PROYEKSI NERACA
(diajukan sebagai tugas
matakuliah penganggaran bisnis)
Dosen :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
Diah Damayanti 1651010482
Dina Fatmawati 1651010483
Lina Susanti 1651010436
Raden Ayu Kartini 1651010449
Tessa Miltasari 1651010443
KELAS F
PRODI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN
LAMPUNG
T.A 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas khadirat allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun sebagai tugas matakuliah Penganggaran Bisnis dengan judul “ Proyeksi Neraca ”.
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam
makalah ini baik dari segi kalimat maupun tata bahasa. Oleh karna itu
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Bandar Lampung,28 April 2019
Pemakalah
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ....................................................................................................... I
KATA
PENGANTAR................................................................................................... II
DAFTAR
ISI................................................................................................................... III
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang .................................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah ............................................................................................. 1
C.
Tujuan
............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Neraca............................................................................................................... 2
B. Faktor yang Berpengaruh.................................................................................. 4
C. Metode............................................................................................................... 5
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perushaan Dalam penyususnan dan penentuan
komposisi dana banyak menggunakan pendekatan neraca oleh karenanya proyeksi
neraca adalah salah satu penyeesaian dari proses penyusunan dan pelaporan komposisis
dana tersebut. Dimana neraca merupakan
Neraca kadang-kadang disebut juga sebagai laporan posisi keuangan yang
melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham perusahaan
bisnis pada suatu tanggal tertentu.
Proyeksi
neraca juga dapat mempermudah kita dalam menganalisis suatu keuanagan
perusahan, dan memudahkan akuntan tersebut dalam menganalisis seimbang atau
tidaknya. Sehingganya proyeksi neraca ini
nantinya akan mengetahui apakah rencana strategis perushaan akan menghasilkan
manfaat seperti yang diharapkan oleh perushaan atau tidak nantinya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Neraca
2.
Apasaja Faktor Yang Mempengaruhi Neraca
3.
Bagaimana Metode Penyusunan Proyeksi Neraca
C.
Tujuan
1.
Untuk Mengetahui Apa Pengertian Neraca
2.
Untuk Mengetahui Faktor Apasaja Yang Mempengaruhi
Neraca
3.
Untuk Mengetahui Bagaimana Metode Penyusunan
Proyeksi Neraca
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Neraca
Akhir dari
seluruh penyusunan anggaran komprehensif suatu perusahaan adalah penyusunan
proyeksi neraca. Proyeksi neraca merupakan tahap akhir dari seluruh tahap yang
harus dilalui untuk menyusun anggaran induk suatu badan usaha. Proyeksi neraca
sendiri baru akan dapat disusun jika anggaran parsial yang lain telah selesai
disusun. Berdasarkan berbagai anggaran parsial yang dimiliki suatu perusahaan,
mulai dari anggaran penjualan, anggaran produksi, berbagai anggaran biaya,
anggaran kas, dan anggaran laba, perusahaan dapat menyusun proyeksi
neraca.
Proyeksi neraca adalah proyeksi jumlah dan rincian kekayaan
yang akan dimiliki perusahaan beserta seluruh kewajibannya, baik kepada
kreditor maupun kepada pemegang saham, pada suatu periode tertentu di masa
mendatang.
Karena proyeksi
neraca baru dapat disusun setelah semua anggaran parsial lainnya selesai
disusun, maka untuk menyusun proyeksi neraca harus memperhatikan setiap elemen
yang ada didalam neraca beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Maksudnya
setiap elemen di dalam aktiva dan pasiva pada neraca suatu perusahaan akan
ditentukan faktor lain yang terlebih dulu berpengaruh terhadap setiap anggaran
parsial. Karena itu, bagian anggaran suatu perusahaa harus sangat memperhatikan
berbagai aktivitas yang mempengaruhi elemen-elemen didalam anggaran neraca yang
disusunnya.
Mengingat
sangat dipengaruhinya proses penyusunan anggaran neraca oleh faktor-faktor lain
yang harus terjadi lebih dulu sebelum menyusun anggaran neraca, maka lebih
tepat kalau neraca yang direncanakan perusahaan di dalam suatu periode pada
waktu mendatang disebut dengan proyeksi
neraca dari pada anggaran neraca. Karena
proyeksi adalah taksiran apa yang akan
terjadi jika suatu kondisi atau situasi yang lain terjadi terlebih dulu.
