STRATEGI
PENGELOLAAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MENJADI MAHASISWA PENGUSAHA SEBAGAI MODAL DALAM
PELAKU USAHA BARU
Proposal:
Diajukan
untuk melengkapi tugas matakuliah Metodologi Penelitian Ekonomi
Nama
Dosen Pengampu:
Anggoro Sugeng., S.E.I, M.Sh.Ec.
Oleh:
Shopia
Ananda 1651010453
Siti
Umi Nur Aisyah 1651010469
Tessa
Miltasari 1651010443
PROGRAM
STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Kewirausahaan
atau enterpreneurshipadalah suatu
proses kreati-vitas dan inovasi yang mempunyai resiko tinggi untuk menghasilkan
nilai tambah bagi produk yang berman-faat bagi masyarakat dan mendatangkan
kemakmur-an bagi wirausahawan. Data Depnakertrans (2009), menunjukkan bahwa per
1 Mei 2009 sebanyak 51.355 pekerja terkena PHK, 28.017 orang direncanakan di
PHK, 22.440 dirumahkan, dan 19.191 orang direncanakan akan dirumahkan (Jawa Pos
12 Mei 2009). Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi,
memprediksi PHK bisa mencapai 500.000 orang tahun ini.[1]
Di
samping itu, menurut pengamat aktivitas kewirausahaan (Entrepreneurial activity) yang relatif masih rendah. Entrepreneurial activity diter-jemahkan
sebagai individu aktif dalam memulai bisnis baru dan dinyatakan dalam persen
total penduduk aktif bekerja. Semakin rendah indek entrepreneurial ac-tivity maka semakin rendah level entrepreneurship suatu negara, dan
dampaknya pada tingginya pe-ngangguran. Kondisi di atas mengisaratkan betapa
masalah pengangguran menjadi masalah yang sangat serius. Beberapa pihak menyoalkan
tentang keberadaan lulusan pergurguan
tinggi saat ini. Menurut Hendarman, Direktur Kelembagaan Dikti Depdiknas
menyatakan ”data pengangguran terdidik di Indonesia menunjukkan bahwa semakin
tinggi pendidikan seseorang, semakin rendah kemandirian dan semangat
kewirausahaan-nya.”[2]
Pemerhati
kewirausahaan menyatakan bahwa sebagian besar lulusan Perguruan Tinggi adalah
lebih sebagai pencari kerja (job seeker)
daripada pencipta lapangan pekerjaan (job
creator). Hal ini disebabkan sistem pembelajaran yang diterapkan di
berbagai per-guruan tinggi saat ini, yang umumnya lebih terfokus pada ketepatan
lulus dan kecepatan memperoleh pekerjaan, dan memarginalkan kesiapan untuk
menciptakan pekerjaan. Ciputra (dalam Direktorat Kelembagaan Dikti, 2009)
menyatakan: ”Mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu jangan hanya diajarkan
bagaimana bisa bekerja dengan baik, tetapi dipacu untuk bisa menjadi pemilik
dari usaha-usaha sesuai latar belakang ilmu mereka,”.[3]
Pendidikan harus dijalankan dengan kreatif. Pendi-dikan kewirausahaan harusnya
membekali mahasiswa untuk mandiri dan tidak berorientasi menjadi pencari kerja
ketika yang bersangkutan menyelesaikan studinya. Hal ini menurut Bob Sadino (di
Jakarta, 18 Nopember 2008) sebagai dampak dari sistem pendidikan Indonesia yang
kebanyakan masih menggunakan prinsip belajar untuk tahu, bukan untuk melakukan
sesuatu.[4]
Salah
satu strategi yang selalu digunakan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi
para mahasiswa/i nya agar dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia baik
oleh pemerintah maupun perguruan-perguruan tinggi yaitu dengan cara mengembangkan
berbagai kebijakan dan program untuk mendukung terciptanya lulusan perguruan
tinggi yang lebih siap bekerja dan menciptakan lapangan kerja program-program
tersebut diantaranya dengan mengadakan pelatihan maupun pendidikan mengenai
kewirausahaan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah pendidikan dan pelatihan kewirausahaan
berpengaruh terhadap meningkatnya jiwa kewirausahaan bagi para mahsiswa/i
sebagai modal dalam pelaku usaha baru?
