MAKALAH
MASALAH, FOKUS JUDUL PENELITIAN, DAN TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Dosen
Pengampu : Prof.Dr.Tulus Suryanto,M.M.,C.A.,Akt.
Mata
Kuliah : Metodologi Penelitian I (METOPEN)
KELOMPOK
10:
semester 5
Raden
Ayu Kartini 1651010449
Tessa
Miltasari 1651010443
KELAS
F
PRODI
EKONOMI ISLAM
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNVERSITAS
ISLAM RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN
2018/2019
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah swt, atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan tugas Metodoligi Penelitian I (METOPEN) mengenai masalah, fokus judul penelitian, dan
teori dalam penelitian kualitatif.
Tugas mata
kuliah Metodologi Penelitian I (METOPEN) mengenai masalah, fokus judul
penelitian, dan teori dalam penelitian kualitatif dalam karya ilmiah ini kami
buat agar dapat memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Metodologi
Penelitian I (METOPEN) pada semester 5. Tujuan lain penyusunan tugas ini adalah
agar pembaca dapat memahami dan mengetahui tentang masalah, fokus judul
penelitian, dan teori dalam penelitian kualitatif sebagaimana yang tertulis
dalam makalah ini.
Materi ini kami sajikan dengan
bahasa yang sederhana dan menggunakan bahasa pada umumnya agar dapat dipahami
oleh pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini mungkin terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca.
Akhir kata kami mengucapkan
terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Bandar Lampung, O3 Oktober 2018
Penyusun
Kelompok 10
DAFTAR
ISI
JUDUL
........................................................................................................................................ I
KATA
PENGANTAR ................................................................................................................ II
DAFTAR
ISI............................................................................................................................... III
BAB
I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah.............................................................................................. 1
2.
Rumusan Masalah........................................................................................................ 1
3.
Tujuan Masalah ........................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Masalah dalam penelitian kualitatif
............................................................................ 2
B.
Fokus Penelitian .......................................................................................................... 4
C.
Bentuk Rumusan Masalah .......................................................................................... 7
D.
Judul Penelitian Kualitatif .......................................................................................... 9
E.
Teori dalam penelitian Kualitatif
................................................................................ 10
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan............... ................................................................................................................. 13
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap
penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari
masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara masalah dalam penelitian
kualitatif dengan masalah yang terdapat dalam penelitian kuantitatif.
Selain itu, di dalam penelitian kualitatif juga terdapat fokus penelitian yang
berada pada situasi sosial tertentu. Di dalam setiap penelitian harus
terdapat judul yang merupakan cerminan dari permasalahan dan variabel yang akan
diteliti.
Seorang peneliti tersebut juga harus
memiliki landasan teori yang kuat untuk mendapatkan hasil penelitian yang
sesuai dengan yang di inginkan. Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan kami
jelaskan tentang masalah, fokus, teori, dan judul penelitian kualitatif.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan mengenai masalah dalam penelitian
kualitatif!
2. Jelaskan bagaimana mengenai fokus
penelitian!
3. Bagaimanakan bentuk rumusan masalah?
4. Jelaskan mengenai judul penelitian
kualitatif!
5. Bagaimanakah teori dalam penelitian
kualitatif?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk dapat menjelaskan mengenai
masalah dalam penelitian kualitatif.
2. Untuk dapat menjelaskan bagaimana
mengenai fokus penelitian.
3. Untuk dapat menjelaskan bagaimana
bentuk rumusan masalah.
4. Untuk dapat menjelaskan mengenai
judul penelitian kualitatif.
5. Untuk dapat menjelaskan bagaimana
teori dalam penelitian kualitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masalah dalam penelitian
kualitatif
Menurut Arikunto (1992; 22), dalam
bukunya Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, dikatakan bahwa masalah
itu mesti merupakan bagian dari “kebutuhan” seseorang untuk dipecahkan.
Penyebab orang ingin mengadakan penelitian adalah karena ia ingin mendapatkan
jawaban dari masalah yang dihadapi.
