal ” أَالْقَارِعَةُ
مَاالْقَارِعَةُ “
11. Surah Al-Kautsar dengan lafal ” إِنآَاَعْطَيْنَاكَ
الكَوْثَرَ “
2. Jumlah
Fi’liyah yang menjadi pembukaan 12 surah-surah diantaranya :[11]
1. Surah
Al-Anfal dengan lafal ” يَسْئَلُوْنَكَ
عَنِ الأَنْفالِ “
2. Surah
An-Nahl dengan lafal ” أَتَى
أَمْرُاللّهِ فَلَاتَسْتَعجِلُوْهُ “
3. Surah Al-Anbiya’ dengan lafal ” إِقْتَرَبَ
لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ “
4. Surah Al-Mu’minun
dengan lafal ” قَدْاَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ “
5. Surah Al-Qamar dengan lafal ” إِقْتَرَبَتِ
السَّاعَةُوَانْشَقَّ القَمَرُ “
6. Surah Al-Mujadilah dengan lafal ” قَدْسَمِعَ اللّهُ قَوْلَ الَّتِى تُجَادِلُكَ “
7. Surah Al-Ma’arij dengan lafal ” سَأَلَ سَآئِلٌ
بِعَذَابٍ وَاقِعٍ “
8. Surah Al-Qiyamah dengan lafal ” لَآأُقْسِمُ
بِيَوْمِ القِيَامَةِ “
9. Surah Al-Balad
dengan lafal ” لَآأُقْسِمُ
بِهذَالْبَلَدِ “
10. Surah Abas dengan lafal ” عَبَسَ وَتَوَلَّى “
11. Surah Al-Bayyinah dengan lafal ” لَمْ يَكُنِ
الَّذِيْنَ كَفَرُوْامِنْ أَهْلِ الكِتبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ “
12. Surah At-Takatsur dengan lafal ” اَلْهكُمُ الـتَّكَاثُرُ ”
Hikmah dari
pembukaan surah dengan jumlah ini ialah memperingatkan Nabi Saw. dan umat islam
agar memperhatikan firman-firman Allah serta mengamalkan dan menjadikannya
sebagai pedoman.
5.
Pembukaan dengan sumpah/ qosam (Al-Istiftaahu Bil-Qasami)
Sumpah Allah
yang dipakai dalam pembukaan surah al-Qur’an itu ada 3 macam, dan terdapat
dalam 15 surah diantaranya :[12]
1.
Sumpah dengan benda-benda angkasa (Al-Istiftaahu
‘Uluwiyyati)
Terdapat dalam 8 surah, yaitu:
1. Surah
Ash-Shaaffat dengan lafal
” وَالصَّفّتِ صَفَّا “
2. Surah
An-Najm dengan lafal ” وَالنَّجْمِ
إِذَا هَوَى “
3. Surah Al-Mursalaat
dengan lafal ”
وَالْمُرْسَلتِ عُرْقًا “
4. Surah
An-Nazi’at dengan lafal “وَالنَّزِعتِ
غَرْقًا “
5. Surah
Al-Buruj dengan lafal ” وَالسَّمَاءِذَاتِ
البُرُوْجِ “
6. Surah
Ath-Thariq dengan lafal ” وَالسَّمَاءِوَالطَّارِقِ “
7. Surah
Al-Fajr dengan lafal ” وَالَفَجْرِوَلَيَالٍ عَشْرٍ “
8. Surah
Asy-Syams dengan lafal ” وَالشَّمْسِ
وَضُحهَا “
2.
Sumpah dengan benda-benda bawah (Al-Qasamu Bis-Sufliyaati) terdapat
dalam 4 surah, yaitu:
1. Surah
Adz-Dzariyat dengan lafal ”
وَالذَّارِيتِ ذَرْوًا “
2. Surah
Ath-Thur dengan lafal
” وَالطُّوْرِوَكِ مَسْطُزْرٍ “
3. Surah At-Tin
dengan lafal ” وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِ “
4. Surah Al-‘Adiyat
dengan lafal ” وَالْعدِيتِ
ضَبْحًا “
3.
Sumpah dengan waktu (Al-Qasamu Bil-Waqti), terdapat dalam 3 surah,
diantaranya:
1. Surah Al-Lail
dengan lafal ” وَالَّيْلِ
أِذَايَغْشَى “
2. Surah
Adh-Dhuha dengan lafal ” وَالضُّحَى “
3. Surah
Al-‘Ashr dengan lafal ” وَالْعَصْرِ
“
Hikmah atau rahasia Allah Swt
membuka beberapa surah dalam kitab-Nya dengan memakai sumpah-sumpah tersebut
sebagai berikut :[13]
1.
