MAKALAH
BAHASA INDONESIA
PEMAKAIAN
BAHASA INDONESIA DAN PENGGUNAAN DAFTAR PUSTAKA DALAM KARYA ILMIAH
DOSEN
PENGAJAR: ROSITI, M. Pd
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK
9:
SAIFULLOH
FAUZI 1651010473
TESSA
MILTASARI 1651010443
DIAN LATIVA HANIM 1651010
OCHI OKTAVI 1651010
INDRI
RISDAYANTI 1651010450
PROGRAM
STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUS
AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN
INTAN LAMPUNG
TAHUN
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah swt, atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan tugas Bahasa Indonesia tentang pemakaian bahasa
indonesia dan penulisan daftar pustaka dalam karya ilmiah.
Tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia tentang pemakaian bahasa indonesia dan penulisan daftar pustaka dalam karya
ilmiah ini kami buat agar dapat memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Bahasa Indonesia pada semester 1. Tujuan lain penyusunan tugas ini adalah agar
pembaca dapat memahami dan mengetahui tentang tata cara pemakaian Bahasa
Indonesia dan penulisan daftar pustaka dalam karya ilmiah sebagaimana yang
tertulis dalam makalah ini.
Materi ini kami sajikan dengan
bahasa yang sederhana dan menggunakan bahasa pada umumnya agar dapat dipahami
oleh pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini mungkin terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca.
Akhir kata kami mengucapkan
terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Bandar Lampung, 21 Desember 2016
Penyusun
Kelompok 9
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................................I
KATA PENGANTAR
........................................................................................................II
DAFTAR ISI
.....................................................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN
..................................................................................................1
LATAR BELAKANG
............................................................................................1
RUMUSAN MASALAH
........................................................................................1
TUJUAN MASALAH .............................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
.....................................................................................................3
PENGERTIAN RAGAM BAHASA
DALAM KARYA TULIS ILMIAH .............3
FUNGSI DAN KEDUDUKAN
BAHASA DALAM KARYA TULIS ILMIAH....4
GAYA DAN BAHASA DALAM
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ..........5
TATA
CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
..............................................10
BAB 3 PENUTUP
...............................................................................................................13
KESIMPULAN
.......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................................................14
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Selama ini, kita jarang yang tahu
untuk apa membaca, baik membaca buku fiksi, nonfiksi, jurnal bahkan karya tulis
ilmiah. Pada bahasan selanjutnya akan dipaparkan perihal Bahasa Karya
tulis Ilmiah, sebab “bahasa” dalam karya tulis ilmiah berkedudukan sebagai
bahasa komunikasi antara penutur dengan pendengar atau penulis dengan pembaca.
Dalam rangka menciptakan budaya membaca dan menulis karya tulis ilmiah,
pendidikan bahasa karya tulis ilmiah haruslah ditanamkan sedini mungkin.
Hubungan dengan hal tersebut, maka pada perguruan tinggi biasanya terdapat mata
kuliah yang khusus membahas perihal Karya Tulis Ilmiah. Sehingga, mampu membuat
pemahaman masyarakat akan beralih pasalnya penggunaan bahasa pada karya tulis
ilmiah dikenal masyarakat luas ataupun awam.
Karya tulis ilmiah sebagai wahana melatih mengungkapkan pikiran atau hasil
penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis
memerlukan bahasa penyambung atau pengantar yang sesuai, disinilah letak fungsi
bahasa karya tulis ilmiah. Bahasa karya tulis ilmiah juga banyak ragamnya dan
memiliki struktur atau penyusunan yang tidak jauh dengan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, hanya saja nampak lebih sistematis dan
metodologis.
Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah bertujuan untuk menyampaikan suatu hal,
gagasan (pendapat), ide kepada orang lain agar dapat memahaminya. Tanpa peran
bahasa Karya Tulis Ilmiah tidak dapat berkembang. Implikasinya di dalam
pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berpikir modern.
B.
RUMUSAN
MASALAH
a)
Apa Pengertian Ragam Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah?
b) Bagaimana Fungsi dan Kedudukan Bahasa dalam
Karya Tulis Ilmiah? c) Bagaimana Gaya dan Bahasa dalam Penulisan
Karya Tulis Ilmiah?
d) Bagaimana
Cara Penulisan Daftar Pustaka dalam Karya Tulis Ilmiah?