2. Faktor-faktor apasajakah yang
mendukung dan menghambat dalam kegiatan wirausaha bagi para mahasiswa/i sebagai
modal dalam pelaku usaha baru?
3. bagaimanakah solusi untuk mengatasi
permasalahan atau hambatan dalam melakukan kebiatan wirausaha bagi para
mahasiswa/i demi untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan sebagai modal dalam
pelaku usaha baru?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk
mengetahui pendidikan dan pelatihan kewirausahaan berpengaruh terhadap
meningkatnya jiwa kewirausahaan bagi para mahasiswa/I sebagai modal dalam
pelaku usaha baru.
2. Untuk
mengetahui Fakto-faktor yang mendukung dan menghambat berwirausaha bagi para
mahasiswa/I sebagai modal dalam pelaku usaha baru.
3. Untuk
mengetahui solusi dalam mengatasi
permasalahan atau hambatan
dalam melakukan kebiatan wirausaha bagi para mahasiswa/i demi untuk menumbuhkan
jiwa kewirausahaan sebagai modal dalam pelaku usaha baru?
D. Manfaat Penelitian
1.
Bagi mahasiswa
Untuk memperluas pengetahuan wirausaha, Kesempatan mengasah
jiwa wirausaha, meningkatkan soft skill dengan terlibat langsung
dalam dunia kerja, meningkatkan keberanian memulai usaha, mendapat dukungan
modal dan pendampingan secara terpadu, untuk memahami konsep dan karakteristik apa yang harus disiapkan untuk
menjadi mahasiswa pengusaha (entrepreneurship student).
2.
Bagi UKM
Mendapatkan
tenaga kerja terdidik walaupun dalam jangka pendek, adanya peluang merekrut
pekerja baru atau mitra bisnis dimasa mendatang, memberikan akses terhadap informasi dan
teknologi, mempererat hubungan UKM dengan dunia kampus, terbantunya
permasalahan usaha UKM karena adanya transfer
of knowledge.
E.
Tinjauan Pustaka
Penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan jududl
penelitian diantaranya sebagai berikut:
Penelitian
yang dilakukan oleh Imron Rosyadi dengan judul “Strategi pengembangan usaha
mikro milik mahasiswa” (2013). Hasil penelitian ini menjukkan bahwa banyak
terdapat strategi yang dilakukan oleh perguruan tinggi dalam mengembangkan
usaha mikro milik mahasiswa yang meliputi: (a) memformulasikan strategi
pengembangan usaha mikro dan kecil tersebut melalui: (i) pengajaran
kewirausahaan dan manajemen usaha berbasis soft skill dan (ii) menyelenggarakan
pendidikan dan latihan secara intensif, sistematis dan terpadu tentang
manajemen usaha dan kewirausahaan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi; (b)
perguruan tinggi bersinergi dengan Bank dan HIPMI untuk keperluan evaluasi
kelayakan business plan, pendampingan usaha dan konsultan bisnis bagi mahasiswa
pelaku usaha; (c) memberikan kemudahan akses permodalan bagi mahasiswa pelaku
usaha yang business plan-nya dinilai layak oleh tim penilai.[5]
Penelitian
yang dilakukan oleh Jumarddin La Fua (2008) dengan judul “Memupuk jiwa
kemandirian dilingkungan kampus melalui pendidikan enterpreneurship sebagai modal menuju kompetensi dunia kerja” .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengembangan keilmuan pendidikan enterpreneurship di perguruan
tinggi dapat didisain untuk mengetahui (to
know), melakukan (to do), dan
menjadi (to be) entrepreneur. Tujuan
pendidikan to know dan to do terintegrasi di dalam kurikulum
program studi, terdistribusi di dalam matakuliah keilmuan. Implementasi dari
pendidikan enterpreneurship ini dimaksudkan untuk menginternalisasikan
nilai-nilai entrepreneurship, dimana perguruan tinggi menyediakan matakuliah pendidikan
enterpreneurship yang ditujukan untuk bekal motivasi dan pembentukan sikap
mental entrepreneur, pelatihan keterampilan bisnis praktis dan merealisasikan
inovasi teknologi ke dalam praktek bisnis. Pembetukan karakter entrepreneur
mahasiswa dapat diterapkan melalui dua strategi yaitu strategi makro dan mikro.