Sementara itu Sedarmayanti dan Hidayat
(2011), dalam bukunya Metodologi Penelitian, mengatakan bahwa masalah
adalah peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Sedangkan apa
yang disebut dengan permasalahan penelitian adalah suatu pembatasan fokus
perhatian pada ruang lingkupnya sampai menimbulkan pertanyaan dalam diri
orang-orang yang mencari permasalahan.
Pendapat lain mengatakan bahwa masalah adalah suatu keadaan yang
bersumber dari hubungan antara 2 faktor atau lebih yang menghasilkan situasi
yang menimbulkan tanda tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk
mencari sesuatu jawaban[1].
Dari ketiga pendapat mengenai definisi masalah di atas,
maka kami menyimpulkan bahwa masalah adalah rangkaian peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari yang menimbulkan pertanyaan dalam setiap individu
manusia, serta secara otomatis membutuhkan upaya untuk mencari suatu jawaban
atas masalah yang dihadapi tersebut.
Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu
berangkat dari masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara “masalah
“ dalam penelitian kualitatif “masalah “ yang akan di pecahkan melalui
penelitian harus jelas, spestik, yang di bawa oleh peneliti masih
remang-remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, “masalah “
dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara. Tentative dan akan
berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.
Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga
kemungkinan terhadap “masalah “ yang di bawa oleh peneliti dalam penelitian.
Yang pertama masalah yang di bawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal
sanpai akhir penelitian sama. Yang kedua “masalah” yang di bawa peneliti
setelah memesuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau memperdalam masalah
yang telah di siapkan. Dengan demikian tidak terlalu banyak perubahan, sehingga
judul penelitian cukup di sempurnakan. Yang ketiga sehingga harus
di “ganti” masalah. Dengan denikian judul proposal dengan judul
penelitian tidak sama dengan judulnya dig anti. Dalam institusi tertentu, judul
yang diganti ini sering mengalami kesulitas administrasi. Oleh karena itu
institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu
menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.
Peneliti
kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul penelitiannya setelah memasuki
lapangan penelitian atau setelah selesai,merupakan peneliti kualitatif yang
lebih baik, karena ia di pandang mampu melepaskan apa yang telah di pikirkan
sebelumnya, dan selanjudnya mampu melihat fenomena secara lebih luas dan
mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Kemungkinan masalah sebelum dan
sesudah ke lapangan dalam penelitian kualitatif dapat di gambarkan sebagai
berikut.
Gambar 1. Kemungkinan
masalah sebelumdan sesudah peneliti memasuki lapangan
Terdapat perbedaan antara masalah dan rumusan masalah.
Seperti telah di kemukakan bahwa, masalah adalah merupakan penyimpangan antara
yang seharusnya dengan yang terjadi. Sedangkan rumusan masalah adalah
pertanyaan penelitian yang di susun di dasarkan masalah yang harus di carikan
jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam usulan penelitian, sebaiknya masalah
tersebut perlu di tunjukan dengan data. Misalnya ada masalah tentang kualitas SDM yang masih rendah, maka perlu di tunjukan
data kualitas SDM tersebut, melalui Human Developmen Index misalnya.
Masalah kemiskinan perlu di tunjukan data tentang jumkah penduduk yang miskin,
masalah korupsi perlu di tunjukan jumlah koruptor,dsb.
Data
tentang masalah bisa berasal dari dokumentasi hasil penelitian,
pengawasan, evaluasi, pengamatan pendahuluan, dan pertanyaan orang-orang yang
patut di percaya.