C. TUJUAN
MASALAH
a)
Mengetahui pengertian ragam bahasa dalam Karya Tulis
Ilmiah.
b)
Mengetahui fungsi dan kedudukan Bahasa dalam Karya
Tulis Ilmiah.
c)
Mengetahui bagaimana Gaya dan Bahasa dalam Penulisan
Karya Ilmiah.
d)
Mengetahui bagaimana Cara Penulisan Daftar Pustaka
dalam Karya Tulis Ilmiah.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertin Ragam Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang
efektif antara manusia. Dalam berbagai macam situasi, bahasa dapat dimanfaatkan
untuk menyampaikan gagasan pembicaraan kepada pendengar atau penulis kepada
pembaca. Setiap situasi tersebut memungkinkan seseorang memilih variasi bahasa
yang akan digunakannya. Istilah yang dipergunakan untuk menunjuk salah satu
dari sekian variasi pemakaian bahasa disebut ragam bahasa. Ragam bahasa yang
beraneka ragam itu masih tetap disebut “Bahasa Indonesia” karena masing-masing
berbagi teras atau intisari bersama yang umum.
Istilah ragam bahasa disejajarkan
dengan variasi. Seperti halnya jika orang mengatakan bahwa modelnya sangat
beragam, di dalamnya terkandung maksud bahwa modelnya sangat bervariasi. Adanya
ragam atau variasi mengimplikasikan bahwa dari berbagai ragam atau variasi itu
terdapat satu model yang menjadi acuan. Dengan demikian, bagaimanapun model
variasinya pastilah terdapat intisari atau ciri-ciri umum yang sama.
B. Pemilihan
terhadap salah satu ragam bahasa dipengaruhi oleh faktor kebutuhan pembicara
atau penulis akan alat komunikasi yang sesuai dengan situasi. Tidak tepat
kiranya apabila komunikasi di pasar menggunakan ragam bahasa seperti yang
digunakan dalam rapat dinas. Demikian pula misalnya, komunikasi antar penumpang
dengan abang tukang becak berbeda dengan antar menteri dalam sidang kabinet.
C. Secara
spesifikasi ragam bahasa ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan
pengelompokan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan
sifat keilmuannya. Ragam bahasa ilmiah dapat juga diartikan sebagai sarana
verbal yang efektif, efisien, baik, dan benar. Ragam ini wajib digunakan untuk
mengomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran ilmiah.
D. Pada ragam
ilmiah, bahasa, bentuk, luas, dan ide yang disampaikan melalui bahasa itu
sebagai bentuk dalam, tidak dipisahkan. Hal ini terlihat pada ciri bahasa ilmu,
seperti berikut ini:
1.
Baku.
Artinya, struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
baku, harus sesuai dengan kaidah ejaan yang benar.
2.
Logis. Ide
atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat
diterima akal.
3.
Kuantitatif.
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.
4.
Tepat. Ide
yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh pemutus atau
penulis dan tidak mengandung makna ganda.
5.
Denotatif
yang berlawanan dengan konotatif. Kata yang digunakan atau dipilih sesuai arti
sesungguhnya.
6.
Runtun. Ide
diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan tingkatannya.
7.
Cendekia.
Bahasa Indonesia mampu digunakan untuk mengungkapkan hasil berpikir logis
secara tepat.
8. Lugas dan
jelas. Bahasa Indonesia keilmuan digunakan untuk menyampaikan gagasan ilmiah
secara jelas dan tepat.
9.
Formal dan
obyektif. Komunikasi ilmiah melalui teks ilmiah merupakan komunikasi formal,
oleh karena itu dalam penulisan dan penyampaiannya harus obyektif.
B.
Fungsi dan Kedudukan Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah
Fungsi dan kedudukan bahasa karya tulis ilmiah sangatlah penting untuk
menunjang kredibilitas suatu karya ilmiah. Kedudukan bahasa karya
tulis ilmiah yaitu sebagai bahasa komunikasi.
Dari cara menggunakan bahasa itu, tentu saja bahasa difungsikan sebagai
mestinya. Fungsi itu meliputi fungsi aktif, fungsi pasif, dan fungsi respektif.
