Wednesday, May 1, 2019

Makalah INTEGRASI EKONOMI (custom union dan area perdagangan bebas)

Makalah Proyeksi Neraca

Proposal Metopen Ekonomi Syariah BAB I

Makalah Proyeksi Neraca


PROYEKSI NERACA
(diajukan sebagai tugas matakuliah penganggaran bisnis)

Dosen :

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
Diah Damayanti              1651010482
Dina Fatmawati               1651010483
Lina Susanti                     1651010436
Raden Ayu Kartini         1651010449
Tessa Miltasari                1651010443



KELAS F
PRODI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG
T.A 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas khadirat allah SWT, yang telah memberikan  rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai tugas matakuliah Penganggaran Bisnis dengan judul “ Proyeksi Neraca ”.
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam makalah ini baik dari segi kalimat maupun tata bahasa. Oleh  karna itu  kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Bandar Lampung,28 April 2019


Pemakalah      


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... I
KATA PENGANTAR................................................................................................... II
DAFTAR ISI................................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .................................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C.     Tujuan ............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Neraca............................................................................................................... 2
B.     Faktor yang Berpengaruh.................................................................................. 4
C.     Metode............................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ..................................................................................................... 11


DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 12















BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Perushaan Dalam penyususnan dan penentuan komposisi dana banyak menggunakan pendekatan neraca oleh karenanya proyeksi neraca adalah salah satu penyeesaian dari proses penyusunan dan pelaporan komposisis dana tersebut.  Dimana neraca merupakan Neraca kadang-kadang disebut juga sebagai laporan posisi keuangan yang melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas  pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu.
            Proyeksi neraca juga dapat mempermudah kita dalam menganalisis suatu keuanagan perusahan, dan memudahkan akuntan tersebut dalam menganalisis seimbang atau tidaknya. Sehingganya proyeksi neraca ini nantinya akan mengetahui apakah rencana strategis perushaan akan menghasilkan manfaat seperti yang diharapkan oleh perushaan atau tidak nantinya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Neraca
2.      Apasaja Faktor Yang Mempengaruhi Neraca
3.      Bagaimana Metode Penyusunan Proyeksi Neraca

C.    Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Apa Pengertian Neraca
2.      Untuk Mengetahui Faktor Apasaja Yang Mempengaruhi Neraca
3.      Untuk Mengetahui Bagaimana Metode Penyusunan Proyeksi Neraca