B. Fokus Penelitian
Fokus penenlitian dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan rumusan
masalah, dimana rumusan masalah penelitian dijadikan acuan dalam menentukan
fokus penelitian. Dalam hal ini fokus penelitian dapat berkembang atau berubah
sesuai dengan perkembangan masalah penelitian di lapangan. Hal tersebut sesuai
dengan sifat pendekatan kualitatif yang lentur, yang mengikuti pola pikir yang
empirical induktif, dimana segala sesuatu dalam penelitian ini ditentukan dari
hasil akhir pengumpulan data yang mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Bungin
(2003 : 41), fokus penelitian mengandung penjelasan mengenai dimensi-dimensi
apa yang menjadi pusat perhatian serta kelak dibahas secara mendalam dan
tuntas. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah kualitas
pelayanan publik di Kantor Kecamatan Krian Sidoarjo. Fokus ini diambil karena
untuk mengatahui kualitas pelayanan yang terdapat di Kantor Kecamatan Krian
Sidoarjo. Tingkat kesempurnaan dari suatu pelayanan yang diharapkan oleh
masyarakat sehingga dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat. Fokus dalam
penelitian ini adalah : 1) Keandalan (Relaibility), kemampuan pegawai dari
instansi terkait untuk memberikan pelayanan dengan akurat dan profesional,
contoh dalam 34 memberikan informasi tentang syarat-syarat dalam pengurusan
pembuatan KTP. 2) Ketanggapan (Responsiveness), kemampuan pegawai untuk
menangkap keinginan masyarakat dan dapat memberikan pelayanan yang dibutuhkan
dengan cepat. 3) Kepastian (Assurance), kemampuan pegawai untuk meyakinkan
masyarakat dalam pengurusan pembuatan KTP untuk mendapatkan pelayanan yang
cepat, tepat dan dapat dipercaya. 4) Empati (emphaty) memberikan perhatian
kepada konsumen secara personal dan istimewa serta selalu berusaha memahami
keluhan dan keinginan mereka. 5) Wujud fisik (tangibility), ruang tunggu yang
nyaman dan pegawai yang berpenampilan menarik.[2]
alah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kualitatif adalah bahwa
gejala dari suatu objek itu sifatnya tunggal dan parsial dengan demikian
berdasarkan gejala tersebut peneliti kualitatif dapat menentukan
variabel-variabel yang akan di teliti. Dalam pandangan penelitian kualitatif
gejala itu bersifat hoistik {menyeluruh , tidak dapat di pisah-pisah}. Sehingga
peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitianya hanya
berdasarkan variabel penelitian. Tetapi keseluruhan situasi sosial yang di
teliti yang meliputi aspek tempat {place}, pelaku {actor}, dan aktivitas
{activity} yang berinteraksi secara sinergis.
Karena terlalu luasnya
masalah , maka dalam penelitian kualitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel. Dengan demikian dalam penelitian
kuaitatif ada yang di sebut batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian
kualitatif di sebut fokus, yang berisi pokok masaah yang masih bersifat umum,
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
F
|
G
|
H
|
I
|
J
|
Contoh
Di batasi menjadi dua variabel A dan E
A
|
E
|
Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih di dasarkan pada tingkat
kepentingan, urgensi feabilitas masalah yang akan di pecahkan selain juga
factor keterbarasan tenaga , dana dan waktu. Suatu masalah di katakana penting
apabila masalah tersebut tidak di pecahkan melalui penelitian, maka akan semakin menimbulkan masalah baru. Masalah
dikatakan urgen (mendesak) apabila
masalah tersebut tidak segera di pecahkan melalui penelitian, maka akan semakin kehilangan berbagai kesempatan untuk
mengatasi. Masalah dikatakan fasible apabila
terdapat berbagai sumber daya untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk menilai
masalah tersebut penting, urgen, dan feasible,maka perlu dilakukan
melalui analisa masalah.
Aktivitas (At)
Orang/aktor
(A) Tempat
(P)
Peneliti memfokuskan pada situasi sosial 2
Gambar 3. Menentukan fokus (satu domain)
Dalam mempertajam penelitian, peneliti
kualitatif menentapkan focus.
Spradley menyatakan bahwa “A focused
refer to single cultural domain or a few related dominains” maksudnya
adalah bahwa, focus itu merupakan
domain yang terkait dari situasi social.
Dalam pemelitian kualitatif, penentuan focus
dalam proposal lebih di dasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan di
peroleh dari situasi social
(lapangan).
Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan
mendalam tentang situasi social,
tetapi juga ada keinginan untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari
situasi social yang di teliti. Fokus
yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif di peroleh setelah peneliti
melakukan grand tour observation
dan grand tour question atau
yang di sebut dengan penjelajahan umun. Dari penjelajahan umum ini peneliti
akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan
tentang situasi social. Untuk dapat
memahami secarah lebih luas dan mendalam, Maka di perlukan
pemilihan fokus penelitian.