1.
Fungsi aktif
adalah penggunaan bahasa untuk berkomunikasi secara aktif dengan pengguna atau
pemakai bahasa lainnya (interlocutor). Contoh: untuk proses belajar
mengajar dan menulis surat.
2.
Fungsi pasif
adalah penggunaan bahasa yang tidak melibatkan orang lain di dalam kegiatan
tersebut. Contoh : menghitung, mengutuk, menggumam, atau berdo’a.
3.
Fungsi
respektif adalah penggunaan bahasa yang tidak melibatkan alat ucap, melainkan
menggunakan penalaran untuk memahami ide orang lain. Akan tetapi pemakai
bahasa tidak hanya diam, melainkan memberikan respons yang tampak maupun
yang tidak tampak.
C. Gaya dan Bahasa
dalam Penulisan Karya Ilmiah
Memberikan gambaran yang komprehensif ihwal penulisan kata, kalimat,
paragraf, dan penyusunan alinea. Dengan semuanya itu,
1. Penulisan
Kata
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
entitas “kata” dapat dipahami sebagai unsur bahasa yang diucapkan atau
dituliskan, yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat
digunakan dalam berbahasa. Oleh karena itu, penulisan kata mempunyai peranan
yang sangat penting dalam bahasa karena merupakan unsur utama dalam pembangun
kalimat. Tanpa kata, tidak mungkin ada bahasa. Karena itu, para pengguna bahasa
harus berhati-hati ketika memilih kata-kata untuk membuat kalimat. Pemilihan
kata yang baik dan tepat akan memudahkan seseorang untuk memahami makna dari
kata tersebut, baik lisan maupun tulisan. Seorang penulis yang baik harus
menimbang setiap kata yang akan digunakan sebelum dituangkan dalam tulisan,
terlebih dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Ada beberapa ukuran yang perlu diperhatikan
dalam menggunakan kata, terutama dalam situasi resmi, yaitu:
a.
Kata yang
lazim dipakai dalam bahasa tutur atau bahasa setempat harus dihindari.
Misalnya: nongkrong, raun. Kata-kata itu dapat dipakai apabila sudah menjadi
milik umum. Contoh: santai, lugas, anjangsana.
b.
Kata yang
mengandung nilai rasa hendaknya dipakai secara cermat dan hati-hati agar sesuai
dengan tempat dan suasana pembicaraan. Contoh: tunanetra (buta).
Kata yang tidak lazim dipakai
dihindari, kecuali kalau sudah dipakai oleh masyarakat. Contoh: laskar =
didaulat.
2. Penulisan
Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa
terkecil dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran dan gagasan
yang utuh. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, harus memiliki subjek
dan predikat. Subjek dan predikat merupakan unsur utama dalam sebuah kalimat
yang harus ada dalam sebuah kalimat, apabila tidak memiliki kedua unsur
tersebut, maka bentuk kebahasaannya bukanlah kalimat, melainkan frasa, kumpulan
kata.
Dalam membangun sebuah kalimat, terdapat beberapa
unsur penyusunnya, yaitu:
a.
Subyek
Subyek adalah unsur yang diperhatikan dalam sebuah
kalimat. Subyek merupakan inti dalam kalimat yang dijelaskan oleh unsur
predikat. Contoh : para mahasiswa melakukan demo di jalan raya.
b. Predikat
Predikat merupakan kata di dalam sebuah kalimat yang
berfungsi memberitahukan apa, mengapa, atau bagaimana subyek. Contoh: para
mahasiswa melakukan demo di jalan raya.
c.
Pelengkap
Sering kali sebuah kalimat harus dilengkapi lagi
dengan unsur lain, sehingga terjadilah suatu pernyataan yang lebih lengkap.
Misalnya: pemerintah membangun pusat kegiatan remaja.
Kata yang dicetak tebal merupakan unsur pelengkap. Terlihat pula bahwa
dalam sebuah kalimat, unsur pelengkap itu selalu berada di belakang predikat.
Unsur pelengkap itu disebut obyek.
d.
Kata
Perangkai
Unsur perangkai berfungsi merangkaikan dua unsur
subyek, dua unsur predikat, atau dua unsur pelengkap di dalam sebuah kalimat.