BAB II
PEMBAHASAN

A.      Neraca
Akhir dari seluruh penyusunan anggaran komprehensif suatu perusahaan adalah penyusunan proyeksi neraca. Proyeksi neraca merupakan tahap akhir dari seluruh tahap yang harus dilalui untuk menyusun anggaran induk suatu badan usaha. Proyeksi neraca sendiri baru akan dapat disusun jika anggaran parsial yang lain telah selesai disusun. Berdasarkan berbagai anggaran parsial yang dimiliki suatu perusahaan, mulai dari anggaran penjualan, anggaran produksi, berbagai anggaran biaya, anggaran kas, dan anggaran laba, perusahaan dapat menyusun proyeksi neraca. 
Proyeksi neraca adalah proyeksi jumlah dan rincian kekayaan yang akan dimiliki perusahaan beserta seluruh kewajibannya, baik kepada kreditor maupun kepada pemegang saham, pada suatu periode tertentu di masa mendatang.
Karena proyeksi neraca baru dapat disusun setelah semua anggaran parsial lainnya selesai disusun, maka untuk menyusun proyeksi neraca harus memperhatikan setiap elemen yang ada didalam neraca beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Maksudnya setiap elemen di dalam aktiva dan pasiva pada neraca suatu perusahaan akan ditentukan faktor lain yang terlebih dulu berpengaruh terhadap setiap anggaran parsial. Karena itu, bagian anggaran suatu perusahaa harus sangat memperhatikan berbagai aktivitas yang mempengaruhi elemen-elemen didalam anggaran neraca yang disusunnya.
Mengingat sangat dipengaruhinya proses penyusunan anggaran neraca oleh faktor-faktor lain yang harus terjadi lebih dulu sebelum menyusun anggaran neraca, maka lebih tepat kalau neraca yang direncanakan perusahaan di dalam suatu periode pada waktu mendatang disebut dengan proyeksi neraca dari pada anggaran neraca. Karena proyeksi adalah taksiran apa yang akan terjadi jika suatu kondisi atau situasi yang lain terjadi terlebih dulu. Dan proses penyusunan neraca yang direncanakan sangat ditentukan oleh kondisi lain atau faktor lain yang harus terjadi lebih dahulu. Perbedaan lain antara proyeksi neraca dan anggaran parsial yang lain adalah, anggaran parsial lain, mulai dari anggaran penjualan produksi, anggaran pembelian bahan, anggaran produksi, anggaran biaya-biaya, semuanya merupakan anggaran yang disusun dan akan dikerjakan pada sepanjang periode anggaran tersebut, selama satu tahun. Sedangkan anggaran neraca adalah anggara pada akhir suatu periode tertentu. Anggaran yang disusun setelah semua anggaran lain diselesaikan.
Secara umum, neraca terdiri dari dua bagian besar, yaitu sisi aktiva dan sisi pasiva/kewajiban. Sisi aktiva berisi daftar kekayaan prusahaan beserta rincian jenis dan jumlahnya. Sedangkan sisi kewajiban berisi kewajiban perusahaan kepada pihak kreditor dan kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menyusun neraca adalah urutan penyusunan rekening. Rekening-rekening aktiva diususun berdasarkan urutan likuiditasnya, yaitu taksiran kecepatan aktiva tersebut dapat dicairkan menjadi uang tunai. Semakin mudah dan semakin cepat suatu aktiva tertentu menjadi uang tunai, maka semakin didahulukan posisi pencatatannya didalam neraca. Pada sisi kewajiban, penyusunannya dimulai dengan kewajiban yang lebih dulu jatuh tempo hingga yang paling lama jatuh tempo.
Tabel 9.1 Elemen Neraca

Kelompok
Akun















Aktiva
Aktiva Lancar
Adalah semua harta perusahaan yang diharapkan dapat berubah menjadi uang dalam tempo satu tahun
·         Kas: uang tunai dan ekuivalen kas
·         Surat-surat berharga: investasi jangka pendek
·         Piutang usaha dan piutang wesel
·         Piutang karyawan
·         Persediaan: barang dagangan atau bahan baku
·         Biaya-biaya yang dibayar di muka: sewa, asuransi,dll
·         Perlengkapan usaha
·         Dan lain-lain
Investasi Jangka Panjang
Adalah dana yang ditanamkan pada berbagai jenis aktiva yang diharapkan memberikan penghasilan bagi perusahaan
·         Investasi dalam surat berharga
·         Investasi dalam anak perusahaan
·         Investasi dalam aktiva tetap berwujud: tanah, dll
·         Dan lain-lain
Aktiva Tetap Berwujud
Adalah semua aktiva yang berumur lebih dari satu tahun dan memiliki wujud fisik
·         Peralatan Kantor
·         Kendaraan
·         Mesin
·         Tanah
Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Adalah semua aktiva yang tidak memiki wujud fisik tetapi memiliki manfaat nyata bagi perusahaan
·         Goodwill
·         Hak Paten
·         Merek Dagang
·         Hak Cipta
·         Dan lain-lain
Aktiva Lain-lain
Adalah aktiva yang tidak dapat dikelompokkan pada kelompok aktiva diatas
·         Titipan kepada penjual
·         Bangunan dalam pengerjaan
·         Dan lain-lain




Kewajiban
Utang Lancar
Adalah kewajiban perusahaan yang akan jatuh tempo dalam waktu setahun
·         Utang Usaha
·         Utang Wesel
·         Utang Pajak
Pendapatan Diterima Di Muka
·         Pendapatan Diterima Di Muka
Utang Jangka Panjang
Adalah kewajiban yang jatuh tempo lebih dari setahun
·         Utang Bank
·         Obligasi
·         Dan lain-lain