Spladley
dalam sanapiah faisal (1988) mengemukakan empat alternative untuk menetapkan
fokus yaitu :
1. Menetapkan fokus pada
permasalahan yang di sarankan oleh informal
2. Menetapkan fokus berdasarkan
domain-domain tertentu organizing domain
3. Menetapkan fokus yang
memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
4. Menetapkan fokus berdasarkan
permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada
C . Bentuk Rumusan Masalah
Ada beberapa
para ahli mendefinisikan tentang perumusan masalah, diantaranya:
·
Menurut Pariata Westra (1981:263) bahwa “Suatu masalah yang terjadi
apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama
untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”
·
Menurut Sutrisno Hadi (1973:3) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan
pertanyaan kenapa dan kenapa”
Menurut Creswell (2012) sebuah permasalahan pendidikan, kontroversi atau
perhatian yang menjadi pedoman yang dibutuhkan untuk pelaksanaan sebuah studi
disebut sebagai perumusan masalah.[3]
Berdasarkan level of explanation ,
suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk rumusan masalah, yaitu
rumusan masalah deskriptif, komparatif dan assosiatif.
1. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk mengekslorasi dan atau memotret situasi social yang akan di teliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
2. Rumusan masalah komperatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti
untuk membandingkan antara konteks social
atau domain satu di bandingkan dengan yang lain.
3. Rumusan masalah assosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi social atau domain satu dengan yang
lainnya. Rumusan masalah assosiatif di bagi menjadi tiga yaitu, hubungan
simetris, kausal dan reciprocal atau
interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
Selanjutnya hubungan reciprocal adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang di amati atau di
temukan adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.
Dalam penelitian kuantitatif, ketiga rumusan masalah tersebut terkait
dengan variable penelitian, sehingga rumusan masalah peneliti sangat spesifik, dan akan digunakan sebagai panduan
bagi peneliti untuk menentukan landasan teori, hipotesis, insrumen, dan teknik
analisis data.
Dalam
peneleti kualitatif seperti yang teleh di kemukakan, rumusan masalah yang
merupakan fokus penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
peneliti masuk lapangan atau situasi social
tertantu. Namun demikian setiap peneliti baik peneliti kuantitatif maupun
kualitatif harus membuat rumusan masalah. Pertanyaan penelitian kualitatif di rumuskan dengan maksud untuk
memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context). Peneliti yang meggunakan
pendekatan kualitatif, pada tahap awal penelitiannya. Ia akan mengembqangkan
fokus penelitian sambil mengumpulkan data. Proses seperti ini di sebut “emergent design” (Loncoln dan Guba,
1985:102).
Dalam
penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian tidak di rumuskan atas dasar
definisi operasional penelitian tidak di rumuskan atas dasar definisi
operasional dari suatu variable penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif di
rumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks, intiraksi social yang
terjadi, dan kemungkinan di temukan hipotesis atau teori baru.
Berikut ini di berikan contoh rumusan masalah dalam
proposal penelitian kualitatif tentang suatu peristiwa.
1. Apakah peristiwa yang terjadi dalam situasi social atau setting tertentu?
(Rumusan masalah deskriptif)
2. Apakah makna peristiwa itu bagi orang-orang yang
ada pada setting itu?
(rumusan masalah deskriptif)
3. Apakah peristiwa itu di organisir dalam pola-pola
organisasi social tertentu?
(rumusan masalah assosiatif/hubungan yang akan menemukan pola organisasi
dari suatu kejadian )
4. Apakah peristiwa itu di
hubungkan dengan peristiwa lain dalam situasi social yang sama atau situasi social
yang lain ?
(rumusan masalah
assosiatif)
5. Apakah peristiwa itusama atau berbeda dengan
peristuwa lain?
(rumusan masalah komperatif)
6. Apakah peristiwa itu merupakan peristiwa yang
baru, yang belum ada sebelumnya?
