MAKALAH
ANALISIS KORELASI
MATA
KULIAH: STATISTIK
OLEH:
TESSA
MILTASARI 1651010443
KELAS
F
PROGRAM
STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN
2018
BAB
I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Sepanjang sejarah umat manusia, orang melakukan penelitian tentang ada
tidaknya hubungan antara dua hal, fenomena, kejadian atau lainnya. Dan ada
tidaknya pengaruh antara satu kejadian dengan kejadian yang lainnya. Karena itu
untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan suatu kejadian maka kita
menggunakan analisis korelasi.
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik
pengukuran asosiasi / hubungan (Measures of association). Teknik ini berguna
untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua
variabel) dengan skala-skala tertentu. Diantara sekian banyak teknik-teknik
pengukuran asosiasi, terdapat dua teknik korelasi yang sangat populer sampai
sekarang, yaitu Korelasi Pearson Product Moment dan Korelasi Rank Spearman.
Maksud dari pembuatan makalah ini
adalah untuk memberikan gambaran dan pengetahuan mengenai hubungan suatu
kejadian atau lebih kita kenal dengan istilah korelasi. Seperti yang kita
ketahui bahwa suatu kejadian/fenomena pasti mempunyai keterkaitan satu sama
lain dan pengaruh bagi lingkungan sekitar.tapi tidak semua kejadian bisa
dikaitkan dengan yang lain tergantung unsur-unsur /kriteria – kriteria apa saja
yang mempunyai keterkaitan dan yang mempengaruhinya. Tujuan dari pembuatan
makalah adalah Memberikan informasi dan wawasan mengenai korelasi. Mengukur
kekuatan hubungan antara dua variabel dengan skala-skala tertentu dalam
korelasi.
2.
RUMUSAN
MASALAH
a. Apa
yang dimaksud dengan korelasi?
b. Apa
sajakah kegunaan dari korelasi?
c. Apa
sajakah karakteristik dari korelasi?
d. Jelaskan
tentang kisaran korelasi!
e. Sebutkan
macam-macam koefisien korelasi!
f. jelaskan
kaitan antara korelasi dan surat-surat (ayat) Al-Qur’an!
3.
TUJUAN
MASALAH
a. Untuk
dapat mengetahui pengertian dari korelasi.
b. Untuk
dapat mengetahui kegunaan dari korelasi.
c. Untuk
dapat mengetahui karakteristik dari korelasi.
d. Untuk
dapat mengetahui kisaran dari korelasi.
e. Untuk
dapat mengetahui macam-macam dari koefisien korelasi.
f. Untuk
dapat mengetahui kaitan antara korelasi dengan surat-surat (ayat) Al-Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
KORELASI
Analisis Korelasi
merupakan studi yang
membahas tentang derajat keeratan
hubungan antar peubah,
yang dinyatakan dengan Koefisien Korelasi. Hubungan antara peubah X dan Y dapat bersifat
:
a) Positif,
artinya jika X naik (turun) maka Y naik (turun)
b) Negatif,
jika X naik (turun) maka Y turun (naik)
c) Bebas,
artinya naik turunnya Y tidak dipengaruhi oleh X
Sedangkan menurut Jonathan Sarwono dalam
bukunya ia berpendapat bahwa Korelasi adalah teknik
analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi /
hubungan (measures of association). Pengukuran
asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok
teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel.
B.
KEGUNAAN
KORELASI
Korelasi bermanfaat untuk mengukur
kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan
skala-skala tertentu, misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio;
Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal
C.
KARAKTERISTIK
KORELASI
Korelasi mempunyai karakteristik-karakteristik
diantaranya:
Kisaran Korelasi: Kisaran (range) korelasi
mulai dari 0 sampai dengan 1. Korelasi dapat positif dan dapat pula
negatif.
Korelasi Sama Dengan Nol: Korelasi sama dengan 0
mempunyai arti tidak ada hubungan antara dua variabel.
Korelasi Sama Dengan Satu: Korelasi sama dengan + 1
artinya kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna (membentuk garis
lurus) positif. Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X
naik, maka Y juga naik.
Korelasi sama dengan minus satu: artinya kedua
variabel mempunyai hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) negatif.
Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y turun
dan berlaku sebaliknya.
D.
KISARAN
KORELASI
Kisaran (range) korelasi mulai dari 0 sampai
dengan 1. Korelasi dapat positif dan dapat pula negatif.
Korelasi Sama Dengan Nol
Korelasi sama dengan 0 mempunyai arti tidak ada
hubungan antara dua variabel. Jika dilihat dari sebaran data, maka gambarnya
akan seperti terlihat di bawah ini:

Korelasi dimana r = 0
Korelasi Sama Dengan Satu
Korelasi sama dengan + 1 artinya kedua variabel
mempunyai hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) positif. Korelasi
sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y juga naik
seperti pada gambar yang tertera di bawah ini:

Korelasi
dimana r = + 1
Korelasi Sama Dengan Minus Satu
Korelasi sama dengan -1 artinya kedua variabel
mempunyai hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) negatif. Korelasi sempurna
seperti ini mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y turun dan sebaliknya
seperti pada gambar yang tertera di bawah ini:

