Tuesday, March 28, 2017

makalah bahasa indonesia



MAKALAH BAHASA INDONESIA
PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA DAN PENGGUNAAN DAFTAR PUSTAKA DALAM KARYA ILMIAH
DOSEN PENGAJAR: ROSITI, M. Pd


DISUSUN OLEH
KELOMPOK 9:
SAIFULLOH FAUZI            1651010473
TESSA MILTASARI             1651010443
           DIAN LATIVA HANIM       1651010                                
                                       OCHI OKTAVI                      1651010
INDRI RISDAYANTI          1651010450


PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUS AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2016



 
KATA PENGANTAR
               Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas Bahasa Indonesia tentang pemakaian bahasa indonesia dan penulisan daftar pustaka dalam karya ilmiah.

               Tugas mata kuliah Bahasa Indonesia tentang pemakaian bahasa indonesia dan     penulisan daftar pustaka dalam karya ilmiah ini kami buat agar dapat memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia pada semester 1. Tujuan lain penyusunan tugas ini adalah agar pembaca dapat memahami dan mengetahui tentang tata cara pemakaian Bahasa Indonesia dan penulisan daftar pustaka dalam karya ilmiah sebagaimana yang tertulis dalam makalah ini.

                         Materi ini kami sajikan dengan bahasa yang sederhana dan menggunakan bahasa pada umumnya agar dapat dipahami oleh pembaca.

                  Kami menyadari bahwa makalah ini mungkin terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
           
  Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat
   bagi pembaca.













Bandar Lampung, 21 Desember 2016
Penyusun
           

                                                                                                            Kelompok 9
DAFTAR ISI


JUDUL   ................................................................................................................................I
KATA PENGANTAR   ........................................................................................................II
DAFTAR ISI    .....................................................................................................................III

BAB 1 PENDAHULUAN   ..................................................................................................1
            LATAR BELAKANG   ............................................................................................1
            RUMUSAN MASALAH   ........................................................................................1
            TUJUAN MASALAH   .............................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN   .....................................................................................................3
            PENGERTIAN RAGAM BAHASA DALAM KARYA TULIS ILMIAH .............3
            FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA DALAM KARYA TULIS ILMIAH....4
            GAYA DAN BAHASA DALAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ..........5
            TATA CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA  ..............................................10
BAB 3 PENUTUP  ...............................................................................................................13
            KESIMPULAN  .......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA  .........................................................................................................14







BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
          Selama ini, kita jarang yang tahu untuk apa membaca, baik membaca buku fiksi, nonfiksi, jurnal bahkan karya tulis ilmiah.  Pada bahasan selanjutnya akan dipaparkan perihal Bahasa Karya tulis Ilmiah, sebab “bahasa” dalam karya tulis ilmiah berkedudukan sebagai bahasa komunikasi antara penutur dengan pendengar atau penulis dengan pembaca.
Dalam rangka menciptakan budaya membaca dan menulis karya tulis ilmiah, pendidikan bahasa karya tulis ilmiah haruslah ditanamkan sedini mungkin. Hubungan dengan hal tersebut, maka pada perguruan tinggi biasanya terdapat mata kuliah yang khusus membahas perihal Karya Tulis Ilmiah. Sehingga, mampu membuat pemahaman masyarakat akan beralih pasalnya penggunaan bahasa pada karya tulis ilmiah dikenal masyarakat luas ataupun awam.
Karya tulis ilmiah sebagai wahana melatih mengungkapkan pikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis memerlukan bahasa penyambung atau pengantar yang sesuai, disinilah letak fungsi bahasa karya tulis ilmiah. Bahasa karya tulis ilmiah juga banyak ragamnya dan memiliki struktur atau penyusunan yang tidak jauh dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, hanya saja nampak lebih sistematis dan metodologis.
Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah bertujuan untuk menyampaikan suatu hal, gagasan (pendapat), ide kepada orang lain agar dapat memahaminya. Tanpa peran bahasa Karya Tulis Ilmiah tidak dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berpikir modern.