Contoh 2 Rumusan masalah tentang kemiskinan
1. Bagaimanakah gambaran rakyat miskin di situasi social atau setting
tertentu?
(rumusan masalah
deskriptif)
2. Apakah makna miskin bagi mereka yang berada dalam situasi dalam social tersebut?
(rumusan masalah
deskriptif)
3. Bagaimana upaya masyarakat tersebut dalam mengatasi kebutuhan sehari-hari?
4. Bagaimanakah pola terbentuknya mereka menjadi miskin ?
(rumusan masalah
assosiatif reciprocal)
5. Apakah pola terbentuknya kemiskinan antara satu keluarga dengan yang lain
berbeda
(masalah komperatif)
6. Apakah pola baru yang menyebabkan rakyat menjadi miskin?
Contoh tiga Rumusan masalah tentang manajemen
1. Apakah pemahaman orang-orang yang ada dalam organisasi itu tentang arti dan
makna
manajemen?
(masalah
deskriptif)
2. Bagaimana iklim kerja atau suasana kerja pada kerja pada organisasi
tersebut?
(masalah
deskriptif)
3. Bagaimana pola perencanaan yang di gunakan dalam organisasi itu, baik
perencanaan
strategis maupun
taktis/tahunan?
(masalah deskriptif)
4. Bagaimanakah model penempatan orang-orang yang menduduki posisi dalam
organisasi
itu ?
(masalah
deskriptif)
5. Bagaimanakah model koordinasi, kepemimpinan , dan supervise yang di
jalankan dalam
organisasi itu?
(masalah
assosaiatif)
6. Bagaimanakah pola penyusunan anggaran pendapatan dan belanja organisasi
itu?
(masalah
assosiatif)
7. Bagaimanakah pola pengawasan dan pengendalian yang dilakukan dalam
organisasi
tersebut ?
(masalah
deskriptif)
8. Apakah kinerja organisasi tersebut berbeda dengan organisasi lain yang sejenis ?
(masalah
komperetif)
D. Judul Penelitian
Kualitatif
Judul dalam penelitian kualitatif pada umumnya disusun berdasarkan masalah
yang telah ditetapkan.Dengan demikian judul penelitiannya harus sudah spesifik
dan mencerminkan permasalahan dan variabel yang akan di teliti, judul
penelitian kuantitatif digunakan sebagai pegangan peneliti untuk menetapkan
variabel yang akan di teliti, teori yang di gunakan, instrument penelitian yang
dikembangkan, teknik analisis data, serta kesimpulan.
Dalam
penelitian kualitatif, karena masalah yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara , dan bersifat
(Menyeluruh),maka judul dalam penelitian kualitatif yang di rumuskan dal;am
proposal juga masih bersifat sementara,dan akan berkembang setelah memasuki
lapangan. Judul laporan penelitian kualitatif yang baik justru berubah, atau
mungkin dig anti. Judul penelitian kualitatif yang tidak berubah, berati
peneliti belum mampu menjelajah secara mendalam terhadap situasi social yang di
telitih sehingga belum mampu mengembangkan pemahaman yang luas dan mendalam
terhadap situasi social yang di
teliti (situasi social= obyek yang di
teliti)
Judul
penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan permasalahan dan
variabel yang di teliti, tetapi lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena
dalam situasi social secara luas dan mendalam,serta mengemukakan hipotesis dan
teori. Berikut ini di berikan beberapa contoh judul
penelitian kualitatif.
1.Mengembangkan model Perencanaan yang efektif, di
eropa otonomi Daerah
2.Organisasi Pemerintahan yang Efektif dan Efesien
pada Era Otonomi Daerah.
3.Membangun Iklim Kerja yang Kondusif.
4.Pengembangan Kepemimpinan Berbasis Budaya.