Agar manusia meneladani sikap bertanggung jawab, jujur
dan bila perlu berani angkat sumpah untuk memperkuat ucapannya.
2.
Agar dalam bersumpah bagi manusia harus nemakai nama
Allah Swt.
3.
Digunakannya beberapa benda/ makhluk sebagai sumpah
Allah Swt itu agar benda-benda/ makhluk Allah Swt itu selalu diperhatikan oleh
umat manusia.
6.
Pembukaan dengan syarat (Al-Istiftaahu Bis-Sarthi)
Syarat-syarat yang dipakai Allah
sebagai pembukaan surah-surah Al-Qur’an ada 2 macam dan digunakan dalam 7
surah, sebagai berikut:
1.
Syarat yang masuk pada jumlah ismiyah, dipakai diawal
3 surah diantaranya:
1. Surah At-Takwir
dengan lafal ”
إِذَالشَّمْسُ كُوِّرَتْ “
2. Surah Al-Infithar dengan lafal ” إِذَالشّمآءٌفَطَرَتْ
“
3. Surah Al-Insyiqaq
dengan lafal ” إْذَالسَّمآءٌانْشَقَّتْ
“
2.
Syarat yang masuk pada jumlah fi’liyah, dipakai diawal 4 surah, diantaranya:
1. Surah Al-Waqi’ah
dengan lafal ”
إِذَا وَقَعَتِ الوَاقِعَةِ “
2. Surah Al-Munafiqun
dengan lafal ” إِذَا جَاءَكَالمُنفِقُرْنَ “
3. Surah Az-Zalzalah
dengan lafal ” إِذَازُلْزِلَتِ
الأَرْضُ زُلْزَالَهَا “
4. Surah
An-Nashr dengan lafal
” إِذَاجَاءَنَصْرُاللّهِ وَالْفَتْحِ
“
7.
Pembukaan dengan fi’il amar (Al-Istiftaahu bil Amri)
Ada 6 fi’il amar yang dipakai untuk
membuka surah-surah al-Qur’an, yang terdiri dari 2 lafal dan digunakan untuk
membuka 6 surah-surah sebagai berikut:[14]
1.
Dengan fi’il Amar إِقْرَأْ yang
hanya untuk membuka satu surah yaitu Surah Al-‘Alaq.
2.
Dengan fi’il amar قُلْ,
yang
digunakan dalam 5 surah sebagai berikut:
1.
Surah Al-Jinn dengan lafal ” قُلْ أُوْحِيَ
إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌمِنَ الجِنِّ “
2.
Surah Al-Kafirun dengan lafal ”قُلْ
يآأَيُّهَاالكفِرُوْنَ ”
3.
Surah Al-Ikhlash dengan lafal
” قُلْ
هُوَاللّهُ أَحَدٌ “
4.
Surah Al-Falaq dengan lafal
” قُلْ أَعُوْذُبِرَبِّ الفَلَقِ
“
5.
Surah An-Nas dengan lafal
” قُلْأَعُوْذُبِرَبِّ النَّاسِ
“
6.
Hikmah dari pembukaan surah-surah
dengan memakai amar/perintah adalah untuk memberikan perhatian,
peringatan, dan petunjuk serta pedoman dalam berbagai pranata kehidupan dan
peribadatan, agar manusia dapat selamat dan berbahagia didunia dan di akhirat
kelak.
8.
Pembukaan dengan pertanyaan (Al-Istiftaahu bil
Istifhaami)
Bentuk pertanyaan/ istifham yang
dipakai sebagai pembukaan dari 6 surah-surah al-Qur’an itu ada 2 macam sebagai
berikut:
a.
Pertanyaan positif (Al-Istifhaamu Al-Muhiibiyyu), yaitu bentuk pertanyaan
yang dengan kalimat positif yang tidak ada alat negatifnya. Terdapat dalam 4
surah yaitu:
1. Surah Ad-Dahru, dengan lafal:
” هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِيْنٌ مِنَ الدَّهْرِ
”
Artinya:“
bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa”.
2.