Strategi makro berada pada tataran kebijakan perguruan tinggi yang menjadi
tugas dan tanggung jawab untuk menumbuhkembangkan jiwa dan karakter
enterpreneurship melalui program-program nyata sehingga diharapkan mahasiswa
dapat menjadi pencipta lapangan kerja seperti mengintegrasikan pembelajaran
entrepreneurship ke dalam kurikulum; mengembangkan entrepreneurship center pada
perguruan tinggi; serta menciptakan gerakan nasional budaya dan pelatihan entrepreneurship
bagi mahasiswa. Strategi mikro berada pada tataran pembelajaran di kelas
terutama pembelajaran entrepreneurshipseperti pembelajaran yang membentuk
manusia secara holistik; 2) pembelajaran yang membangkitkan kelima panca indera
mahasiswa; 3) pembelajaran yang experiential learning; 4) pembelajaran yang
real- life; 5) pembelajaran berbasis life skill membentuk karakter
entrepreneur; dan 6) Pembelajaran entrepreneurship tidak hanya fokus pada Business Plan.[6]
Penelitian yang dilakukan Lieli Suharti dan
Hani Sirine (2012) dengan judul “Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat
kewirausahaan (entrepeneurial intention)
(studi terhadap mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga)”.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat signifikansi dari
faktor-faktor sikap, yaitu faktor otonomi
dan otoritas, faktor realisasi diri, faktor keyakinan, dan faktor jaminan
keamanan, dalam mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa. Lebih lanjut,
penelitian ini juga membuktikan peran penting dari faktor-faktor kontekstual,
seperti dukungan akademik, dukungan sosial, terhadap niat berwirausaha
dikalangan mahasiswa.[7]
Penelitian
yang dilakukan Mutaqin (2017) dengan
judul “Peningkatan spirit jiwa enterepreneurship
pada mahasiswa LPTK melalui pengembangan kurikulum KWU berbasis teknologi”.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Pendidikan kewirausahaan
sangat diperlukan untuk meningkatkan spirit jiwa kewirausahaan, yang dilakukan
melalui kegiatan pembelajaran secara reguler yang tertuang dalam kurikulum
kewirausahaan. 2) Pendidikan kewirausahaan yang dikembangkan disesuaikan dengan
pendidikan teknologi dan kejuruan, yakni pendidikan kewirausahaan teknologi. 3)
Konsep pendidikan kewirausahaan teknologi menanamkan dan mendorong mahasiswa
sejak dini senantiasa memikirkan dan mengembangkan ide-ide kreatif, merancang,
membuat dan mengembangkan bisnis yang didasarkan pada materi-materi kuliah yang
pernah dipelajarinya. 4) pengembangan materi yang diberikan dalam pendidikan
kewirausahaan yang dikemas dalam kurikulum kewirausahaan teknologi antara lain
meliputi analisis kebutuhan pelanggan dan pengembangan produk, prinsip-prinsip
kewirausahaan, model bisnis dan perencanannya, strategi pemasaran, strategi
inovasi dan invensi, manajemen, teknologi dan disain produk dan pengemasannya.