Ekuitas
Ekuitas Pemilik
Adalah semua kewajiban perusahaan kepada pemilik perusahaan
·         Modal/Modal Saham
·         Laba Ditahan


B.        Faktor Yang Berpengaruh
Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa setiap elemen neraca, baik disis aktiva maupun pasiva, dipengaruhi secara langsung oleh anggaran parsial yang lain atau oleh kondisi yang lain. Karena itu, perlu diketahui dengan baik faktor-faktor yang mempengaruhi elemen-elemen di dalam neraca.
Tabel 9.2 Faktor yang Mmepengaruhi Elemen Neraca
Akun Neraca
Faktor yang mempengaruhi
Aktiva

·         Kas
Saldo awal kas pada suatu periode ditambah dengan penerimaan kas dan dikurangi dengan pengeluaran kas pada suatu periode. (sumber : anggaran kas)
·         Piutang Usaha
Saldo awal piutang usaha ditambah dengan penjualan kredit pada satu periode dikurangi dengan penerimaan piutang usaha. (sumber : anggaran kas)
·         Persediaan
Persediaan pengaman/ safety stock
·         Perlengkapan Usaha
Jumlah transaksi pembelian dan pemakaiannya pada suatu periode tertentu
·         Aktiva Tetap
Nilai aktiva tetap pada awal suatu periode ditambah dengan rencana pembelian aktiva tetap baru (investasi) dikurangi dengan nilai aktiva tetap yang dijual pada suatu periode.
Kewajiban

·         Utang Usaha
Saldo utang usaha pada awal periode ditambah dengan pembelian kredit yang direncanakan dikurangi dengan jumlah utang usaha yang akan dibayar pada satu periode tersebut
·         Utang Bank
Saldo utang bank pada awal periode ditambah dengan jumlah kredit baru yang akan diterima dari bank dikurangi dengan utang bank yang jatuh tempo dan akan dibayar pada periode tersebut.
·         Obligasi
Saldo utang obligasi pada awal periode ditambah dengan jumlah obligasi baru yang akan diterbitkan pada periode ini dikurangi dengan obligasi yang jatuh tempo dan akan dibayar pada periode tersebut.
·         Modal Saham
Jumlah lembar saham yang beredar pada awal periode ditambah dengan jumlah lembar saham baru yang akan diterbitkan, dikalikan dengan nilai nominalnya.
·         Laba Ditahan
Saldo laba ditahan pada awal periode ditambah dengan laba usaha yang dianggarkan dikurangi dengan jumlah dividen yang direncanakan akan dibagikan pada periode tersebut.

Dari tabel diatas terlihat bahwa proyeksi neraca pada akhir suatu periode tertentu sangat dipengaruhi oleh saldo awal periode dari setiap elemen yang ada pada neraca. Itu berarti, neraca pada awal tahun akan berpengaruh langsung pada proyeksi neraca pada akhir periode tersebut. Setelah neraca pada awal periode diketahui, maka proyeksi neraca pada akhir periode akan dipengaruhi dan ditentukan oleh berbagai hal yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan setiap elemen neraca tersebut.


C.      Metode
Untuk menyusun proyeksi neraca, metode yang paling mudah adalah menggunakan persamaan akuntansi dasar. Dimana didalam metode tersebut didasarkan pada persamaan bahwa jumlah aktiva akan selalu sama dengan besarnya utang/kewajiban dan modal/ekuitas dari suatu badan usaha tertentu.
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS

Setiap kali terjadi penambahan didalam salah satu komponen aktiva suatu badan usaha, selalu akan disertai dengan penambahan didalam komponen kewajiban atau ekuitas atau pengurangan pada salah satu komponen aktiva lainnya. Demikian pula, jika terjadi pengurangan pada salah satu komponen aktiva, selalu akan disertai dengan pengurangan didalam komponen kewajiban atau ekuitas atau penambahan pada salah satu komponen aktiva lainnya.
Transaksi-transaksi yang hanya melibatkan rekening-rekening aktiva, atau yang melibatkan rekening aktiva dan kewajiban, mungkin lebih mudah dimengerti karena lebih jelas hubungannya. Misalnya :
1.      Transaksi penerimaan pinjaman uang dari bank (kredit bank). Transaksi ini jelas akan menambah kas perusahaan (di sisi aktiva) dan menambah utang bank (di sisi kewajiban).
2.      Sebaliknya, transaksi pembayaran utang usaha akan mengurangi kas perusahaan (di sisi aktiva) dan mengurangi utang usaha (di sisi kewajiban).
3.      Sedangkan transaksi pembelian kendaraan (aktiva tetap) secara tunai, akan mengurangi kas perusahaan dan akan menambah rekening aktiva tetap (keduanya di sisi aktiva).
Tetapi transaksi yang melibatkan rekening penjualan dan biaya, sering kali membingungkan bagi pihak yang tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi. Misalnya :
a.       Transaksi penjualan tunai akan menambah kas (di sisi aktiva) dan menambah rekening laba ditahan (di sisi kewajiban).
b.      Transaksi penjualan kredit akan menambah piutang usaha (di sisi aktiva) dan menambah rekening laba ditahan (di sisi kewajiban).
c.       Transaksi pembayaran biaya secara tunai akan mengurangi kas (di sisi kewajiban) dan mengurangi rekening laba ditahan (di sisi kewajiban).
d.      Transaksi pengakuan biaya secara kredit akan menambah utang usaha dan mengurangi rekening laba ditahan (keduanya di sisi kewajiban).

Tabel 9.3 Pengaruh Transaksi pada Akun
Transaksi
Aktiva
Utang
Laba Ditahan
Penjualan tunai
Kas bertambah
-
Bertambah
Penjualan kredit
Piutang bertambah
-
Bertambah
Pembayaran biaya tunai
Kas berkurang
-
Berkurang
Pengakuan biaya kredit
-
Utang bertambah
Bekurang

Berdasarkan mekanisme pencatatan transaksi dengan menggunakan persamaan akuntansi tersebut, maka dapat dibuat proyeksi neraca dari suatu badan tertentu.

Iluatrasi 9.1 baerikut ini mungkin dapat memperjelas pemahaman tentang metode penyusunan proyeksi neraca.

PT. Tintamas adalah sebuah sebuah produsen pulpen yang berlokasi di Jakarta. Berkaitan dengan proses penyusunan proyeksi neraca perusahaan tersebut untuk akhir tahun 2009, tim penyusun anggaran perusahaan tersebut mengumpulkan berbagai data berikut:

Neraca
Per 31 Desember 2018
Kas
1.625.000.000
Utang usaha
600.000.000
Putang usaha
550.000.000
Utan bank
700.000.000
Perlengkapan
      4.000.000


Persediaan  bahan baku
200.000.000


Persedaan baang jadi
150.000.000
Modal saham
2.000.000.000
aktiva tetap
1.200.000.000
Laba diterima