Dan proses penyusunan neraca yang direncanakan sangat ditentukan oleh kondisi
lain atau faktor lain yang harus terjadi lebih dahulu. Perbedaan lain antara
proyeksi neraca dan anggaran parsial yang lain adalah, anggaran parsial lain,
mulai dari anggaran penjualan produksi, anggaran pembelian bahan, anggaran
produksi, anggaran biaya-biaya, semuanya merupakan anggaran yang disusun dan
akan dikerjakan pada sepanjang periode anggaran tersebut, selama satu tahun.
Sedangkan anggaran neraca adalah anggara pada akhir suatu periode tertentu.
Anggaran yang disusun setelah semua anggaran lain diselesaikan.
Secara umum,
neraca terdiri dari dua bagian besar, yaitu sisi aktiva dan sisi
pasiva/kewajiban. Sisi aktiva berisi daftar kekayaan prusahaan beserta rincian
jenis dan jumlahnya. Sedangkan sisi kewajiban berisi kewajiban perusahaan
kepada pihak kreditor dan kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan.
Hal lain yang
perlu diperhatikan dalam menyusun neraca adalah urutan penyusunan rekening.
Rekening-rekening aktiva diususun berdasarkan urutan likuiditasnya, yaitu taksiran kecepatan aktiva tersebut
dapat dicairkan menjadi uang tunai. Semakin mudah dan semakin cepat suatu
aktiva tertentu menjadi uang tunai, maka semakin didahulukan posisi
pencatatannya didalam neraca. Pada sisi kewajiban, penyusunannya dimulai dengan
kewajiban yang lebih dulu jatuh tempo hingga yang paling lama jatuh tempo.
Tabel 9.1
Elemen Neraca
|
Kelompok
|
Akun
|
Aktiva
|
Aktiva Lancar
Adalah
semua harta perusahaan yang diharapkan dapat berubah menjadi uang dalam tempo
satu tahun
|
·
Kas: uang
tunai dan ekuivalen kas
·
Surat-surat
berharga: investasi jangka pendek
·
Piutang usaha
dan piutang wesel
·
Piutang
karyawan
·
Persediaan:
barang dagangan atau bahan baku
·
Biaya-biaya
yang dibayar di muka: sewa, asuransi,dll
·
Perlengkapan
usaha
·
Dan lain-lain
|
Investasi Jangka Panjang
Adalah
dana yang ditanamkan pada berbagai jenis aktiva yang diharapkan memberikan
penghasilan bagi perusahaan
|
·
Investasi
dalam surat berharga
·
Investasi
dalam anak perusahaan
·
Investasi
dalam aktiva tetap berwujud: tanah, dll
·
Dan lain-lain
|
|
Aktiva Tetap Berwujud
Adalah
semua aktiva yang berumur lebih dari satu tahun dan memiliki wujud fisik
|
·
Peralatan
Kantor
·
Kendaraan
·
Mesin
·
Tanah
|
|
Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Adalah
semua aktiva yang tidak memiki wujud fisik tetapi memiliki manfaat nyata bagi
perusahaan
|
·
Goodwill
·
Hak Paten
·
Merek Dagang
·
Hak Cipta
·
Dan lain-lain
|
|
Aktiva Lain-lain
Adalah
aktiva yang tidak dapat dikelompokkan pada kelompok aktiva diatas
|
·
Titipan
kepada penjual
·
Bangunan
dalam pengerjaan
·
Dan lain-lain
|
|
Kewajiban
|
Utang Lancar
Adalah
kewajiban perusahaan yang akan jatuh tempo dalam waktu setahun
|
·
Utang Usaha
·
Utang Wesel
·
Utang Pajak
|
Pendapatan Diterima Di Muka
|
·
Pendapatan
Diterima Di Muka
|
|
Utang Jangka Panjang
Adalah
kewajiban yang jatuh tempo lebih dari setahun
|
·
Utang Bank
·
Obligasi
·
Dan lain-lain
|
|
Ekuitas
|
Ekuitas
Pemilik
Adalah
semua kewajiban perusahaan kepada pemilik perusahaan
|
·
Modal/Modal
Saham
·
Laba Ditahan
|
B.