5) metode pembelajaran kurikulum kewirausahaan teknologi terdiri atas empat
tahapan, yaitu pembelajaran dilakukan di kelas, melalui pengamatan di lapangan,
pembuatan rencana usaha dan pendampingan inkubasi. 6) Model pengembangan
dilakukan melelui pembuatan masterplan program pengembangan kurikulum
kewirausahaan teknologi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu,
penyusunan masterplan (roadmap)
program pengembangan kurikulum, dan penerapan kurikulum.[8]
Penelitian
yang dilakukan Sri Maryanti, Rita Wiyati, dan M. Thamrin (2017) dengan judul
“Strategi menumbuhkan jiwa enterpreneur mahasiswa
di Universitas Lancang Kuning”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi mahasiswa dalam mengikuti kuliah kewirausahaan
lebih dominan mengutamakan lulus dengan nilai bagus. Kerjasama dengan home
industri atau UMKM, pelaksanaannya merupakan inkubator bisnis, ini juga
merupakan peluang untuk meningkatkan strategi bagi perguruan tinggi untu
menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa. Ancaman dalam strategi
menumbuhkan jiwa kewirausahaan antara lain masih ada mahasiswa jika dalam
proses pembelajaran lebih menyukai tingkat kehadiran dan mencatat saja, tidak
adanya latihan dan tugas lebih disukai tanpa mempertimbangkan dapat ilmu atau
tidak, dan semakin banyaknya jumlah perguruan tinggi yang ada di Pekanbaru.[9]
Penelitian yang dilakukan oleh Adi Nugroho
(2016) dengan judul “ Strategi pengembangan kewirausahaan masyarakat melalui home industry keripik pisang desa Banjarwaru
Kecamatan Bawang Kabupaten Batang”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
Home
industri negeri ciki adalah usaha rumah tangga yang memproduksi ceriping pisang
dengan aneka rasa, home industri ini beroperasi di Desa Banjarwaru Kecamatan Bawang Kabupaten Batang. Kelebihan
atau keunggulan home industri ini adalah dari segi aneha rasa yang
diproduksi beraneka rasa dimana hal itu tidak dimiliki home industri lainnya. Selain itu produksi keripik pisang
menggunakan bahan baku pisang yang berkualitas tinggi sehingga menghasilkan
produk keripik pisang yang berkualitas
juga. Namun, kelemahan home industri ini adalah teknologi yang digunakan untuk
memproduksi keripik pisang ini masih manual sehingga terbatas waktu jika ada
pesanan banyak dari konsumen.[10]
Penelitian yang dilakukan oleh Doni Mardiyanto (2009) dengan
judul “Analisis pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa pendidikan ekonomi jurusan pendidikan ilmu
sosial fakutas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pelaksanaan kegiatan
wirausaha yang baik menjadikan usaha berjalan dengan lancar dan bisa
berkembang. Pelaksanaan kegiatan usaha mahasiswa meliputi beberapa hal yaitu:
(1) Persiapan usaha, dalam tahap ini dilakukan beberapa kegiatan persiapan
seperti penguatan minat berwirausaha, penentuan tujuan berwirausaha, persiapan
modal usaha yang berupa uang dan jaringan usaha. (2) Pelaksanaan kegiatan
usaha, dalam tahap ini ada beberapa hal yang ditentukan dan diterapkan
meliputi, jenis-jenis usaha yang dijalankan, strategi promosi, dan sistem
administrasi (pengelolaan administrasi). Jenis-jenis usaha yang dijalankan
antara lain ada usaha produksi barang, perdagangan dan jasa. Faktor yang
mendukung jalannya usaha mahasiswa pendidikan ekonomi antara lain (1)
Kecintaan/kesukaan terhadap usaha, dengan adanya kecintaan (hobi) terhadap
usahanya dapat memunculkan peluang untuk berwirausaha. (2) Kondisi pasar atau
lingkungan yang baik ditambah adanya peluang usaha, keberadaan lingkungan dekat
kampus, dimana kalangan mahasiswa dan masyarakat sekitar menjadi pasar yang
baik serta adanya beberapa kegiatan mendorong mahasiswa untuk berwirausaha. (3)
Ketersediaan dana, modal uang yang digunakan untuk berwirausaha tidak begitu
besar. Dana diperoleh dari hasil tabungan mahasiswa, hasil investasi bersama (patungan) dan meminjam pihak lain.
Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan wirausaha mahasiswa
Pendidikan ekonomi yang belum dibayar. (2)
Keterbatasan sarana transportasi. (3) Persaingan usaha yang ketat
disertai kurangnya inovasi (4) Kurang dapat mengelola keuangan. (5)
Kurang koordinasi antar anggota kelompok wirausaha. (6) Kurang fokus dan
sungguh-sungguh. Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dengan (1)
Mengurangi jumlah utang pembeli, dengan membuat peraturan dalam transaksi dan
senantiasa mengingatkan. (2) Menjalin kerja sama dengan pihak lain. (3)
Melakukan inovasi, promosi dan meningkatkan pelayanan. (4) Melakukan
pengelolaan keuangan dengan baik. (5) Membuat jadwal kegiatan usaha, terutama
dalam pelaksanaan koordinasi. (6) berusaha untuk tetap fokus dan
sungguh-sungguh, dengan tetap meluangkan waktu untuk kegiatan usahanya.[11]
Penelitian
yang dilakukan oleh Gagan Ganjar Resmi (2013) dengan judul “Membangun jiwa kewirausahaan
melalui kegiatan pelatihan kewirausahaan dikalangan mahasiswa (sebuah model
pelatihan kewirausahaan di kalangan mahasiswa”. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa: 1.
Program-program kewirausahaan yang ditawarkan dalam kegiatan magang ini aantara
lain; kemampuan menanggung resiko, kemampuan pantang menyerah, dan kemampuan
motivasi berwirausaha. 2. Proses magang
pelatihan kewirausahaan ini akan diawali dengan pemberian workshop kemampuan
berwirausaha, selanjutnyan akan dimagangkan di usaha-usaha yang menjadi binaan
pihak Universitas, setelah itu diharapkan akan menghasilkan lulusan yang
bermental wirausaha, dan berminat membuka usaha. 3. Hasil luaran yang
diharapkan dari kegiatan magang ini adalah menghasilkan lulusan yang bermental
wirausaha dan mau membuka usaha.[12]
Penelitian
yang dilakukan oleh DR.Ade
Sofyan Mulazid,S.Ag.,M.H. (2013) dengan judul “ Menumbukan semangat dan jiwa
wirausaha dikalangan mahasiswa perguruan tinggi berbasis kompetensi”. Hasil
dari peneitian ini menunjukkan bahwa Untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada diri
mahasiswa, banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya melalui : (1) pendidikan
formal. Kini berbagai lembaga pendidikan, baik menengah maupun tinggi
menyajikan berbagai program atau paling tidak mata kuliah kewirausahaan; (2)
seminar kewirausahaan. Berbagai seminar kewirausahaan seringkali
diselenggarakan dengan mengundang pakar dan praktisi kewirausahaan, sehingga
melalui media ini akan membangun jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa; (3)
pelatihan. Berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui pelatihan,
sehingga keberanian dan ketanggapan mahasiswa terhadap dinamika perubahan
lingkungan akan diuji dan selalu diperbaiki dan dikembangkan; (4) otodidak.
Membaca biografi pengusaha sukses (sucess
story), televisi, radio, majalah, koran dan berbagai media lainnya yang
dapat diakses, ternyata setiap orang dapat mempelajari dan menumbuhkan jiwa
wirausaha.[13]
Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Mustaqim (2017)
dengan judul “Membangun intensi wirausaha mahasiswa : studi pada mahasiswa
prodi MBS dan ES STAIN Kudus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kebutuhan berprestasi dan persiapan instrumen tidak berpengaruh signifikan
terhadap intensi wirausaha, baik mahasiswa Prodi ES maupun mahasiswa Prodi MBS.
Sedangkan efikasi diri berpengaruh signifikan terhadap intensi wirausaha, baik
mahasiswa Prodi ES maupun mahasiswa Prodi MBS. Sedangkan pada analisis korelasi
berganda, menunjukkan bahwa kebutuhan berprestasi, persiapan instrumen dan
efikasi diri secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap intensi
wirausaha mahasiswa Prodi ES dan MBS. Ketiga variabel independen berpengaruh
terhadap intensi wirausaha sebesar 21,6 %. Selebihnya, sebanyak 78,4%
dipengaruhi oleh variabel lain. Sedangkan pada mahasiswa MBS secara simultan
ketiga variabel independen berpengaruh terhadap intensi wirausaha sebesar 38,8
%. Selebihnya, sebanyak 61,2 % dipengaruhi oleh variabel lain.[14]
Berdasarkan hasil dari persamaan
kesepuluh jurnal diatas yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan strategi
terpenting untuk dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa/i di
perguruan tinggi sebagai modal dalam pelaku usaha baru disamping itu pula,
terdapat faktor-faktor yang mendukung terjadinya suatu kegiatan wirausaha
tersebut diantaranya adalah kecintaan / hobi, kondisi pasar/lingkungan.