Unsur kalimat yang berfungsi sebagai kata perangkai sering diawali oleh
kata-kata dan, dengan, setra, bersama, beserta,
dan kadang-kadang oleh kata juga.
e. Kata
Penghubung
Adakalanya kata penghubung terdiri atas satu kata dan
ada pula yang terdiri atas satu kelompok kata yang berfungsi untuk
menghubungkan (jika perlu) dua buah informasi di dalam satu kalimat.
f.
Kata
Modalitas
Unsur tersebut sering disebut “kata warna” dan
berfungsi untuk mengubah keseluruhan arti sebuah kalimat.
Dalam membuat karya tulis ilmiah,
kalimat yang digunakan harus efektif dan menggunakan kaidah penulisan yang
benar. Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat mewakili gagasan atau
perasaan pengarang dan sanggup menimbulkan gambaran yang sama tepatnya pada pembaca
atau pendengar. Dengan menggunakan
kalimat efektif, informasi yang disampaikan akan lebih jelas dan mudah
dipahami.
Adapun ciri-ciri kalimat efektif dalam bahasa
Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Kesepadanan
struktur
b.
Keparalelan
bentuk
c.
Ketegasan
makna
d.
Kehematan
kata
e.
Kecermatan
penalaran
f.
Kepaduan
gagasan
g.
Kelogisan
bahasa
3.
Penulisan
Paragraf
Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat.
Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus disusun seacara runtut dan
sistematis, sehingga dapat dijelaskan hubungan antara kalimat yang satu dan
kalimat lainnya dalam paragraf itu. Sebuah paragraf juga mutlak harus memiliki
ide utama atau pikiran pokok itu, dalam paragraf juga terdapat kalimat
penjelas, dan kalimat penegas.
Ide utama atau kalimat utama paragraf harus berisi ide utama dari paragraf
yang bersangkutan. Ide pokok sesungguhnya memiliki jangkauan keluasan yang
lebih besar daripada kalimat pokok atau kalimat utama. Dari sebuah ide pokok
atau ide utama dapat dikembangkan beberapa kalimat utama paragraf. Lalu,
berdasarkan posisinya di dalam sebuah paragraf, kalimat pokok atau kalimat
utama itu dapat berada pada posisi yang berbeda-beda. Perbedaan tempat atau
posisi bagi sebuah kalimat utama demikian ini akan menentukan pula alur pikiran
yang harus diterapkan. Pembagian posisi kalimat utama tersebut adalah sebagai
berikut:
1.
Kalimat
utama di awal paragraf
Dengan kalimat utama di awal
paragraf, perincian dan jabaran bagi kalimat utama tersebut akan menyertainya
pada kalimat-kalimat yang berikutnya. Biasanya kalimat-kalimat yang menyertai
kalimat utama yang berada di awal paragraf itu akan berupa perincian-perincian,
contoh-contoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis.
2.
Kalimat
utama di akhir paragraf
Kalimat pokok yang tempatnya di
akhir paragraf terlebih dahulu diawali dengan kalimat-kalimat penjelas.
Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincian-perincian, analisis dan
deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi.
3.
Kalimat
utama di dalam paragraf
Kalimat utama juga memungkinkan
terdapat di dalam paragraf. Jadi kalimat utama itu tidak terdapat di awal
paragraf atau di akhir paragraf tetapi terletak di tengah paragraf. Memang agak
sulit membayangkan paragraf dengan ciri yang demikian itu. Akan tetapi, dalam
kenyataannya paragraf dengan model yang demikian itu memang dapat ditemukan di
dalam bahasa Indonesia. Paragraf jenis ini juga disebut sebagai paragraf
ineratif.
4.
Kalimat
utama di awal dan di akhir paragraf
Kalimat utama yang dimaksud di sini
merupakan bentuk pengulangan kalimat utama dari yang pertama dalam sebuah
paragraf. Bilamana dikaitkan dengan alur pikir, paragraf yang kalimat utamanya
terletak di awal paragraf disebut sebagai deduktif, kalimat utama yang terletak
di akhir paragraf disebut sebagai induktif, dan paragraf yang kalimat utamanya
di awal dan di akhir paragraf disebut sebagai paragraf yang beralur pikir
abduktif.