B.     RUMUSAN MASALAH
a)         Apa Pengertian Ragam Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah?
b)     Bagaimana Fungsi dan Kedudukan Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah?                                     c)   Bagaimana Gaya dan Bahasa dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah?
d)   Bagaimana Cara Penulisan Daftar Pustaka dalam Karya Tulis Ilmiah?

C. TUJUAN MASALAH
a)      Mengetahui pengertian ragam bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah.
b)      Mengetahui fungsi dan kedudukan Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah.
c)      Mengetahui bagaimana Gaya dan Bahasa dalam Penulisan Karya Ilmiah.
d)     Mengetahui bagaimana Cara Penulisan Daftar Pustaka dalam Karya Tulis Ilmiah.




























BAB 2
PEMBAHASAN

A.   Pengertin Ragam Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah
         Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif antara manusia. Dalam berbagai macam situasi, bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan pembicaraan kepada pendengar atau penulis kepada pembaca. Setiap situasi tersebut memungkinkan seseorang memilih variasi bahasa yang akan digunakannya. Istilah yang dipergunakan untuk menunjuk salah satu dari sekian variasi pemakaian bahasa disebut ragam bahasa. Ragam bahasa yang beraneka ragam itu masih tetap disebut “Bahasa Indonesia” karena masing-masing berbagi teras atau intisari bersama yang umum.
         Istilah ragam bahasa disejajarkan dengan variasi. Seperti halnya jika orang mengatakan bahwa modelnya sangat beragam, di dalamnya terkandung maksud bahwa modelnya sangat bervariasi. Adanya ragam atau variasi mengimplikasikan bahwa dari berbagai ragam atau variasi itu terdapat satu model yang menjadi acuan. Dengan demikian, bagaimanapun model variasinya pastilah terdapat intisari atau ciri-ciri umum yang sama.
B.  Pemilihan terhadap salah satu ragam bahasa dipengaruhi oleh faktor kebutuhan pembicara atau penulis akan alat komunikasi yang sesuai dengan situasi. Tidak tepat kiranya apabila komunikasi di pasar menggunakan ragam bahasa seperti yang digunakan dalam rapat dinas. Demikian pula misalnya, komunikasi antar penumpang dengan abang tukang becak berbeda dengan antar menteri dalam sidang kabinet.
C.  Secara spesifikasi ragam bahasa ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan pengelompokan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya. Ragam bahasa ilmiah dapat juga diartikan sebagai sarana verbal yang efektif, efisien, baik, dan benar. Ragam ini wajib digunakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran ilmiah.
D. Pada ragam ilmiah, bahasa, bentuk, luas, dan ide yang disampaikan melalui bahasa itu sebagai bentuk dalam, tidak dipisahkan. Hal ini terlihat pada ciri bahasa ilmu, seperti berikut ini:
1.      Baku. Artinya, struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku, harus sesuai dengan kaidah ejaan yang benar.
2.      Logis. Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
3.      Kuantitatif. Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.
4.      Tepat. Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh pemutus atau penulis dan tidak mengandung makna ganda.
5.      Denotatif yang berlawanan dengan konotatif. Kata yang digunakan atau dipilih sesuai arti sesungguhnya.
6.      Runtun. Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan tingkatannya.
7.      Cendekia. Bahasa Indonesia mampu digunakan untuk mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat.
8.     Lugas dan jelas. Bahasa Indonesia keilmuan digunakan untuk menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan tepat.
9.      Formal dan obyektif. Komunikasi ilmiah melalui teks ilmiah merupakan komunikasi formal, oleh karena itu dalam penulisan dan penyampaiannya harus obyektif.