429.000.000

Total aktiva
3.729.000.000
Total kewajiban ekuitas pemilik
3.729.000.000
                                               
Sedangkan dari berbagai anggaran parsial yang lain, diketahui data-data penunjang sebagai berikut:
a)      Diperkirakan, perusahaan akan melakukan penjualan secara kredit sebesar Rp 1.000.000.000 sepanjang tahun 2009.
b)      Sedangkan jumlah piutang yang akan diterima sepanjang tahun 2009, diperkirakan sebesar Rp 700.000.000.
c)      Perusahaan merencanakan pembelian perlengkapan kantor pada tahun 2009 sebesar Rp 40.000.000.
d)     Diperkirakan, perlengkapan kantor yang akan digunakan sepanjang tahun 2009 sebesar Rp 36.000.000.
e)      Berkaitan dengan aktiva tetap perusahaan, direncanakan 4 unit kendaraan perusahaan akan dijual dengan harga taksiran sebesar Rp 75.000.000 per unit.
f)       Pada tahun 2009, perusahaan merencanakan membeli 5 unit kendaraan baru seharga Rp 150.000.000. perusahaan merencanakan membeli 10 unit computer baru seharga Rp 6.000.000 per unit dan 10 unit printer baru seharga Rp 1.500.000 per unit. Perusahaan juga merencanakan membeli 10 set meja tulis dan kursi dengan taksiran harga sebesar Rp 2.000.000 per set. Di samping itu, dari seluruh pembelian aktiva tetap yang direncanakan, sebanyak Rp 400.000.000 direncanakan akan dibayar pada tahun 2009.
g)      Perusahaan merencanakan melakukan pembelian bahan baku secara kredit di sepanjang tahun 2009 sebesar Rp 800.000.000.
h)      Sementara itu, utang usaha yang direncanakan akan dibayar di tahun 2009 adalah sebesar Rp 550.000.000.
i)        Perusahaan merencanakan membayar utang bank sebesar Rp 200.000.000 pada tahun 2009. Pada tahun yang sama perusahaan tidak merencanakan untuk menambah utang bank.
j)        Perusahaan merencanakan akan membagikan deviden sebesar Rp 350.000.000 pada tahun 2009.
k)      Biaya produksi yang dikeluarkan sepnjang tahun 2009 adalah sebagai berikut:
- Biaya pemakaian bahan baku sebesar                       Rp 300.000.000.
- Biaya tenaga kerja langsung sebesar             Rp 80.000.000.
- Biaya overhed pabrik sebesar                                   Rp 170.000.000.
Dari seluruh biaya overhed pabrik tersebut, diperkirakan sebesar Rp 25.000.000 merupakan biaya penyusutan aktiva tetap.
 l.  Biaya operasional yang dikeluarkan sepanjang tahun 2009 adalah sebagai berikut:
 - Biaya pemasaran sebesar                                                      Rp 300.000.000.
 - Biaya administrasi dan umum besar                                    Rp 80.000.000.
 Dari seluruh biaya opersional tersebut, diperkirakan sebesar Rp 20.000.000 merupakan biaya penyusutan aktiva tetap.
 m. Dari jumlah penjualan sepanajng tahun 2009 tersebut, diperkirakan harga pokok penjualannya sebesar Rp 600.000.000.

Berdasarkan data dan keterangan tersebut, maka dapat disusun proyeksi neraca dengan menggunkan persamaan akuntasi, sebagaiman terlihat berikut ini:
Proyeksi neraca 2009 (dalam jutaan)

Kas
Piutang Usaha
Perleng.
Kantor
Bahan
Baku
Barang
Jadi
Aktiva
Tetap
Utang
Usaha
Utang
Bank
Modal
Saham
Laba
Ditahan

 1.625
       550
           4
     200
  150
1.200
     600
  700
    2000
      429
a

     1000







    1000
b
    700
     (700)








c
    (40)

         40







d


       (36)






     (36)
e
    300




   (300)




f
    (445)




     845
      400



g



     800


      800



h
    (550)





    (550)



i
    (200)






  (200)


j
    (350)








     (350)
k
    (225)


     (300)
  550
     (25)




l
    (360)




     (20)



     (380)
m




  (600)




     (600)