Sedangkan faktor pengahmbatnya yaitu: adanya utang, Keterbatasan sarana
Transportasi, dan persaingan yang ketat.Upaya atau solusi untuk menghindari
unsur penghambat diatas adalah :Melakukan inovasi, melakukan pengelolaan
keuangan yang baik, menjalin kerjasama dengan pihak lain, dsb.
No
|
Nama
|
Tahun
|
Judul
|
Pembahasan
|
1.
|
Imron Rosyadi
|
2013
|
Strategi pengembangan usaha mikro
milik mahasiswa
|
Hasil penelitian ini menjukkan
bahwa banyak terdapat strategi yang dilakukan oleh perguruan tinggi dalam
mengembangkan usaha mikro milik mahasiswa yang meliputi:(a) memformulasikan strategi
pengembangan usaha mikro dan kecil. (b) perguruan tinggi bersinergi dengan Bank dan HIPMI untuk
keperluan evaluasi kelayakan business plan, pendampingan usaha dan konsultan
bisnis bagi mahasiswa pelaku usaha; (c) memberikan kemudahan akses permodalan
bagi mahasiswa pelaku usaha yang business plan-nya dinilai layak oleh tim
penilai.
|
2.
|
Jumarddin La Fua
|
2008
|
Memupuk jiwa kemandirian dilingkungan kampus
melalui pendidikan enterpreneurship
sebagai modal menuju kompetensi dunia kerja
|
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Pengembangan keilmuan pendidikan enterpreneurship di
perguruan tinggi dapat didisain untuk mengetahui (to know), melakukan (to do),
dan menjadi (to be) entrepreneur.
Pembetukan karakter entrepreneur mahasiswa dapat diterapkan melalui dua
strategi yaitu strategi makro dan mikro.
|
3.
|
Lieli Suharti dan Hani Sirine
|
2012
|
Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap niat kewirausahaan (entrepeneurial
intention) (studi terhadap mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana,
Salatiga)
|
Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat signifikansi dari
faktor-faktor sikap, yaitu faktorotonomi dan otoritas, faktor realisasi diri,
faktor keyakinan, dan faktor jaminan keamanan, dalam mempengaruhi minat
berwirausaha mahasiswa.
|
4.
|
Mutaqin
|
(2017)
|
Peningkatan spirit jiwa enterepreneurship pada mahasiswa LPTK
melalui pengembangan kurikulum KWU berbasis teknologi
|
Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa : Pendidikan kewirausahaan sangat
diperlukan untuk meningkatkan spiritjiwa kewirausahaan, Pendidikan kewirausahaan yang
dikembangkan disesuaikan dengan pendidikan teknologi dan kejuruan. Konsep pendidikan kewirausahaan
teknologi menanamkan dan mendorong mahasiswa sejak dini. Pengembangan materi yang diberikan dalam
pendidikan kewirausahaan yang dikemas dalam kurikulum kewirausahaan teknologi.
|
5.
|
Sri
Maryanti, Rita Wiyati, dan M. Thamrin
|
2017
|
Strategi menumbuhkan jiwa enterpreneur mahasiswa di Universitas
Lancang Kuning”.
|
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa motivasi
mahasiswa dalam mengikuti kuliah kewirausahaan lebih dominan mengutamakan
lulus dengan nilai bagus.
|
6.
|
Adi Nugroho
|
2016
|
Strategi pengembangan kewirausahaan masyarakat
melalui home industry keripik
pisang desa Banjarwaru Kecamatan Bawang Kabupaten Batang.