Faktor Yang Berpengaruh
Seperti telah
dibahas sebelumnya, bahwa setiap elemen neraca, baik disis aktiva maupun
pasiva, dipengaruhi secara langsung oleh anggaran parsial yang lain atau oleh
kondisi yang lain. Karena itu, perlu diketahui dengan baik faktor-faktor yang
mempengaruhi elemen-elemen di dalam neraca.
Tabel 9.2
Faktor yang Mmepengaruhi Elemen Neraca
Akun Neraca
|
Faktor
yang mempengaruhi
|
Aktiva
|
|
·
Kas
|
Saldo awal kas pada suatu periode ditambah dengan penerimaan kas
dan dikurangi dengan pengeluaran kas pada suatu periode. (sumber : anggaran
kas)
|
·
Piutang Usaha
|
Saldo awal piutang usaha ditambah dengan penjualan kredit pada
satu periode dikurangi dengan penerimaan piutang usaha. (sumber : anggaran
kas)
|
·
Persediaan
|
Persediaan pengaman/ safety
stock
|
·
Perlengkapan
Usaha
|
Jumlah transaksi pembelian dan pemakaiannya pada suatu periode
tertentu
|
·
Aktiva Tetap
|
Nilai aktiva tetap pada awal suatu periode ditambah dengan
rencana pembelian aktiva tetap baru (investasi) dikurangi dengan nilai aktiva
tetap yang dijual pada suatu periode.
|
Kewajiban
|
|
·
Utang Usaha
|
Saldo utang usaha pada awal periode ditambah dengan pembelian
kredit yang direncanakan dikurangi dengan jumlah utang usaha yang akan
dibayar pada satu periode tersebut
|
·
Utang Bank
|
Saldo utang bank pada awal periode ditambah dengan jumlah kredit
baru yang akan diterima dari bank dikurangi dengan utang bank yang jatuh
tempo dan akan dibayar pada periode tersebut.
|
·
Obligasi
|
Saldo utang obligasi pada awal periode ditambah dengan jumlah
obligasi baru yang akan diterbitkan pada periode ini dikurangi dengan
obligasi yang jatuh tempo dan akan dibayar pada periode tersebut.
|
·
Modal Saham
|
Jumlah lembar saham yang beredar pada awal periode ditambah
dengan jumlah lembar saham baru yang akan diterbitkan, dikalikan dengan nilai
nominalnya.
|
·
Laba Ditahan
|
Saldo laba ditahan pada awal periode ditambah dengan laba usaha
yang dianggarkan dikurangi dengan jumlah dividen yang direncanakan akan
dibagikan pada periode tersebut.
|
Dari tabel diatas terlihat bahwa
proyeksi neraca pada akhir suatu periode tertentu sangat dipengaruhi oleh saldo
awal periode dari setiap elemen yang ada pada neraca. Itu berarti, neraca pada
awal tahun akan berpengaruh langsung pada proyeksi neraca pada akhir periode
tersebut. Setelah neraca pada awal periode diketahui, maka proyeksi neraca pada
akhir periode akan dipengaruhi dan ditentukan oleh berbagai hal yang
mempengaruhi kenaikan dan penurunan setiap elemen neraca tersebut.
C.
Metode
Untuk menyusun
proyeksi neraca, metode yang paling mudah adalah menggunakan persamaan akuntansi dasar. Dimana
didalam metode tersebut didasarkan pada persamaan bahwa jumlah aktiva akan
selalu sama dengan besarnya utang/kewajiban dan modal/ekuitas dari suatu badan
usaha tertentu.
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS
|
Setiap kali terjadi penambahan didalam salah
satu komponen aktiva suatu badan usaha, selalu akan disertai dengan penambahan
didalam komponen kewajiban atau ekuitas atau pengurangan pada salah satu
komponen aktiva lainnya. Demikian pula, jika terjadi pengurangan pada salah
satu komponen aktiva, selalu akan disertai dengan pengurangan didalam komponen
kewajiban atau ekuitas atau penambahan pada salah satu komponen aktiva lainnya.
Transaksi-transaksi yang hanya melibatkan
rekening-rekening aktiva, atau yang melibatkan rekening aktiva dan kewajiban,
mungkin lebih mudah dimengerti karena lebih jelas hubungannya. Misalnya :
1.