5.Pengembangan Sistem Pengawasan Efektif
6.Makna Menjadi Pegawai Negri Sipil bagi Masyarakat
7.Makna Pembangunan Bagi Masyarakat Miskin
8.Pngembangan Body language yang menarik Bagi Konsumen
Masyarakat Yogyakarta
9.Strategi Hidup Masyarakat yang Tanah dan Rumahnya
Tergusur
10.Manajemen keluarga Petani dalam Menyekolahkan
Anak-anaknya
11.Model Belajar anak yang berprestasi
12.Profil Guru yang Efektif Mendidik Anak
13Makna Upacara-upacara Tradisional Bagi Masyarakat
Tertentu
14.Pola Perkembangan Karir bagi Orang-orang
Sukses
15.Makna Gotongroyong Bgi Masyarakat Modern
16.Mengapa SDM masyarakat Indonesia Tidak Berkualitas?
17.Mengapa Korupsi sulit Diberantas di Indonesia?
18.Menelusuri Pola Supply
and Demand Narkoba
19.Makna Sakit Bagi Pasien
20.Pola Manajemen Pedagang yang Di duga
punya’Pesugihan”
21.Pengembangan Model Pendidikan Berbasis Produksi
22.Mengapa Para Pemimpin Indonesia Gagal Membangun
Bangsa
23.Mengadili Koruptir dengan Pendekatan Ilmiah
24.Kesejahteraan Menurut Orang Miskin
25.Model Pengembangan SDM Bngsa dalan Upaya Mencapai
Keunggulan Komperatif
E. Teori dalam penelitian Kualitatif
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang di gunakan
harus sudah jelas, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesi, dan sebagai
referensi untuk menyusun instrument penelitian. Oleh karena itu apa yang akan
dipakai.
Dalam
penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih
bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal
peneliti kualitatif juga masih bersifat sementara,dan akan berkembang setelah
peneliti mamasuki lapangan atau konteks social. Dalam kaitannya dengan teori,
kalau dalam penelitian kualitatif itu bersifat menguji hipotesis atau
teori,sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan teori.
Dalam
penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai dengan jumlah
variabel yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang
bersifat holistik,jumlah teori yang harus dimiliki oleh penelitian kualitatif
jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di
lapangan. Penelitian kualitatif akan lebih profesional kalau menguasai semua
teori sehingga wawasannya akan manjadi lebih luas,dan dapat menjadi instrument
penelitian yang baik.teori bagi penelitian kualitatif akan berfungsi
sebangai bekal untuk bisa memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam. Walaupun peneliti
kulitatif dituntu untuk mengguasai teori yang luas dan mendalam , namun dalam
menglaksanakan penelitian kualitatif, peneliti kualitatif harus mampu
melaksanakan teori yang di miliki tersebut dan tidak digunakan sebagai panduan
untuk wawancara, dan observasi. Peneliti kualitatif di tuntut dapat menggali
data berdasarkan apa yang diucapkan, dipasakan, dilakukan oleh partisipan atau
sumber data. Peneliti kualitatif harus bersifat “ perspektif emic” artinya memperoleh data bukan
“sebagaimana seharusnya”,bukan berdasarkan,apa yang terjadi dilapangan, yang di
alami, di rasakan,dan difikirkan oleh partisipan/sumber data.
Oleh
karena itu peneliti kualitatif harus berbekal teori yang luas sehingga mampu
menjadi “human instrument “ yang baik. Dalam hal ini Bong and Gall
1988 menyatakan bahwa “Qualitative
research is much more difficult to do well than quantitative research because
the data collected are usually subjective and the main measurement tool for
collcted data is the investigator himself” .Peneliti kualitatif lebih sulit
bili dibandingkan dengan penelitian kualitatif, karena data yang terkumpul
bersifat subjektif dan instrument sebagai alat pengumpul data adalah peneliti
itu sendiri.
Untuk
dapat menjadi instrument penelitianyang baik, peneliti kualitatif di tuntut
untuk memiliki wawsan teoritis maupun wawasan yang trkait dengan konteks sosial
yang di teliti yang berupa niai,budaya,keyakinan, hukum, adat istiadat yang terjadi dan berkembang pada konteks sosial tersebut. Bili peneliti
tidak memiliki wawasan yang luas ,maka peneliti akan sulit membuka pertanyaan
kepada sumber data, sulit memehami apa yang terjadi, tidak akan dapat melakukan
analisis secara induktif terhadap data yang di peroleh. Sebagai contoh
seseorang peneliti bidang kesehatan saja akan mengalami kesulitan. Demikian
juga peneliti yang berlatar belakang pendidikan, akan sulit untuk bertanya dan memahami bidang antropologi.