B. Fungsi dan Kedudukan Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah
Fungsi dan kedudukan bahasa karya tulis ilmiah sangatlah penting untuk menunjang kredibilitas  suatu karya ilmiah. Kedudukan bahasa karya tulis ilmiah yaitu sebagai bahasa komunikasi.
Dari cara menggunakan bahasa itu, tentu saja bahasa difungsikan sebagai mestinya. Fungsi itu meliputi fungsi aktif, fungsi pasif, dan fungsi respektif.
1.     Fungsi aktif adalah penggunaan bahasa untuk berkomunikasi secara aktif dengan pengguna atau pemakai bahasa lainnya (interlocutor). Contoh: untuk proses belajar mengajar dan menulis surat.
2.      Fungsi pasif adalah penggunaan bahasa yang tidak melibatkan orang lain di dalam kegiatan tersebut. Contoh : menghitung, mengutuk, menggumam, atau berdo’a.
3.      Fungsi respektif adalah penggunaan bahasa yang tidak melibatkan alat ucap, melainkan menggunakan penalaran untuk memahami ide orang lain. Akan tetapi pemakai bahasa  tidak hanya diam, melainkan memberikan respons yang tampak maupun yang tidak tampak.

C. Gaya dan Bahasa dalam Penulisan Karya Ilmiah
Memberikan gambaran yang komprehensif ihwal penulisan kata, kalimat, paragraf, dan penyusunan alinea. Dengan semuanya itu,
1.      Penulisan Kata
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, entitas “kata” dapat dipahami sebagai unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Oleh karena itu, penulisan kata mempunyai peranan yang sangat penting dalam bahasa karena merupakan unsur utama dalam pembangun kalimat. Tanpa kata, tidak mungkin ada bahasa. Karena itu, para pengguna bahasa harus berhati-hati ketika memilih kata-kata untuk membuat kalimat. Pemilihan kata yang baik dan tepat akan memudahkan seseorang untuk memahami makna dari kata tersebut, baik lisan maupun tulisan. Seorang penulis yang baik harus menimbang setiap kata yang akan digunakan sebelum dituangkan dalam tulisan, terlebih dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Ada  beberapa ukuran yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kata, terutama dalam situasi resmi, yaitu:
a.         Kata yang lazim dipakai dalam bahasa tutur atau bahasa setempat harus dihindari. Misalnya: nongkrong, raun. Kata-kata itu dapat dipakai apabila sudah menjadi milik umum. Contoh: santai, lugas, anjangsana.
b.        Kata yang mengandung nilai rasa hendaknya dipakai secara cermat dan hati-hati agar sesuai dengan tempat dan suasana pembicaraan. Contoh: tunanetra (buta).
Kata yang tidak lazim dipakai dihindari, kecuali kalau sudah dipakai oleh masyarakat. Contoh: laskar = didaulat.
2.      Penulisan Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran dan gagasan yang utuh. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, harus memiliki subjek dan predikat. Subjek dan predikat merupakan unsur utama dalam sebuah kalimat yang harus ada dalam sebuah kalimat, apabila tidak memiliki kedua unsur tersebut, maka bentuk kebahasaannya bukanlah kalimat, melainkan frasa, kumpulan kata.