Transaksi
penerimaan pinjaman uang dari bank (kredit bank). Transaksi ini jelas akan
menambah kas perusahaan (di sisi aktiva) dan menambah utang bank (di sisi
kewajiban).
2.
Sebaliknya,
transaksi pembayaran utang usaha akan mengurangi kas perusahaan (di sisi
aktiva) dan mengurangi utang usaha (di sisi kewajiban).
3.
Sedangkan
transaksi pembelian kendaraan (aktiva tetap) secara tunai, akan mengurangi kas
perusahaan dan akan menambah rekening aktiva tetap (keduanya di sisi aktiva).
Tetapi transaksi yang melibatkan
rekening penjualan dan biaya, sering kali membingungkan bagi pihak yang tidak
memiliki latar belakang pendidikan akuntansi. Misalnya :
a.
Transaksi
penjualan tunai akan menambah kas (di sisi aktiva) dan menambah rekening laba
ditahan (di sisi kewajiban).
b.
Transaksi
penjualan kredit akan menambah piutang usaha (di sisi aktiva) dan menambah
rekening laba ditahan (di sisi kewajiban).
c.
Transaksi
pembayaran biaya secara tunai akan mengurangi kas (di sisi kewajiban) dan mengurangi
rekening laba ditahan (di sisi kewajiban).
d.
Transaksi
pengakuan biaya secara kredit akan menambah utang usaha dan mengurangi rekening
laba ditahan (keduanya di sisi kewajiban).
Tabel
9.3 Pengaruh Transaksi pada Akun
Transaksi
|
Aktiva
|
Utang
|
Laba Ditahan
|
Penjualan
tunai
|
Kas
bertambah
|
-
|
Bertambah
|
Penjualan
kredit
|
Piutang
bertambah
|
-
|
Bertambah
|
Pembayaran
biaya tunai
|
Kas
berkurang
|
-
|
Berkurang
|
Pengakuan
biaya kredit
|
-
|
Utang
bertambah
|
Bekurang
|
Berdasarkan mekanisme pencatatan transaksi dengan menggunakan
persamaan akuntansi tersebut, maka dapat dibuat proyeksi neraca dari suatu
badan tertentu.
Iluatrasi 9.1 baerikut ini mungkin dapat memperjelas pemahaman
tentang metode penyusunan proyeksi neraca.
PT. Tintamas adalah sebuah sebuah produsen pulpen yang berlokasi di
Jakarta. Berkaitan dengan proses penyusunan proyeksi neraca perusahaan tersebut
untuk akhir tahun 2009, tim penyusun anggaran perusahaan tersebut mengumpulkan
berbagai data berikut:
Neraca
Per 31 Desember 2018
|
|||
Kas
|
1.625.000.000
|
Utang
usaha
|
600.000.000
|
Putang
usaha
|
550.000.000
|
Utan
bank
|
700.000.000
|
Perlengkapan
|
4.000.000
|
|
|
Persediaan bahan baku
|
200.000.000
|
|
|
Persedaan
baang jadi
|
150.000.000
|
Modal
saham
|
2.000.000.000
|
aktiva
tetap
|
1.200.000.000
|
Laba
diterima
|
429.000.000
|
Total
aktiva
|
3.729.000.000
|
Total
kewajiban ekuitas pemilik
|
3.729.000.000
|
Sedangkan dari berbagai anggaran parsial yang lain, diketahui
data-data penunjang sebagai berikut:
a)
Diperkirakan,
perusahaan akan melakukan penjualan secara kredit sebesar Rp 1.000.000.000
sepanjang tahun 2009.
b)
Sedangkan
jumlah piutang yang akan diterima sepanjang tahun 2009, diperkirakan sebesar Rp
700.000.000.
c)
Perusahaan
merencanakan pembelian perlengkapan kantor pada tahun 2009 sebesar Rp
40.000.000.
d)
Diperkirakan,
perlengkapan kantor yang akan digunakan sepanjang tahun 2009 sebesar Rp
36.000.000.
e)
Berkaitan
dengan aktiva tetap perusahaan, direncanakan 4 unit kendaraan perusahaan akan
dijual dengan harga taksiran sebesar Rp 75.000.000 per unit.
f)
Pada
tahun 2009, perusahaan merencanakan membeli 5 unit kendaraan baru seharga Rp
150.000.000. perusahaan merencanakan membeli 10 unit computer baru seharga Rp
6.000.000 per unit dan 10 unit printer baru seharga Rp 1.500.000 per unit.