Dalam penulisan paragraf karya tulis ilmiah juga memiliki
kalimat penjelas. Dikatakan kalimat penjelas karena tugas dari kalimat itu
memang menjelaskan dan menjabarkan lebih lanjut ide pokok dan kalimat utama
yang terdapat dalam paragraf tersebut. Dalam sebuah paragraf kalimat penjelas
di bagi dua yakni kalimat penjelas mayor dan kalimat penjelas minor.
1.
Kalimat
penjelas mayor
Kalimat penjelas mayor (major support sentences)
adalah kalimat penjelas yang utama. Kalimat penjelas yang utama itu bertugas
menjelaskan secara langsung ide pokok dan kalimat utama yang terdapat di
dalam paragraf itu.
2.
Kalimat
penjelas minor
Dikatakan kalimat penjelas minor karena kalimat
penjelas itu tidak secara langsung menjelaskan ide pokok dan kalimat utama
paragraf. Akan tetapi, kalimat yang menjelaskan kalimat penjelas mayor tertentu
secara langsung.
Selain kalimat utama dan
kalimat penjelas dalam penulisan paragraf karya tulis ilmiah juga terdapat
kalimat penegas. Kehadiran kalimat penegas di adalah sebuah paragraf bersifat
tentarif, bersifat mana suka. Bilamana dirasa perlu dihadirkan, maka silakan
saja dihadirkan di dalam paragraf anda tersebut. Maka, dalam konteks pemakaian
paragraf yang demikian, kehadiran sebuah kalimat penegas di dalam paragraf,
menjadi sangat tidak dipentingkan oleh penulis.
4.
Penyusunan
Alinea
Alinea pada hakikatnya adalah kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih
luas ketimbang kalimat. Alinea merupakan himpunan kalimat yang bertalian secara
utuh atau koherens dan kohesi dalam rangka membentuk ide atau gagasan. Dari
sudut bentuknya, alinea terdiri atas alinea menjorok, yakni alinea yang awal
kalimatnya disusun secara menjorok ke dalam, dan alinea merenggang, yaitu
alinea yang awal kalimatnya disusun merata dengan batas tepi kiri tulisan. Ada
pula alinea yang bentuknya merupakan variasi dari kedua bentuk yang telah
disebutkan ini.
Apapun bentuk alinea yang dipilih, sebuah alinea harus mengandung satu
gagasan utama atau topik pikiran yang wujudnya berupa kalimat topik. Selain
berfungsi sebagai pengendali isi alinea, gagasan utama akan menentukan kalimat
mana yang dapat dikelompokkan ke dalam suatu alinea, dan sekaligus akan
menentukan informasi mana yang tidak dapat di masukan ke dalam alinea tersebut.
Struktur sebuah alinea lazimnya terbagi atas (1) alinea pembuka, (2) alinea
tubuh, (3) alinea penutup. Pertama, alinea pembuka adalah alinea yang
diletakkan pada awal tulisan. Di dalam artikel ilmiah untuk jurnal, misalnya
alinea pembuka berposisi sebagai alinea awal bagian pendahuluan (setelah
abstrak dan nama diri penulis). Di dalam laporan penelitian, skripsi atau
tesis, alinea pembuka berada di bagian awal tiap-tiap bab. Sementara itu,
alinea pembuka di dunia jurnalistik, yang lebih dikenal dengan sebutan teras, lead,
atau intro, terletak di bawah judul berita utama media massa cetak dan pada
umumnya dicetak tebal atau kursif.
Kedua, alinea tubuh, setelah berhasil menyusun alinea pembuka tugas kita
berikutnya adalah menguraikan gagasan utama yang terdapat di dalam alinea
pembuka tersebut ke dalam alinea-alinea berikutnya (alinea tubuh). Oleh karena
itu, agar tidak membosankan atau membingungkan pembaca, susunlah alinea tubuh
dalam kalimat yang pendek tanpa mengabaikan syarat pembentukan alinea yang
baik.
Ketiga, alinea penutup, di dalam karya tulis ilmiah alinea penutup terletak pada
alinea akhir bagian simpulan. Fungsi utamanya memang menyimpulkan tulisan kita,
namun upayakanlah membangun alinea penutup sedemikian rupa agar mengesankan
pembaca. Upaya itu, misalnya jangan berpanjang-lebar dan perhatikan pula
perbandingan yang proposional antara alinea pembuka, alinea tubuh, dan alinea
penutup.