Dalam membangun sebuah kalimat, terdapat beberapa unsur penyusunnya, yaitu:
a.       Subyek
Subyek adalah unsur yang diperhatikan dalam sebuah kalimat. Subyek merupakan inti dalam kalimat yang dijelaskan oleh unsur predikat. Contoh : para mahasiswa melakukan demo di jalan raya.
b.      Predikat
Predikat merupakan kata di dalam sebuah kalimat yang berfungsi memberitahukan apa, mengapa, atau bagaimana subyek. Contoh: para mahasiswa melakukan demo di jalan raya.
c.       Pelengkap
Sering kali sebuah kalimat harus dilengkapi lagi dengan unsur lain, sehingga terjadilah suatu pernyataan yang lebih lengkap. Misalnya: pemerintah membangun pusat kegiatan remaja.
Kata yang dicetak tebal merupakan unsur pelengkap. Terlihat pula bahwa dalam sebuah kalimat, unsur pelengkap itu selalu berada di belakang predikat. Unsur pelengkap itu disebut obyek.
d.      Kata Perangkai
Unsur perangkai berfungsi merangkaikan dua unsur subyek, dua unsur predikat, atau dua unsur pelengkap di dalam sebuah kalimat. Unsur kalimat yang berfungsi sebagai kata perangkai sering diawali oleh kata-kata dan, dengan, setra, bersama, beserta, dan kadang-kadang oleh kata juga.
e.       Kata Penghubung
Adakalanya kata penghubung terdiri atas satu kata dan ada pula yang terdiri atas satu kelompok kata yang berfungsi untuk menghubungkan (jika perlu) dua buah informasi di dalam satu kalimat.
f.       Kata Modalitas
Unsur tersebut sering disebut “kata warna” dan berfungsi untuk mengubah keseluruhan arti sebuah kalimat.
Dalam membuat karya tulis ilmiah, kalimat yang digunakan harus efektif dan menggunakan kaidah penulisan yang benar. Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat mewakili gagasan atau perasaan pengarang dan sanggup menimbulkan gambaran yang sama tepatnya pada pembaca atau pendengar.  Dengan menggunakan kalimat efektif, informasi yang disampaikan akan lebih jelas dan mudah dipahami.
Adapun ciri-ciri kalimat efektif dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
a.       Kesepadanan struktur
b.      Keparalelan bentuk
c.       Ketegasan makna
d.      Kehematan kata
e.       Kecermatan penalaran
f.       Kepaduan gagasan
g.      Kelogisan bahasa

3.      Penulisan Paragraf
Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus disusun seacara runtut dan sistematis, sehingga dapat dijelaskan hubungan antara kalimat yang satu dan kalimat lainnya dalam paragraf itu. Sebuah paragraf juga mutlak harus memiliki ide utama atau pikiran pokok itu, dalam paragraf juga terdapat kalimat penjelas, dan kalimat penegas.
Ide utama atau kalimat utama paragraf harus berisi ide utama dari paragraf yang bersangkutan. Ide pokok sesungguhnya memiliki jangkauan keluasan yang lebih besar daripada kalimat pokok atau kalimat utama. Dari sebuah ide pokok atau ide utama dapat dikembangkan beberapa kalimat utama paragraf. Lalu, berdasarkan posisinya di dalam sebuah paragraf, kalimat pokok atau kalimat utama itu dapat berada pada posisi yang berbeda-beda. Perbedaan tempat atau posisi bagi sebuah kalimat utama demikian ini akan menentukan pula alur pikiran yang harus diterapkan. Pembagian posisi kalimat utama tersebut adalah sebagai berikut:
1.        Kalimat utama di awal paragraf
Dengan kalimat utama di awal paragraf, perincian dan jabaran bagi kalimat utama tersebut akan menyertainya pada kalimat-kalimat yang berikutnya. Biasanya kalimat-kalimat yang menyertai kalimat utama yang berada di awal paragraf itu akan berupa perincian-perincian, contoh-contoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis.
2.        Kalimat utama di akhir paragraf
Kalimat pokok yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahulu diawali dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincian-perincian, analisis dan deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi.
3.        Kalimat utama di dalam paragraf
Kalimat utama juga memungkinkan terdapat di dalam paragraf. Jadi kalimat utama itu tidak terdapat di awal paragraf atau di akhir paragraf tetapi terletak di tengah paragraf. Memang agak sulit membayangkan paragraf dengan ciri yang demikian itu. Akan tetapi, dalam kenyataannya paragraf dengan model yang demikian itu memang dapat ditemukan di dalam bahasa Indonesia. Paragraf jenis ini juga disebut sebagai paragraf ineratif.
4.        Kalimat utama di awal dan di akhir paragraf
Kalimat utama yang dimaksud di sini merupakan bentuk pengulangan kalimat utama dari yang pertama dalam sebuah paragraf. Bilamana dikaitkan dengan alur pikir, paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragraf disebut sebagai deduktif, kalimat utama yang terletak di akhir paragraf disebut sebagai induktif, dan paragraf yang kalimat utamanya di awal dan di akhir paragraf disebut sebagai paragraf yang beralur pikir abduktif.