Korelasi dimana r = - 1
E.
MACAM-MACAM KOEFISIEN KORELASI
koefesien
korelasi ialah suatu pengukuran statistik kovariasi atau asosiasi antara dua
variabel. Jika koefesien korelasi diketemukan tidak sama dengan nol (0), maka
terdapat hubungan antara dua variabel tersebut. Jika koefesien
korelasi diketemukan +1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi
sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope)
positif. Sebaliknya. jika koefesien korelasi diketemukan
-1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan
linear sempurna dengan kemiringan (slope) negatif. Dalam korelasi sempurna
tidak diperlukan lagi pengujian hipotesis mengenai signifikansi antar variabel
yang dikorelasikan, karena kedua variabel mempunyai hubungan linear yang
sempurna. Artinya variabel X mempunyai hubungan sangat kuat dengan variabel Y.
Jika korelasi sama dengan nol (0), maka tidak terdapat hubungan antara kedua
variabel tersebut.
Macam-macam koefisien korelasi diantaranya adalah:
1.
Koefisien Korelasi Pearson
Ø
Koefisien Korelasi Moment Product
Ø
Korelasi Data Berskala Interval dan Rasio
2.
Koefisien Korelasi Spearman
Ø
Korelasi Data Berskala Ordinal (Rank)
3.
Koefisien Kontingensi
Ø
Korelasi Data yang Disusun dalam Baris – Kolom
4.
Koefisien Korelasi Phi
Ø
Korelasi Data Berskala Nominal
F.
KAITAN
ANTARA KORELASI DENGAN SURAT-SURAT (AYAT) AL-QUR’AN.
Seperti
yang kita ketahui pengertian korelasi adalah studi yang
membahas tentang derajat keeratan
hubungan antar peubah,
yang dinyatakan dengan Koefisien Korelasi. Namun, demikian dalam Islam
juga mengenal korelasi yang biasa disebut dengan istilah Munasabah yaitu suatu
cara / metode untuk membahas tentang
keterkaitan atau keserasian ayat-ayat Al-Qur’an antar satu dengan yang lain.
Dalam Al-Qur’an sekurang-kurangnya terdapat 8 macam munasabah
antara lain:
1. Munasabah antar surat dengan surat sebelumnya
As-suyuthi menyimpulkan bahwa
munasabah antar satu surat dengan surat sebelumnya berfungsi menerangkan atau
menyempurnakan ungkapan pada surat sebelumnya. Sebagai contoh, dalam surat
Al-Fatihah ayat satu ada ungkapan Alhamdulillah. Ungkapan
ini berkolerasi dengan surat Al-Baqarah ayat 152 dan 186 :
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
[البقرة : 152]
Artinya : Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ {186}
Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.
Ungakapan “Rabb Al-‘Alamin” dalam surat Al-Fatihah
berkorelasi denagn surat Al-Baqarah ayat 21-22 :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
(٢١)
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ
الأرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ
بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ
تَعْلَمُونَ (٢٢
Artinya :Hai
manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa (21)
Dialah yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari
langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal
kamu Mengetahui (22).
Didalam surat Al-Baqarah ditegaskan ungkapan “dzaalik
al kitab laa raibaafih”. Ungakapan ini berkorelasi dengan surat Ali-Imran ayat
3 :
نَزَّلَ عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنزَلَ ٱلتَّوْرَىٰةَ وَٱلْإِنجِيلَ
Artinya :Dia menurunkan Al Kitab (Al
Quran) kepadamu dengan Sebenarnya; membenarkan Kitab yang Telah diturunkan
sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.
Berkaitan dengan munasabah macam ini, ada uraian yang
baik yang dikemukakan nasr Abu Zaid. Ia menjelaskan bahwa hubungan khusus surat
Al;-fatihah dengan surat Al-Baqwarah merupakan hubungan stilistika kebahasaan.
Sementara hubungan-hubungan umum lebuh berkaitan dengan isi dan kandungan.
2. Munasabah antar nama surat dan tujuan turunnya
Setiap surat mempunyai tema pembicaraan yang menonjol,
dan itu tercermin pada namanya masing-masing,seperti surat Al-Baqarah,Yunus,An-Naml,
dan surat Al-Jin. Lihatlah firman Allah surat Al-Baqarah ayat 67-71 :