Patut pula dikemukakan, simpulan pada dasarnya adalah “laporan” mengenai
apa saja yang telah kita temukan dalam penelitian kita dan bukan “ringkasan”
mengenai karya tulis ilmiah kita.
D. Tata Cara Penulisan
Daftar Pustaka
a.
Penulisan Daftar Pustaka yang
Diambil dari Buku
Unsur-
unsur yang digunakan adalah:
a. Nama Penulis diikuti tanda titik (.)
b. Tahun Terbit diikuti tanda titik (.)
c. Judul buku ditulis miring (italic) diikuti tanda titik (.)
d. Kota penerbit diikuti tanda titik dua (:)
e. Nama perusahaan penerbit diikuti tanda titik (.)
a. Nama Penulis diikuti tanda titik (.)
b. Tahun Terbit diikuti tanda titik (.)
c. Judul buku ditulis miring (italic) diikuti tanda titik (.)
d. Kota penerbit diikuti tanda titik dua (:)
e. Nama perusahaan penerbit diikuti tanda titik (.)
Contoh : Mustava Wijayakusuma. 2009. Mukjizat Air Putih. Yogjakarta: Data Media.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Tulis nama penulis sesuai dengan huruf alfabet (A-Z).
b. Apabila nama penulis sama namun judul buku berbeda, maka dibawah nama diberi tanda garis panjang sebanyak 10 sekaligus mengurutkan tahun yang lama ketahun yang lebih baru.
Contoh: Mustava Wijayakusuma. 2009. Mukjizat Air Putih. Yogjakarta: Data Media.
__________. 2010. Khasiat Air Putih. Yogjakarta: Data Media.
Apabila mendapatkan buku dengan dua penulis, maka nama kedua penulis tersebut di tulis semua.
Contoh : Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2010. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Jika nama penulis banyak (lebih dari satu orang), maka penulis utama yang dicantumkan kemudian diberi tanda koma dan diikuti dkk (dan kawan-kawan).
Contoh: Zuhdi, dkk. 2008. Cara Menulis Buku. Malang: Rena Press.
Jika penulis buku orang asing, maka penulisan namanya dibalik dan diikuti tanda koma. Hal ini dikarenakan nama asing meletakkan nama sendiri di belakang nama keluarga atau nama marga.
Contoh : Harrison, P. 1987. The Greening of Africa. Penguin Books: New York.
b.
Penulisan Daftar Pustaka yang Diambil dari Penelitian
Dalam penulisan daftar pustaka yang
diambil dari penelitian (jurnal, skripsi, tesis, dll) hampir sama dengan
penulisan yang diambil dari buku. Namun letak perbedaannya hanya menambahkan
jenis penelitian dengan diikuti tanda kurung
Unsur-unsur yang digunakan adalah:
a. Nama Penulis diikuti tanda titik (.)
b. Tahun Terbit diikuti tanda titik (.)
c. Judul penelitian ditulis miring (italic) dan ditambah jenis penelitian diikuti tanda kurung kemudian tanda titik (.)
d. Kota penerbit diikuti tanda titik dua (:)
e. Nama Perguruan Tinggi diikuti tanda titik (.)
Unsur-unsur yang digunakan adalah:
a. Nama Penulis diikuti tanda titik (.)
b. Tahun Terbit diikuti tanda titik (.)
c. Judul penelitian ditulis miring (italic) dan ditambah jenis penelitian diikuti tanda kurung kemudian tanda titik (.)
d. Kota penerbit diikuti tanda titik dua (:)
e. Nama Perguruan Tinggi diikuti tanda titik (.)
Contoh : Iffah Mardiyati. 2011. Pengaruh Motivasi dan Kompetensi terhadap Kinerja Guru di Mediasi Komitmen Sekolah Studi Kasus di SMK Negeri se-Kecamatan Pati (Tesis). Semarang: Universitas STIKUBANK.
c.
Penulisan Daftar Pustaka yang Diambil dari Artikel
Artikel yang dimaksud dapat diambil
dari internet maupun majalah atau media cetak lainnya.