Perusahaan juga merencanakan membeli 10 set meja tulis dan kursi dengan
taksiran harga sebesar Rp 2.000.000 per set. Di samping itu, dari seluruh
pembelian aktiva tetap yang direncanakan, sebanyak Rp 400.000.000 direncanakan
akan dibayar pada tahun 2009.
g)
Perusahaan
merencanakan melakukan pembelian bahan baku secara kredit di sepanjang tahun
2009 sebesar Rp 800.000.000.
h)
Sementara
itu, utang usaha yang direncanakan akan dibayar di tahun 2009 adalah sebesar Rp
550.000.000.
i)
Perusahaan
merencanakan membayar utang bank sebesar Rp 200.000.000 pada tahun 2009. Pada
tahun yang sama perusahaan tidak merencanakan untuk menambah utang bank.
j)
Perusahaan
merencanakan akan membagikan deviden sebesar Rp 350.000.000 pada tahun 2009.
k)
Biaya
produksi yang dikeluarkan sepnjang tahun 2009 adalah sebagai berikut:
- Biaya pemakaian bahan baku sebesar Rp
300.000.000.
- Biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 80.000.000.
- Biaya overhed pabrik sebesar Rp
170.000.000.
Dari seluruh biaya overhed pabrik tersebut, diperkirakan sebesar Rp
25.000.000 merupakan biaya penyusutan aktiva tetap.
l.
Biaya operasional yang dikeluarkan sepanjang tahun 2009 adalah sebagai
berikut:
- Biaya pemasaran sebesar Rp 300.000.000.
- Biaya administrasi dan umum besar Rp 80.000.000.
Dari seluruh biaya opersional tersebut,
diperkirakan sebesar Rp 20.000.000 merupakan biaya penyusutan aktiva tetap.
m. Dari jumlah penjualan
sepanajng tahun 2009 tersebut, diperkirakan harga pokok penjualannya sebesar Rp
600.000.000.
Berdasarkan data dan keterangan tersebut, maka dapat disusun
proyeksi neraca dengan menggunkan persamaan akuntasi, sebagaiman terlihat
berikut ini:
Proyeksi neraca 2009 (dalam jutaan)
|
Kas
|
Piutang Usaha
|
Perleng.
Kantor
|
Bahan
Baku
|
Barang
Jadi
|
Aktiva
Tetap
|
Utang
Usaha
|
Utang
Bank
|
Modal
Saham
|
Laba
Ditahan
|
|
1.625
|
550
|
4
|
200
|
150
|
1.200
|
600
|
700
|
2000
|
429
|
a
|
|
1000
|
|
|
|
|
|
|
|
1000
|
b
|
700
|
(700)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
c
|
(40)
|
|
40
|
|
|
|
|
|
|
|
d
|
|
|
(36)
|
|
|
|
|
|
|
(36)
|
e
|
300
|
|
|
|
|
(300)
|
|
|
|
|
f
|
(445)
|
|
|
|
|
845
|
400
|
|
|
|
g
|
|
|
|
800
|
|
|
800
|
|
|
|
h
|
(550)
|
|
|
|
|
|
(550)
|
|
|
|
i
|
(200)
|
|
|
|
|
|
|
(200)
|
|
|
j
|
(350)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(350)
|
k
|
(225)
|
|
|
(300)
|
550
|
(25)
|
|
|
|
|
l
|
(360)
|
|
|
|
|
(20)
|
|
|
|
(380)
|
m
|
|
|
|
|
(600)
|
|
|
|
|
(600)
|
|
455
|
850
|
8
|
700
|
100
|
1.700
|
1.250
|
500
|
2.000
|
63
|
a)
Transaksi
penjualan kredit ini akan menambah akun piutang
usaha dan menambah akun laba ditahan sebesar Rp.1.000.000.000.
b)
Transakasi
penerimaan piutang ini akan menambah akun kas dan mengirangi akun piutang usaha
sebesar Rp. 700.000.000.
c)
transaksi
pembelian peralatan kantor ini akan menambah akun peralatan kantor dan
mengurangi akun kas sebesar Rp. 40.000.000.