Surah An-Naba’, dengan lafal:
” عَمَّ يَتَسآءَلُوْنَ. عَنِالنَّبَإِالعَظِيْمِ ”
Artinya:“
tentang apakah mereka saling bertanya-tanya. Tentang berita yang besar”.
3. Surah Al-Ghasyiyyah, dengan lafal:
” هَلْ أَتكَ حَدَيْثُ مُوْسَى ”
Artinya: “
sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan”.
4.
Surah Al-Ma’un, dengan lafal:
” أَرَءَيْتَ
الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ ”
Artinya:“ tahukah kamu (orang) yang mendustakan
agama”.
b. Pertanyaan
negatif, yaitu pertanyaan yang dalam kalimat negatif. Diantaranya:[15]
1. Surah
al-Insyirah dengan lafal ” أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ
صَدْرْكَ “
2. Surah
Al-Fiil dengan lafal ” أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ
رَبُّكَ بِأَصْحبِ الفِيْلِ “
Hikmah pembukaan surah-surah
al-Qur’an dengan pertanyaan- pertanyaan ini untuk memberikan peringatan,
perhatian dan petunjuk-petunjuk kepada umat manusia ke arah kebahagiaan hidup
didunia dan di akhirat.
9.
Pembukaan dengan do’a
Do’a atau
harapan yang digunakan sebagai pembukaan dari 3 surah ada 2 macam sebagai
berikut :[16]
1.
Do’a atau harapan yang berbentuk kata benda (Ad-Du’aaul
Ismiyyu)ada di 2 surat yaitu:
1.
Surah Al-Muthaffifin, dengan lafal:
وَيْلٌ
لِلْمُطَفِّفِّيْن
Artinya: “ kecelakaan besarlah bagi orang-orang
yang curang”.
2. Surah
Al-Humazah, dengan lafal:
” وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَ ةٌ “
Artinya:“ kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi
pencela
2. Do’a atau
harapan yang berbentuk kata kerja (Ad-Du’aaul Fi’liyu) membuka satu
surah saja yaitu surah Al-Lahab ” تَبَّــتْ
يَدَاأَبِى لَهَبٍ وَتَبَّ “
Hikmah pembukaan dengan do’a/harapan
yaitu untuk memberi perhatian, peringatan dan petunjuk kepada semua umat
manusia.
10.
Pembukaan dengan alasan ( Al-Istiftaahu bit-Ta’lili)
Seperti yang digunakan untuk membuka
surah Al-Quraisy dengan lafal:[17]
” لإِيْلفِ قُرَيْشٍ
”
Artinya:“karena kebiasaan orang-orang Quraisy”
C. Kedudukan
Fawatihus Suwar
Fawatihus Suwar Al-Qur’an
memiliki banyak keistimewaan dari segi makna dan kebahasaan.Fawatihus suwar
merupakan salah satu realitas keistimewaan misterius yang terdapat di dalam
Al_Qur’an . Pemaparan tentang fawatihus Suwar, khusunya menyangkut Al-Huruf Al
Muqotta’ah, tidak banyak bahkan hampir tidak ada yang berhasil mengungkapkan
latar belakang ataupun keterangan yang valid yangsecara historis bisa
membuktikn hubungan-hubungan fawaitus suwar.Dari segimakna, memang banyak
sekali penafsiran-penafsiran spekulatif terhadap huruf-huruf itu.Dikatakan
spekulatif, karena penafsiran-penafsiran mengenai hal itu tidak didahului
pengungkapan konteks historisnya. Lain halnya
dengan Fawatihus Suwar dalam bentuk lain misalnya Al Qosam (sumpah), An Nida’
(seruan), Al Amr (perintah),Al Istifham (pertanyaan) dan lain-lain.Urgensi terhadap fawatihus suwar tidak terlepas dari
konteks penafsiran Al-Qur’an. Pengggalian-penggalian makna yang terlebih
dahulu akan memberikan nuansa
tersendiri, baik yang didasarkan pada data historisyang konkrit ataupun
penafsiran yang menduga-duga. Lebih dari itu tentu saja kitatetap meyakini
eksistensi Al-Qur’an, kebesarannya, keagungannya, juga rahasiakemu’jizatannya.
Adapun beberapa manfaat fawatihus suwar:
1. Sebagai Tanbih ( peringatan ) dan dapat memberikan perhatian baik bagi
nabi,maupun umatnya dan dapat menjadi pedoman bagi kehidupan ini.