   Dalam penulisan paragraf karya tulis ilmiah juga memiliki kalimat penjelas. Dikatakan kalimat penjelas karena tugas dari kalimat itu memang menjelaskan dan menjabarkan lebih lanjut ide pokok dan kalimat utama yang terdapat dalam paragraf tersebut. Dalam sebuah paragraf kalimat penjelas di bagi dua yakni kalimat penjelas mayor dan kalimat penjelas minor.
1.      Kalimat penjelas mayor
Kalimat penjelas mayor (major support sentences) adalah kalimat penjelas yang utama. Kalimat penjelas yang utama itu bertugas menjelaskan secara langsung ide pokok dan kalimat utama  yang terdapat di dalam paragraf itu.
2.      Kalimat penjelas minor
Dikatakan kalimat penjelas minor karena kalimat penjelas itu tidak secara langsung menjelaskan ide pokok dan kalimat utama paragraf. Akan tetapi, kalimat yang menjelaskan kalimat penjelas mayor tertentu secara langsung.
               Selain kalimat utama dan kalimat penjelas dalam penulisan paragraf karya tulis ilmiah juga terdapat kalimat penegas. Kehadiran kalimat penegas di adalah sebuah paragraf bersifat tentarif, bersifat mana suka. Bilamana dirasa perlu dihadirkan, maka silakan saja dihadirkan di dalam paragraf anda tersebut. Maka, dalam konteks pemakaian paragraf yang demikian, kehadiran sebuah kalimat penegas di dalam paragraf, menjadi sangat tidak dipentingkan oleh penulis.
4.      Penyusunan Alinea
Alinea pada hakikatnya adalah kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas ketimbang kalimat. Alinea merupakan himpunan kalimat yang bertalian secara utuh atau koherens dan kohesi dalam rangka membentuk ide atau gagasan. Dari sudut bentuknya, alinea terdiri atas alinea menjorok, yakni alinea yang awal kalimatnya disusun secara menjorok ke dalam, dan alinea merenggang, yaitu alinea yang awal kalimatnya disusun merata dengan batas tepi kiri tulisan. Ada pula alinea yang bentuknya merupakan variasi dari kedua bentuk yang telah disebutkan ini.
Apapun bentuk alinea yang dipilih, sebuah alinea harus mengandung satu gagasan utama atau topik pikiran yang wujudnya berupa kalimat topik. Selain berfungsi sebagai pengendali isi alinea, gagasan utama akan menentukan kalimat mana yang dapat dikelompokkan ke dalam suatu alinea, dan sekaligus akan menentukan informasi mana yang tidak dapat di masukan ke dalam alinea tersebut.
Struktur sebuah alinea lazimnya terbagi atas (1) alinea pembuka, (2) alinea tubuh, (3) alinea penutup. Pertama, alinea pembuka adalah alinea yang diletakkan pada awal tulisan. Di dalam artikel ilmiah untuk jurnal, misalnya alinea pembuka berposisi sebagai alinea awal bagian pendahuluan (setelah abstrak dan nama diri penulis). Di dalam laporan penelitian, skripsi atau tesis, alinea pembuka berada di bagian awal tiap-tiap bab. Sementara itu, alinea pembuka di dunia jurnalistik, yang lebih dikenal dengan sebutan teras, lead, atau intro, terletak di bawah judul berita utama media massa cetak dan pada umumnya dicetak tebal atau kursif.
Kedua, alinea tubuh, setelah berhasil menyusun alinea pembuka tugas kita berikutnya adalah menguraikan gagasan utama yang terdapat di dalam alinea pembuka tersebut ke dalam alinea-alinea berikutnya (alinea tubuh). Oleh karena itu, agar tidak membosankan atau membingungkan pembaca, susunlah alinea tubuh dalam kalimat yang pendek tanpa mengabaikan syarat pembentukan alinea yang baik.
Ketiga, alinea penutup, di dalam karya tulis ilmiah alinea penutup terletak pada alinea akhir bagian simpulan. Fungsi utamanya memang menyimpulkan tulisan kita, namun upayakanlah membangun alinea penutup sedemikian rupa agar mengesankan pembaca. Upaya itu, misalnya jangan berpanjang-lebar dan perhatikan pula perbandingan yang proposional antara alinea pembuka, alinea tubuh, dan alinea penutup.
Patut pula dikemukakan, simpulan pada dasarnya adalah “laporan” mengenai apa saja yang telah kita temukan dalam penelitian kita dan bukan “ringkasan” mengenai karya tulis ilmiah kita.

D. Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka

a.      Penulisan Daftar Pustaka yang Diambil dari Buku
Unsur- unsur yang digunakan adalah:
a. Nama Penulis diikuti tanda titik (.)
b. Tahun Terbit diikuti tanda titik (.)
c. Judul buku ditulis miring (italic) diikuti tanda titik (.)
d. Kota penerbit diikuti tanda titik dua (:)
e. Nama perusahaan penerbit diikuti tanda titik (.)

Contoh : Mustava Wijayakusuma. 2009. Mukjizat Air Putih. Yogjakarta: Data Media.

Hal-hal yang perlu diperhatikan: 
a. Tulis nama penulis sesuai dengan huruf alfabet (A-Z).
b. Apabila nama penulis sama namun judul buku berbeda, maka dibawah nama diberi tanda garis panjang sebanyak 10 sekaligus mengurutkan tahun yang lama ketahun yang lebih baru.
Contoh: Mustava Wijayakusuma. 2009. Mukjizat Air Putih. Yogjakarta: Data Media.
                 __________. 2010. Khasiat Air Putih. Yogjakarta: Data Media.

           Apabila mendapatkan buku dengan dua penulis, maka nama kedua penulis tersebut di tulis semua.
Contoh : Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2010. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

           Jika nama penulis banyak (lebih dari satu orang), maka penulis utama yang dicantumkan kemudian diberi tanda koma dan diikuti dkk (dan kawan-kawan).
Contoh: Zuhdi, dkk. 2008. Cara Menulis Buku. Malang: Rena Press.

          Jika penulis buku orang asing, maka penulisan namanya dibalik dan diikuti tanda koma. Hal ini dikarenakan nama asing meletakkan nama sendiri di belakang nama keluarga atau nama marga.
Contoh : Harrison, P. 1987. The Greening of Africa. Penguin Books: New York.

b. Penulisan Daftar Pustaka yang Diambil dari Penelitian
     Dalam penulisan daftar pustaka yang diambil dari penelitian (jurnal, skripsi, tesis, dll) hampir sama dengan penulisan yang diambil dari buku. Namun letak perbedaannya hanya menambahkan jenis penelitian dengan diikuti tanda kurung
Unsur-unsur yang digunakan adalah:
a. Nama Penulis diikuti tanda titik (.)
b. Tahun Terbit diikuti tanda titik (.)
c. Judul penelitian ditulis miring (italic) dan ditambah jenis penelitian diikuti tanda kurung kemudian tanda titik (.)
d. Kota penerbit diikuti tanda titik dua (:)
e. Nama Perguruan Tinggi diikuti tanda titik (.)

Contoh : Iffah Mardiyati. 2011. Pengaruh Motivasi dan Kompetensi terhadap Kinerja Guru di Mediasi Komitmen Sekolah Studi Kasus di SMK Negeri se-Kecamatan Pati (Tesis). Semarang: Universitas STIKUBANK.

c. Penulisan Daftar Pustaka yang Diambil dari Artikel
Artikel yang dimaksud dapat diambil dari internet maupun majalah atau media cetak lainnya.

Untuk artikel dari Majalah unsur-unsur yang digunakan adalah:

a. Nama Penulis diikuti tanda titik (.)
b. Tahun Terbit diikuti tanda titik (.)
c. Judul artikel ditulis miring (italic) diikuti kata dalam majalah
d. Dilanjutkan nama Media Cetak ditulis miring (italic), edisi lengkap dengan tanggal, bulan dan tahun diikuti tanda titik (.)