d)
Transaksi
pemakaian peralatan kantor ini akan mengurangi akun peralatan kantor dan
mengurangi akun kas laba ditahan sebesar 36.000.000.
e)
Transaksi
penjualan kendaraan ini akan menambah akun kas dan mengurangi akun aktiva tetap
sebesar Rp. 300.000.000.
f) Transaksi pembelian kendaraan sebesar
Rp.845.000.000 : dimana sebanyak Rp. 445.000.000 akan dibayar tunai dan sisanya
akan dibayar kredit, akan menambah akun aktiva tetap sebesar Rp. 845.000.000
dan mengurangi akun kas sebesar Rp.445.000.000 serta menambah akun utang usaha
sebesar Rp. 400.000.000.
g) Transaksi pembelian bahan baku secara kredit
ini akan menambah akun persediaan bahan baku dan menambah akun utang usaha
sebesar Rp.800.000.000.
h) Transaksi pembelian bahan baku secara kredit
ini akan menambah akun persediaan bahan baku kas sebsar Rp.550.000.000.
i)
Transaksi
pembayaran utang bank ini akan. Mengurangi akun utang bank dan mengurangi akun
kas sebesar Rp. 200.000.000.
j)
Transaksi
pembagian deviden ini akan mengurangi akun kas dan mengurangi akun laba ditahan
sebesar Rp. 350.000.000.
k) Transaksi pencatatan biaya produksi sebesar
Rp.550.000.000 ini akan menambah akun persediaan barang jadi sebesar
Rp.550.000.000 dan mengurangi akun kas sebesar Rp. 225.000.000; mengurangi akun
persediaan bhan baku sebesar Rp. 300.000.000 dan mengurangi akun aktiva tetap
(penyusutan) sebesar Rp.25.000.000.
l)
Transaksi pencatatan biaya oprasi sebesar Rp.380.000.000. ini akan
mengurangi akun kas sebesar Rp.360.000.000 dan mengurangi akun kas sebesar
Rp.225.000.000; dan mengurangi akun aktiva tetap(penyusutan) sebesar
Rp.20.000.000 serta mengurangi akun laba ditahan sebesar Rp.380.000.000.
m) Transaksi pencatatan harga pokok penjualan sebesar Rp.600.000.000
ini akan mengurangi akun persediaan barang jadi sebesar Rp.600.000.000 dan
mengurangi akun laba ditahan sebesar Rp.600.000.000.
Berdasarkan
kertas kerja penyusunan proyeksi neraca tersebut diatas, maka dapat disusun
proyeksi neraca PT. Tintamas per 31 desember 2009, seperti berikut :[1]
Proyeksi neraca
Per 31 Desember 2019
|
|||
Kas
|
455.000.000
|
Utang
usaha
|
1.250.000.000
|
Putang
usaha
|
850.000.000
|
Utan
bank
|
500.000.000
|
Perlengkapan
|
8.000.000
|
|
|
Persediaan bahan baku
|
700.000.000
|
|
|
Persedaan
baang jadi
|
100.000.000
|
Modal
saham
|
2.000.000.000
|
aktiva
tetap
|
1.700.000.000
|
Laba
diterima
|
63.000.000
|
Total
aktiva
|
3.813.000.000
|
Total
kewajiban ekuitas pemilik
|
3.813.000.000
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proyeksi neraca adalah proyeksi jumlah dan rincian kekayaan yang akan dimiliki perusahaan
beserta seluruh kewajibannya, baik kepada kreditor maupun kepada pemegang
saham, pada suatu periode tertentu di masa mendatang.
Seperti telah
dibahas sebelumnya, bahwa setiap elemen neraca, baik disis aktiva maupun
pasiva, dipengaruhi secara langsung oleh anggaran parsial yang lain atau oleh
kondisi yang lain. Karena itu, perlu diketahui dengan baik faktor-faktor yang
mempengaruhi elemen-elemen di dalam neraca. Adapun faktor yang mempengaruhinya ialah :
1) Kas
2) Piutang usaha
3) Persediaan
4) Perlengkapan usaha
5) Aktiva tetap
DAFTAR PUSTAKA
Rudianto, PNGANGGARAN Konsep dan Teknik Penyusunan
Anggaran, (Jakarta:Erlangga,2009).
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.