Peneliti
kualitatif di tuntut mampu mengorganisasikan semua teori yang di baca. Landasan
teori yang di tuliskan dalam proposal penelitian lebih berfungsi untuk
menunjukan seberapa jauh peneliti walaupun masih permasalahan tersebut bersifat
sementara itu. Oleh karena itu landasan teori yang di kemukakan tidak merupakan
harga mati, tetapi bersifat sementara. Peneliti kualitatif setuju di tuntut
untuk melakukan grounded research, yaitu menemukan teori berdasarkan data yang di peroleh di lapangan
atau situasi social.[4]
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa Setiap
penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari
masalah. Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap
“masalah “ yang di bawa oleh peneliti dalam penelitian. Yang pertama masalah
yang di bawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sanpai akhir penelitian
sama. Yang kedua “masalah” yang di bawa peneliti setelah memesuki penelitian
berkembang yaitu memperluas atau memperdalam masalah yang telah di siapkan.
Dengan demikian tidak terlalu banyak perubahan, sehingga judul penelitian cukup
di sempurnakan. Yang ketiga sehingga harus di “ganti” masalah.
Dengan denikian judul proposal dengan judul penelitian tidak sama dengan
judulnya dig anti. Dalam institusi tertentu, judul yang diganti ini sering
mengalami kesulitas administrasi.
Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam rangka
penelitian kuantitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau
lebih variable. Dengan demikien dalam penelitian kuantitatif ada yang di sebut
batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif di sebut dengan focus, yang berisi pokok masalah yang
masih bersifat umum.
Berdasarkan level of explanation ,
suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk rumusan masalah, yaitu
rumusan masalah deskriptif, komparatif dan assosiatif.
1. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk mengekslorasi dan atau memotret situasi social yang akan di
teliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
2. Rumusan masalah komperatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti
untuk membandingkan antara konteks social atau domain satu di bandingkan dengan
yang lain.
3. Rumusan masalah assosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi social atau
domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah assosiatif di bagi menjadi
tiga yaitu, hubungan simetris, kausal dan reciprocal atau interaktif. Hubungan kausal
adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Selanjutnya
hubungan reciprocal adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam
penelitian kualitatif hubungan yang di amati atau di temukan adalah hubungan
yang bersifat reciprocal atau interaktif.
Judul dalam penelitian kualitatif pada umumnya di susun berdasarkan masalah
yang telah ditetapkan.Dengan demikian judul penelitiannya harus sudah spesifik
dan mencerminkan permasalahan dan variabel yang akan di teliti, judul
penelitian kuantitatif digunakan sebagai pegangan peneliti untuk menetapkan
variabel yang akan di teliti, teori yang di gunakan, instrument penelitian yang
dikembangkan, teknik analisis data, serta kesimpulan.
Semua penelitian bersifat ilmiah,oleh karena itu semua peneliti harus
berbekal teoti. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang di gunakan harus sudah
jelas, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesi, dan sebagai referensi untuk
menyusun instrument penelitian.
bonus video bisa disubscribe, like, comment, dan share ya....!
bonus video bisa disubscribe, like, comment, dan share ya....!
DAFTAR PUSTAKA
Guba Lincoln (1981;88) dalam Molleong, J. Lexy.2008. Metodologi
Penelitian Kualitatif (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA)
Burhan Bungin, 2003, Analisis Data Penelitian
Kualitatif, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Metita, “Makalah
Perumusan Masalah”, Diakses
di https://www.academia.edu/16157418/perumusan_masalah?auto=download pada tanggal 16
oktober 2018 pada pukul 21:10 wib
Prof.Dr.Sugiono. 2012. Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & B. Bandung: Alfabeta.
[3]Metita, “Makalah
Perumusan Masalah”, Diakses
di https://www.academia.edu/16157418/perumusan_masalah?auto=download pada tanggal 16 oktober 2018 pada pukul 21:10 wib
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.