|
Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa Home industri negeri ciki adalah usaha rumah tangga yang
memproduksi ceriping pisang dengan aneka rasa, home industri ini beroperasi
di Desa Banjarwaru Kecamatan Bawang Kabupaten Batang.
|
7.
|
Doni Mardiyanto
|
2009
|
Analisis pelaksanaan
kegiatan wirausaha mahasiswa
pendidikan ekonomi jurusan pendidikan ilmu sosial fakutas keguruan dan
ilmu pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
|
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
Pelaksanaan kegiatan wirausaha yang baik menjadikan usaha berjalan dengan
lancar dan bisa berkembang.
|
8.
|
Gagan Ganjar Resmi
|
2013
|
Membangun jiwa kewirausahaan
melalui kegiatan pelatihan kewirausahaan dikalangan mahasiswa (sebuah model
pelatihan kewirausahaan di kalangan mahasiswa.
|
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: Program-program kewirausahaan yang ditawarkan
dalam kegiatan magang ini aantara lain; kemampuan menanggung resiko,
kemampuan pantang menyerah, dan kemampuan motivasi berwirausaha. Proses magang pelatihan kewirausahaan
diawali dengan pemberian workshop kemampuan berwirausaha.
|
9.
|
DR.Ade Sofyan Mulazid,S.Ag.,M.H.
|
2013
|
Menumbukan semangat dan jiwa
wirausaha dikalangan mahasiswa perguruan tinggi berbasis kompetensi.
|
Hasil
dari peneitian ini menunjukkan bahwa Untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan
pada diri mahasiswa, cara yang dilakukan yang pertama
yaitu pendidikan formal. Yang kedua
seminar kewirausahaan. Yang
ketiga pelatihan.
Yang ke empat otodidak.
|
10.
|
Muhamad Mustaqim
|
2017
|
Membangun intensi wirausaha mahasiswa : studi pada mahasiswa
prodi MBS dan ES STAIN Kudus.
|
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan berprestasi
dan persiapan instrumen tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi
wirausaha, baik mahasiswa Prodi ES maupun mahasiswa Prodi MBS. Sedangkan
efikasi diri berpengaruh signifikan terhadap intensi wirausaha, baik
mahasiswa Prodi ES maupun mahasiswa Prodi MBS. Sedangkan pada analisis
korelasi berganda, menunjukkan bahwa kebutuhan berprestasi, persiapan
instrumen dan efikasi diri secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap intensi wirausaha mahasiswa Prodi ES dan MBS.
|
F. Metode
Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan bentuk kualitatif. Strategi penelitian ini menggunakan strategi
penelitian tunggal terpancang. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah melalui dokumen.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara, observasi dan analisis dokumen. Penentuan sampel dilakukan
dengan cara purposive snowball sampling.
Validitas data dengan menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teori dan
triangulasi metode. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis model kualitatif .
G.
Sistematika Penulisan
Secara
garis besar, Sistematika penilisan ini terdiri dari lima bab, yang setiap
babnya memiliki sub pembahasan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan yang
memperkenalkan secara metodologis penelitian ini, yakni terdiri dari latar
belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Telaah
atau tinjauan pustaka, hipotesis penelitian, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Yakni
berisi landasan teori yang sesuai dengan pembahasan yang akan dibahas terkait
dengan objek penelitian yaitu mengenai definisi jiwa kewirausahaan, metode
untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan bagi para mahasiswa/i, contoh kegiatan
kewirausahaan, faktor pendukung dan penghambat dalam berwirausaha serta solusi
untuk mengatasinya.
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
Pada bab
ini terdiri dari deskripsi mengenai jiwa kewirausahaan bagi para mahsiswa/i
demi untuk menjadi modal dalam pelaku usaha baru.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
DATA
Bab ini
berisi tentang analisis dan pembahasan. Bab ini menjelaskan tentang metodologi
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi
tentang penutup yang didalamnya terdapat kesimpulan dan saran yang diberikan
oleh peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Adi Nugroho, “Strategi Pengembangan
Kewirausahaan Masyarakat Melalui Home Industry Keripik Pisang Desa
Banjarwaru Kecamatan Bawang Kabupaten Batang” , (Jurnal Pendidikan Luar Sekolah,2016, Universitas Negeri Semarang).