Contoh : Djaali. 2007. Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional Melalui Program Sertifikasi dalam majalah Buletin BSNP Edisi Mei 2007.

Untuk artikel dari Internet unsur-unsur yang digunakan adalah:

a.  Nama Penulis diikuti tanda titik (.)
b.  Tahun Terbit diikuti tanda titik (.)
c.  Judul artikel ditulis miring (italic) diikuti tanda titik (.)
d. Alamat website lengkap dengan tanggal, bulan, tahun dan waktu mengakses atau mendownload diikuti tanda titik (.)

Contoh : Ahmad Syaifudin. 2015. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Makalah. www.tipspendidikan.site/2015/04/hal-hal-yang-perlu-diperhatikan-dalam.html, 14 April 2015.

Tambahan:
a. Apabila daftar pustaka tidak ditemukan, maka
   - Nama diganti dengan anonym
   - Tahun diganti dengan tanpa tahun
b. Sebaiknya pisahkan daftar pustaka dari buku dan internet atau media cetak.
c. Gelar tidak diikutkan dalam penulisan daftar pustaka



















BAB 3

PENUTUP


KESIMPULAN

Secara spesifikasi ragam bahasa ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan pengelompokan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya. Ragam bahasa ilmiah dapat juga diartikan sebagai sarana verbal yang efektif, efisien, baik, dan benar. Ragam ini wajib digunakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran ilmiah.
Fungsi dan kedudukan bahasa karya tulis ilmiah sangatlah penting untuk menunjang kredibilitas  suatu karya ilmiah. Kedudukan bahasa karya tulis ilmiah yaitu sebagai bahasa komunikasi.
Penulisan kata mempunyai peranan yang sangat penting dalam bahasa karena merupakan unsur utama dalam pembangun kalimat. Tanpa kata, tidak mungkin ada bahasa. Subjek dan predikat merupakan unsur utama dalam sebuah kalimat yang harus ada dalam sebuah kalimat, apabila tidak memiliki kedua unsur tersebut, maka bentuk kebahasaannya bukanlah kalimat, melainkan frasa, kumpulan kata. Dalam penulisan paragraf karya tulis ilmiah juga memiliki kalimat penjelas. Dikatakan kalimat penjelas karena tugas dari kalimat itu memang menjelaskan dan menjabarkan lebih lanjut ide pokok dan kalimat utama yang terdapat dalam paragraf tersebut. sebuah alinea harus mengandung satu gagasan utama atau topik pikiran yang wujudnya berupa kalimat topik.
Dalam penulisan daftar pustaka yang diambil dari penelitian (jurnal, skripsi, tesis, dll) hampir sama dengan penulisan yang diambil dari buku. Namun letak perbedaannya hanya menambahkan jenis penelitian dengan diikuti tanda kurung. 







DAFTAR PUSTAKA


Alek dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Prenada Media Group, 2011.
Endang Rumaningsih, M.Hum., Cermat dan Terampil Berbahasa Indonesia, Semarang: RaSAIL, 2013.
Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang, Yogyakarta: Penerbit Erlangga, 2009.
Setiawan Djuharie, Suherli, Panduan menulis Karya Tulis Ilmiayah, Bandung: Yrama Widya, 2001.
Sugihastuti, Rona Bahasa dan Sastra Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Wahyu Wibowo, Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.
Zaenal Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Akademika Presindo, 2003.
https://prezi.com/5ftz8vjgwech/ragam-bahasa-ilmiah/ pukul 22:00 tanggal 20 Desember 2016.

Ahmad Syaifudin. 2015. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Makalah. www.tipspendidikan.site/2015/04/hal-hal-yang-perlu-diperhatikan-dalam.html, pukul 22:00 tanggal 20 Desember 2016.




No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Laporan Magang Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung Tahun 2020

  LAPORAN MAGANG DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANDAR LAMPUNG   Disusun oleh : TESSA MILTASARI              1651010443       ...