    455
    850
       8
     700
  100
 1.700
  1.250
   500
    2.000
         63


a)      Transaksi penjualan kredit ini akan menambah akun piutang usaha dan menambah akun laba ditahan  sebesar Rp.1.000.000.000.
b)      Transakasi penerimaan piutang ini akan menambah akun kas dan mengirangi akun piutang usaha sebesar Rp. 700.000.000.
c)      transaksi pembelian peralatan kantor ini akan menambah akun peralatan kantor dan mengurangi akun kas sebesar Rp. 40.000.000.
d)     Transaksi pemakaian peralatan kantor ini akan mengurangi akun peralatan kantor dan mengurangi akun kas laba ditahan sebesar 36.000.000.
e)      Transaksi penjualan kendaraan ini akan menambah akun kas dan mengurangi akun aktiva tetap sebesar Rp. 300.000.000.
f)       Transaksi pembelian kendaraan sebesar Rp.845.000.000 : dimana sebanyak Rp. 445.000.000 akan dibayar tunai dan sisanya akan dibayar kredit, akan menambah akun aktiva tetap sebesar Rp. 845.000.000 dan mengurangi akun kas sebesar Rp.445.000.000 serta menambah akun utang usaha sebesar Rp. 400.000.000.
g)      Transaksi pembelian bahan baku secara kredit ini akan menambah akun persediaan bahan baku dan menambah akun utang usaha sebesar Rp.800.000.000.
h)      Transaksi pembelian bahan baku secara kredit ini akan menambah akun persediaan bahan baku kas sebsar Rp.550.000.000.
i)        Transaksi pembayaran utang bank ini akan. Mengurangi akun utang bank dan mengurangi akun kas sebesar Rp. 200.000.000.
j)        Transaksi pembagian deviden ini akan mengurangi akun kas dan mengurangi akun laba ditahan sebesar Rp. 350.000.000.
k)      Transaksi pencatatan biaya produksi sebesar Rp.550.000.000 ini akan menambah akun persediaan barang jadi sebesar Rp.550.000.000 dan mengurangi akun kas sebesar Rp. 225.000.000; mengurangi akun persediaan bhan baku sebesar Rp. 300.000.000 dan mengurangi akun aktiva tetap (penyusutan) sebesar Rp.25.000.000.
l)        Transaksi pencatatan biaya oprasi sebesar Rp.380.000.000. ini akan mengurangi akun kas sebesar Rp.360.000.000 dan mengurangi akun kas sebesar Rp.225.000.000; dan mengurangi akun aktiva tetap(penyusutan) sebesar Rp.20.000.000 serta mengurangi akun laba ditahan sebesar Rp.380.000.000.
m)    Transaksi pencatatan harga pokok penjualan sebesar Rp.600.000.000 ini akan mengurangi akun persediaan barang jadi sebesar Rp.600.000.000 dan mengurangi akun laba ditahan sebesar Rp.600.000.000.

Berdasarkan kertas kerja penyusunan proyeksi neraca tersebut diatas, maka dapat disusun proyeksi neraca PT. Tintamas per 31 desember 2009, seperti berikut :[1]
Proyeksi neraca
Per 31 Desember 2019
Kas
455.000.000
Utang usaha
1.250.000.000
Putang usaha
850.000.000
Utan bank
500.000.000
Perlengkapan
8.000.000


Persediaan  bahan baku
700.000.000


Persedaan baang jadi
100.000.000
Modal saham
2.000.000.000
aktiva tetap
1.700.000.000
Laba diterima

63.000.000
Total aktiva
3.813.000.000
Total kewajiban ekuitas pemilik
3.813.000.000
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Proyeksi neraca adalah proyeksi jumlah dan rincian kekayaan yang akan dimiliki perusahaan beserta seluruh kewajibannya, baik kepada kreditor maupun kepada pemegang saham, pada suatu periode tertentu di masa mendatang.

Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa setiap elemen neraca, baik disis aktiva maupun pasiva, dipengaruhi secara langsung oleh anggaran parsial yang lain atau oleh kondisi yang lain. Karena itu, perlu diketahui dengan baik faktor-faktor yang mempengaruhi elemen-elemen di dalam neraca. Adapun faktor yang mempengaruhinya ialah :
1)      Kas
2)      Piutang usaha
3)      Persediaan
4)      Perlengkapan usaha
5)      Aktiva tetap

















DAFTAR PUSTAKA

Rudianto, PNGANGGARAN Konsep dan Teknik Penyusunan Anggaran, (Jakarta:Erlangga,2009).




        [1] Rudianto,”PENGANGGARAN Konsep dan Teknik Penyusunan Anggaran”, (Jakarta:Erlangga,2009),hal 182-188.

Laporan Magang Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung Tahun 2020

  LAPORAN MAGANG DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANDAR LAMPUNG   Disusun oleh : TESSA MILTASARI              1651010443       ...