Direktorat
Kelembagaan Dikti. 2009. Pedoman Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan
PTS. diakes di https://kelembagaan.ristekdikti.go.id
pada tanggal 09 april 2019 pada pukul 14:00 wib.
DR.Ade Sofyan Mulazid,S.Ag.,M.H,”Menumbuhkan
Semangat dan Jiwa Wirausaha di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Berbasis Kompetensi”, (
Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Malang, 2013, Universitas Negeri Malang Jawa Timur).
Gagan Ganjar Resmi,”Membangun Jiwa
Kewirausahaan Melalui Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Dikalangan Mahasiswa
(Sebuah Model Pelatihan Kewirausahaan Dikalangan Mahasiswa), (Jurnal Ekonomi
dan Bisnis UNSOED Vol.3 No.1, 2013,Universitas Jendral Soedirman Jawa Tengah).
Heidjrachman,
R.P. 1982. Wiraswasta Indonesia.Yogyakarta:
BPFE.
Imron rosyadi, “Strategi Pengembangan Usaha
Mikro Milik Mahasiswa” ,(Jurnal, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Vol.17 No.2,
2013,Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Jawa
Pos. 12 Mei 2009. Data Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Depnakertrans
2009.Diakses di https://www.jawapos.com/ pada tanggal 09 april 2019 pada pukul 13:00
wib.
Jumarddin La fua, “Memupuk Jiwa Kemandirian
di Lingkungan Kampus melalui pendidikan enterpreneurship sebagai modal menuju
kompetisi dunia kerja”,(2008), (Jurnal
Dosen Talbiyah STAIN Sultan Qaimuddin Kendari)
Kompas, 11 Nov 2008. Data pengangguran
lulusan sekolah tinggi per Pebruari 2007 berdasarkan jenjang.Diakses di https://www.kompas.com/
pada tanggal 09 april 2019 pada pukul 13:10 wib.
Lieli Suharti dan
Hani Sirine,”Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Niat Kewirausahaan (enterpreneurial intention) studi
terhadap mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana,( Jurnal Fakutas Ekonomi
dan Bisnis Vol.13 No. ,2012, ISSN:1411-1438, Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga)
Muhammad Mustaqim,”Membangun Intensi
Wirausaha Mahasiswa Studi Pada Mahasiswa Prodi MBS dan ES STAIN Kudus”,(
Jurnal Ekonomi Syariah Vol.5 No.1, 2017,
P.134-149 ISSN:2502-8316, Pascasarjana STAIN
Kudus Jawa Tengah).
Mutaqin,”Peningkatan Spirit Jiwa Enterpreneurship pada mahasiswa LPTK
Melalui Pengembangan Kurikulum KWU Berbasis Teknologi”,(Jurnal,2017,
Universitas Negeri Yogyakarta).
Sri Maryanti,Rita wiyati,dan M
Thamin,”Strategi Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur
Mahasiswa di Universitas Lancang
Kuning”,( Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.3, 2017,
ISSN:2085-5214, Universitas Lancang Kuning Riau).
Doni Mardiyanto, “Analisis Pelaksanaan
Kegiatan Wirausaha Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta”,
(Jurnal Universitas Sebelas Maret, 2009, Surakarta).
[1]
Jawa Pos. 12 Mei 2009. Data
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Depnakertrans 2009.Diakses di https://www.jawapos.com/ pada
tanggal 09 april 2019 pada pukul 13:00 wib.
[2]
Kompas,
11 Nov 2008. Data pengangguran lulusan sekolah tinggi per Pebruari 2007
berdasarkan jenjang.Diakses di https://www.kompas.com/
pada tanggal 09 april 2019 pada pukul 13:10 wib.
[3]
Direktorat Kelembagaan Dikti. 2009.
Pedoman Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan PTS. diakes di https://kelembagaan.ristekdikti.go.id pada tanggal 09 april 2019 pada pukul
14:00 wib.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.