2. Sebagai
pengetahuan bagi kita yang senantiasa mengkajinya bahwa dalamfawatih as-suwar
banyak sekali hal-hal yang mengandung rahasia - rahasia Allahyang kita tidak
dapat mengetahuinya,
3. Sebagai
motivasi untuk selalu mancari ilmu dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Untuk menghilangkan keraguan terhadap al-Qur,an terutama bagi kaum muslimin
yang masih lemah imannya karena sangat mudah terpengaruh oleh perkataanmusuh
-musuh islam yang mengatakan bahwa al-qur’an itu adalah buatan Muhammad. dengan
mengkaji Fawatih al-Suwar kita akan merasakan terhadap keindahan bahasa
al-Qur’an itu sendiri bahwa al-Qur’an itu datang dari Allah SWT.
D. Perbedaan
pendapat para ulama tentang Fawatihus Suwar
Para ulama salaf dalam menyikapi
ayat-ayat mutasyabih yang terletak pada awal surat berpendapat bahwa ayat-ayat
tersebut telah tersusun sejak azali sedemikianrupa, melengkapi segala yang
melemahkan manusia dan mendatangkan seperti Al-Qur’an. Karena kehatian-hatiannya, mereka tidak berani member penafsiran dan tidak
berani mengeluarkan pendapat yang tegas terhadap huruf itu.Dan mereka
berkeyakinan bahwa Allah sendiri yang mengetahui tafsirannya. Hal ini menjadi
suatu kewajaran yang berlaku bagi ulama salaf karena dalam hal teologi pun
menolak terjun dalam pembahasan tentang hal-hal yang suci seperti ungkapannya[18] : “Istimewa Allah adalah cukup diketahui, hal ini harus kita percayai,
mempersoalkan hal itu adalah bid’ah”. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Asy-Sya’bi yang dikutip oleh Subhi Sholih menyatkaan “ Huruf awalan itu adalah
rahasia Al-Qur’an ”. Hal ini sebagaimana diperjelas dengan perkataan Ali bin
Abi Tholib.“Sesungguhnya bagi tiap-tiap kitabada saripatinya, saripati
Al-Qur’an iniadalah huruf-huruf Hijaiyah”. Abu Bakar Ash-Sidiq pernah berkata:
“ Di tiap-tiap kita ada rahasianya, rahasia dalam Al-Qu’anadalah
permulaan-permulaan surat”. Pendapat atau penafsiran para mufasir tentang
Fawaithus Suwar:
1. Mufasir dari Kalangan Tasawuf.Ulamaa tasawuf berpendapat bahwa fawatihus
Suwar adalah huruf-huruf yang tepotong-potong yang masing-masing diambil
darinama Allah, atau yang tiap-tiap hurufnya merupakan penggantian darisuatu
kalimat yang berhubungan denganyang sesudahnya atau hurufitu menunjukkan kepada
maksud yang dikandung oleh surah yang surah itu dimulai dengan huruf-huruf yang
terpotong-potong itu.
2. Mufasir Orientalis Pendapat yang palinng jauh menyimpang dari kebenaran
adalah dari seorangorientalis yang bernama Noldeke dari Jerman, yang kemudian
dikoreksi, bahwa awalan surat itu tidak lain adalah huruf depan dan huruf
belakang dari nama-namapara sahabat Nabi. Misalnya: Huruf Sin adalah dari nama
Sa’ad Bin Abi Waqosh,Mim adalah huruf depan dari nama Al-Mughiroah, huruf nun
adalah dari namaUsman Bin Affan.
3. Al-KhuwaibiAl-Khuwaibi mengatakan bahwa kalimat- kalimat itu merupakan
tasbih bagi Nabi.Mungkin ada suatu waktu Nabi berada dalam keadaan sibuk dan
lain sebagainya.
4. Rasyid RidhaAs-sayyid menurut rasyid ridha tidak membenarkan al-quwaibi
diatas, karena nabi senantiasa dalam keadaan sadar dan senantiasa menanti
kedatangan wahyu.Rasyid ridha berpendapat sesuai dengan ar-Razi bahwa tanbih
ini sebenarnya dihadapkan kepada orang-orang musyrik mekkah dan ahli kitab
madinah. Karena orang-orang kafir
apabila nabi membaca al-Qur’an mereka satu sama lainmenganjurkan untuk tidak
mendengarkannya, seperti dijelaskan dalam suratfushilat ayat 26.
