ESSAI TENTANG PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK
TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA
Nama :Tessa Miltasari
Kelas/
jurusan : F/Ekonomi Islam
Mata
kuliah :Bahasa Indonesia
NPM :1651010443
Dosen
Pengajar : Rositi M.pd
ORANG
TUA DAN POLA ASUH
TERHADAP
PERKEMBANGAN ANAK
Masa anak-anak merupakan masa yang paling menyenangkan dalam hidup setiap manusia. Dimasa ini anak-anak
tidak perlu memikirkan hal-hal yang rumit seperti pekerjaan dll. Mereka hanya perlu memikirkan tentang belajar dan bermain serta mendapatkan kasih sayang dari orangtua mereka saja. Masa
ini berlangsung dari umur 5 tahun sampai umur 11
tahun. Pada periode ini perkembangan sensorik serta motorik pada anak sedang mengalami
perkembangan yang cukup
signifikan. seorang ahli filisof bernama piaget mengungkapkan
bahwa ada beberapa tahapan dalam perkembangan kognitif pada anak diantaranya
adalah:
1. Stadium
sensorik-motorik (0-18 atau 24
bulan)
Pada periode ini anak-anak beranggapan bahwa apapun
yang ia lihat, ia
sentuh, ataupun ia dengar itu
dianggap tidak ada meskipun
sesungguhnya benda itu
ada.
2. Stadium
pra-operasional (18 bulan -7 tahun)
Pada periode ini anak-anak sudah memiliki kesadaran bahwa adanya
benda-benda di sekitarnya walaupun
benda tersebut sudah ia tinggalkan
atau sudah tak di lihat, di
dengar ataupun disentuh hal ini, ditandai
oleh adanya egosentris
serta pada periode ini pula memungkinkan
anak untuk mengembangkan
differed-immitation, insight learning dan kemampuan berbahasa, dengan
menggunakan kata-kata yang benar serta mampu
mengekpresiakan kalimat-kalimat pendek tetapi efektif.
3. Stadium
operasional konkret (7-11 tahun)
Pada periode ini
anak-anak dinggap mampu untuk melakukan aktivitas logis tertentu tetapi hanya
dalam
situasi yang konkret saja. Dengan kata
lain, bila anak di hadapkan dengan suatu masalah (misalnya masalah klasifikasi) secara verbal, yaitu tanpa adanya bahan yang konkret, maka ia
belum mampu untuk
menyelesaikan masalah ini dengan
baik.
4. Stadium
operasional formal (mulai 11
tahun)
Pada periode seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simulasi maupun berurutan mengenai 2 ragam
kemempuan kognitif.
Pada dasarnya pola fikir serta cara
seorang anak dalam
berperilaku maupun dalam mengambil keputusan itu mereka dapatkan dengan cara
meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang yang dianggap paling dekat dengan mereka baik dari perilaku maupun pola fikir.
Hal ini dikarenakan bahwa anak-anak merupakan cerminan orang terdekat
mereka misalnya seperti
orangtua mereka karena mereka merupakan
sosok yang dianggap paling dekat dengan
mereka seperti yang diungkapakan oleh seorang filosof terkenal yang bernama platopada abad pertengahan. Namun, hal
ini disanggah oleh seorang filosof Inggris bernama John lock (1632-1704) yang menyatakan
bahwa pengalaman dan pendidikan adalah faktor
yang menentukan dalam perkembangan anak, dia
mengakui adanya kemampuan bawaan (innate knowledge) menurutnya isi kejiwaan anak ketika dilahirkan diibaratkan sebagai secarih kertas kosong, dimana corak dan bentuk kertas tersebut sangat ditentukan
bagaimana kertas itu ditulis. Locke memberi istilah Tabula Rasa (Blank Slate), mengungkapkan pentingnya pengaruh pengalaman dan lingkungan
hidup terhadap perkembangan anak.
Namun, saya memiliki argumen tersendiri mengenai perkembangan anak bahwa perkembangan pola fikir
seorang anak memang pada awalnya
ketika ia dilahirkan mereka hanya seperti secarih kertas yang belum memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang ada
sehingga mereka membutuhkan
seseorang untuk menyelesaikan masalah yang mereka
hadapi yaitu dengan cara meniru perilaku serta pola fikir melalui
observasi lewat orang-orang
yang berada paling dekat
serta mereka anggap
sebagai panutan mereka misalnya
kedua orangtua mereka selain itu
para anak juga biasanya mewarisi gen dari orangtuanya. Jadi, wajar
saja jika anak disebut
sebagai cerminan orangtua mereka. Untuk itulah
pentingnya pola asuh
yang baik oleh orangtua dalam mandidik anaknya melalui kegiatan sehari-hari. Para orangtua juga disarankan untuk tidak melakukan tidakan-tindakan yang mencerminkan kekerasan karena si anak pasti akan cenderung melakukan hal yang sama dengan
yang
dilakukan oleh kedua orangtuanya.
Seorang ilmuan terkenal dari Inggris yang bernama Charles Darwin mengungkapkan dalam teori evolusinya lewat Origin of The Species (1859) dan Descent
of Man (1871), pada karya nya ini
bertujuan untuk melakukan observasi terhadap perkembangan anak. Darwin
menyatakan bahwa anak merupakan sumber yang
kaya informasi tentang sifat dan ciri-ciri manusia, dengan mempelajari tingkah laku dan perkembangan anak, kita bisa mengetahui asal-usul manusia. Pandangan biologis Darwin perkembangan sebagai pembukaan kemampuan dan ciri-ciri
yang telah terprogram secara genetik. Pandangan ini kemudian menjadi landasan bagi psikolog
perkembangan seperti Stanley Hall dengan “Perkembanagan
Mengakhiri Evolusi”, Sigmund Freud dengan “Tahap-tahap
Perkembangan Seksualitas”, Arnold Gesselord dengan “Jadwal
Tetap Pertumbuhan” dll. Yang meneruskan tradisi Darwin.
Untuk alasan itulah saya berpendapat bahwa orang tua
sangat berpengaruh terhadap perkembangan seorang anak. Orangtua
harus mampu untuk
memberikan contoh yang
baik kepada anaknnya
tidak hanya itu orangtua juga harus mampu mengawasi perkembangan anaknya ketika berada diluar lingkungan keluarga karena segala
hal yang bersifat negatif maupun positf dapat timbul bukan hanya dari lingkuanga
keluarga saja, tetapi
juga dapat berasal dari lingkungan tempat anak-anak
itu tinggal, lingkungan sekolah maupun dari lingkungan
teman-teman sebaya nya.
Namun, bukan berarti orangtua harus membatasi
si anak dalam
berakrifitas maupun bersosialisasi dengan orang lain
melainkan orangtua hanya harus mendampingi serta memberi
tahu mana saja yang dianggap baik maupun buruk. Hal
ini, dikarenakan jika orangtua cenderung overprotektif kepada anaknya maka mereka anak melakukan penolakan yang bersifat
agresif serta biasanya mengarah kepada hal-hal yang bersifat negatif. Dengan alasan
itulah saya membuat
esai ini dengan
harapan agar para
orangtua lebih mengerti tentang pola asuh dalam mengenbangkan pola fikir
yang baik pada anak-anak
mereka.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.