Untuk artikel dari Majalah unsur-unsur yang digunakan adalah:
a. Nama Penulis diikuti tanda titik (.)
b. Tahun Terbit diikuti tanda titik (.)
c. Judul artikel ditulis miring (italic) diikuti kata dalam majalah
d. Dilanjutkan nama Media Cetak ditulis miring (italic), edisi lengkap dengan tanggal, bulan dan tahun diikuti tanda titik (.)
Contoh : Djaali. 2007. Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional Melalui Program Sertifikasi dalam majalah Buletin BSNP Edisi Mei 2007.
Untuk artikel dari Internet unsur-unsur yang digunakan adalah:
a. Nama Penulis diikuti tanda titik (.)
b. Tahun Terbit diikuti tanda titik (.)
c. Judul artikel ditulis miring (italic) diikuti tanda titik (.)
d. Alamat website lengkap dengan tanggal, bulan, tahun dan waktu mengakses atau mendownload diikuti tanda titik (.)
Contoh : Ahmad Syaifudin. 2015. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Makalah. www.tipspendidikan.site/2015/04/hal-hal-yang-perlu-diperhatikan-dalam.html, 14 April 2015.
Tambahan:
a. Apabila daftar pustaka tidak ditemukan, maka
- Nama diganti dengan anonym
- Tahun diganti dengan tanpa tahun
b. Sebaiknya pisahkan daftar pustaka dari buku dan internet atau media cetak.
c. Gelar tidak diikutkan dalam penulisan daftar pustaka
BAB
3
PENUTUP
KESIMPULAN
Secara spesifikasi ragam bahasa ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan
pengelompokan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan
sifat keilmuannya. Ragam bahasa ilmiah dapat juga diartikan sebagai sarana
verbal yang efektif, efisien, baik, dan benar. Ragam ini wajib digunakan untuk
mengomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran ilmiah.
Fungsi dan kedudukan bahasa karya tulis ilmiah sangatlah penting untuk
menunjang kredibilitas suatu karya ilmiah. Kedudukan bahasa karya
tulis ilmiah yaitu sebagai bahasa komunikasi.
Penulisan kata mempunyai peranan yang sangat penting dalam bahasa karena
merupakan unsur utama dalam pembangun kalimat. Tanpa kata, tidak mungkin ada
bahasa. Subjek dan predikat merupakan unsur utama dalam sebuah kalimat yang
harus ada dalam sebuah kalimat, apabila tidak memiliki kedua unsur tersebut,
maka bentuk kebahasaannya bukanlah kalimat, melainkan frasa, kumpulan kata.
Dalam penulisan paragraf karya tulis ilmiah juga memiliki kalimat penjelas.
Dikatakan kalimat penjelas karena tugas dari kalimat itu memang menjelaskan dan
menjabarkan lebih lanjut ide pokok dan kalimat utama yang terdapat dalam
paragraf tersebut. sebuah alinea harus mengandung satu gagasan utama atau topik
pikiran yang wujudnya berupa kalimat topik.
Dalam penulisan daftar
pustaka yang diambil dari penelitian (jurnal, skripsi,
tesis, dll) hampir sama dengan penulisan yang diambil dari buku. Namun letak
perbedaannya hanya menambahkan jenis penelitian dengan diikuti tanda
kurung.
DAFTAR
PUSTAKA
Alek
dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:
Prenada Media Group, 2011.
Endang
Rumaningsih, M.Hum., Cermat dan Terampil Berbahasa Indonesia, Semarang:
RaSAIL, 2013.
Kunjana
Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang,
Yogyakarta: Penerbit Erlangga, 2009.
Setiawan
Djuharie, Suherli, Panduan menulis Karya Tulis Ilmiayah, Bandung: Yrama
Widya, 2001.
Sugihastuti, Rona
Bahasa dan Sastra Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Wahyu
Wibowo, Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2012.
Zaenal
Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:
Akademika Presindo, 2003.
https://prezi.com/5ftz8vjgwech/ragam-bahasa-ilmiah/ pukul 22:00 tanggal
20 Desember 2016.
Ahmad
Syaifudin. 2015. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Makalah.
www.tipspendidikan.site/2015/04/hal-hal-yang-perlu-diperhatikan-dalam.html, pukul
22:00 tanggal 20 Desember 2016.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.