5. Mufasir Dari Kalangan Syi’ah, Kelompok syi’ah
berpendapat bahwa jika huruf-huruf awalah itu dikumpulkansetelah dihapus
ulangan-ulangannya maka akan berarti : “Jalan Ali adalahkebenaran yang kita
pegang teguh”. Perwakilan itu kemudian dijawab olehkelompok Ahlul Sunnnah, dan
jawabannya berdasarkan pengertian yang merekaperoleh dari huruf-huruf awalan
itu yang juga dihapus di ulangan-ulangannya dengan mengatakan “Benarlah jalanmu
bersama kaum Ahlu Sunnah”.Dari pendapat para ahli tentang Fawatihus Suwar,
dapat dilihat bahwa pentakwilan sebuah ayat sangat banyak macamnya. Hal ini boleh jadi didasari oleh pendidikandan ilmu-ilmu yang dimilikinya
serta kecenderungan mereka mengkaji Al-Qur’an secara lebih luas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fawatih
al-Suwar Menurut bahasa “Fawatih” adalah bentuk jamak dari kata “Fatihah”
yang artinya pembukaan atau permulaan.Sedangkam “Al-Suwar” adalah bentuk
jamak dari kata “As-Surah” yang artinya sekumpulan ayat-ayat Al-qur’an
yang mempunyai awalan dan akhiran. Jadi “Fawatih al-Suwar” diartikan
dengan beberapa pembukaan dari surat-surat Al-qur’an atau macam-macam awalan
dari surat al-qur’an. Istilah Fawatih al-Suwar (pembuka-pembuka surat)
dalam al-Qur’an bisa disebut juga dengan Awail al-Suwar (
permulaan-permulaan surat).
Menurut As-Suyuti huruf
al-Muqotha’ah (huruf yang terpotong-potong).Itulah yang disebut dengan fawatih
suwar.Dan tergolong dari ayat mutasyabih.Itulah yang menyebabkan banyak telaah
tafsir untuk mengungkapkan rahasia di dalamnya.
B. Saran
Sebagai umat Muslim yang meyakini
rukun Iman yang salah satunya Iman kepada kitab-kitab Allah, diantaranya
Al-Qur’an merupakan hal yang sangat penting untuk mempelajari Ilmu-ilmu
Al-Qur’an yang salah satu cabangnya adalah tentang Fawatihus Suwar. Karena
semakin dikaji ayat Al-Qur’an itu, maka semakin luas pengetahuan kita. Semoga
makalah Ulumul Qur’an tentang Fawatihus Suwar ini dapat menjadi tambahan
referensi untuk mengkaji tentang Fawatihus Suwar.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar Rosihan,
Ulum Al-Qur’an, ( Pustaka Setia: Bandung, 2008).
Chirzin,
Muhammad, Al-Quran dan Ulumul Qur’an, Yogyakarta, PT Dana Bhakti Prima
Yasa, 1998.
Djalal Abdul,
Ulumul Qur’an, ( Dunia Ilmu: Surabaya, 2009).
Hermawan Acep, Ulumul
Qur’an, , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011).
[1]
Rosihon Anwar, Ulumul
Qur’an (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 129.
[4] Drs. Muhammad Chirzin, Al-Quran
dan Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1998), h. 61.
[5] Abdul
Djalal, Ululul Qur’an, ( Dunia Ilmu: Surabaya, 2009), h169
[6] Ibid.,
169-170.
[7] Abdul Djalal, Ulumul Qur’an,( Dunia Ilmu: Surabaya,
2009),h173.
[8]Rosihan Anwar, Ulum Al-Qur’an,
( Pustaka Setia: Bandung, 2008), h129.
[9]
Ibid, h180
[10] Ibid.,
181-183.
[11]
Ibid 185-188
[12] Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, ( Dunia Ilmu: Surabaya, 2009),
188-190.
[14] Ibid,h194-195
[15] Ibid, h196-197
[16]Abdul
Djalal, Ulumul Qur’an, (Dunia Ilmu: Surabaya, 2009), h197.
[17] Ibid,h198
[18] http://muhamri03.blogspot.com/2013/12/fawatihus-suwar.html,
diakses 15 maret 2015
Maaf melenceng. video bisa di subscribe, like, comment, dan share videonya
Maaf melenceng. video bisa di subscribe, like, comment, dan share videonya
izin copas....trims
ReplyDelete