Artinya :
67. Dan (ingatlah), ketika Musa
Berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor
sapi betina.” mereka berkata: “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?”
Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang
dari orang-orang yang jahil”.
68. Mereka menjawab: ” mohonkanlah
kepada Tuhanmu untuk kami, agar dia menerangkan kepada Kami; sapi betina apakah
itu.” Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah
sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; Maka
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu”.
69. Mereka berkata: “Mohonkanlah
kepada Tuhanmu untuk kami agar dia menerangkan kepada kami apa warnanya”. Musa
menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi
betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang
yang memandangnya.”
70. Mereka berkata: “Mohonkanlah
kepada Tuhanmu untuk kami agar dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat
sapi betina itu, Karena Sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan
Sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi
itu).”
71. Musa berkata: “Sesungguhnya
Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah
dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak
bercacat, tidak ada belangnya.” mereka berkata: “Sekarang barulah kamu
menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya”. Kemudian mereka
menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu.
Cerita tentang lembu betina dalam surat Al-Baqarah
diatas merupakan inti pembicaraannya, yaitu kekuasaan Tuhan membangkitkan orang
mati dengan perkataan lain, tujuan surat ini adalah menyangkut kekuasaan tuhan
dan keimanna kepada hari kemudian.
3. Munasabah antar bagian suatu ayat
Munasabah antar bagian surat sering sering berbentuk
pola munasabah al-thadhodat (perlawanan) seperti terlihat dalam surah Al-Hadid
ayat 4 :

Artinya :Dialah
yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian dia bersemayam di
atas ´arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya
dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya . dan dia bersama
kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
Antara kata “auliju”(masuk) dengan kata
“yakhruju”(keluar)
4. Munasabah antar ayat yang letaknya berdampingan
Munasabah antar ayat yang letaknya berdampingan sering
terlihat dengan jelas, tetapi sering pula terlihat tidak jelas. Munasabah
antarayat yang terlihat dengan jelas umunnya menggunakan pola ta’kid (penguat),
tafsir (penjelas), i’tiradh(bantahan), dan tasydid(penegasan).
Munasabah antarayat yang menggunakan pola ta’kid yaitu
apabila salah satu ayat atau bagian ayat memperkuat makna ayat atau bagian ayat
yang terletak di sampingnya. Contoh firman Allah dalam suratb al-fatihah ayat
1-2:
š



Artinya : Dengan
menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang(1) Segala puji
bagi Allah, Tuhan semesta alam.(2)
Ungkapan “rabb
al-alamin”pada ayat kedua memperkuat kata “ar-rahman” dan “ar-rahim” pada ayat
pertama.
Munasabah antarayat menggunakan pola tafsir, apabila
satu ayat atau bagian ayat tertentu ditafsirkan maknanya oleh ayat atau bagian
ayat di sampingnya. Contoh firman Allah dalam surat al-baqarah ayat 2-3:


Artinya : 2. Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertaqwa, 3. (yaitu) mereka yang beriman kepada
yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang
kami anugerahkan kepada mereka.
makna”mutaqin”pada ayat kedua ditasirkan oleh
ayat ketiga.dengan demikian,orang yang bertaqwa adalah orang yang mengimani
hal-hal yang ghaib,mengerjakan sholat,dan seterusnya.munasabah antar ayat
menggunakan pola i’tiradh apabila terletak satu kalimat atau lebih tidak ada
kedudukannya dalam i’rab(struktut kalimat), baik dipertengahan kalimat atau
diantara dua kalimat yang berhubungan maknanya.
Contohnya firman Allah dalam surat an-nahl ayat 57:

Artinya : Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci
Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai
(yaitu anak-anak laki-laki).
Kata “subhanahu” pada ayat diatas merupakan bentuk
i’tirad dari dua ayat yang mengantarinya. Kata itu merupakan bantahan bagi
klaim orang-orang kafir yang mendapatka anak perempuan bagi Alah.
Adapun munasabah antar ayat menggunakan pola tasydid
apabila satu ayat atau bagian ayat mempertegas arti ayat yang terletak disampingnya.
Contihnya Frirma Allah dalam surat Al-Fatihah ayat 6-7 :


Artinya :
6. Tunjukilah kami jalan yang
lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang
Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Ungkapan Ashiratal mustaqim pada ayat 6 dipertegas
ileh ungkapan “shirotollaazdi na…” antara kedua ungkapan yang saling memperkuat
itu terkadang ditandai dengan huruf “Atthaf” (lansung) dan terkadang pula tidak
diperkuat olehnya (tidak langsung).
5. Musnasabah antar suatu kelompok ayat dan kelompok
ayat disampingnya
Dalam surat Al-Baqarah ayat 1-20, misalnya Allah
memulai penjelasannya tentang kebenaran dan ungsi Al-quran bagi orang-orang
yang bertaqwa. Dalam kelom[opk ayat-ayat berikutnya dibicarakan tiga kelompok
manusia dan sifat-sifat mereka yang berbeda, yaitu mukmin,kafir, dan minafik.
6. Munasabah antar fashilah (pemisah) dan isi ayat
Bacaan munasabah ini mengandung tujuan-tujuan
tertentu. Diantaranya adalah untuk menguatkan (tamkin) makna yang terkandung
dal;am suatu ayat. Misalnya, dalam surat Al-Ahzab ayat 25 :

Artinya : Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka
penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun. dan Allah
menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan . dan adalah Allah Maha Kuat
lagi Maha Perkasa.
Dalam ayat ini, Allah menghindarkan orang mukmin dari
peperangan bukan karena lemah, melainkan karena Allah maha kuat dan maha
perkasa. Jadi, adnya fashilah diantara kedua penggalan ayat diatas dimaksudkan
agar pemahaman terhadap ayat tersebut menjadi lurus dan sempurna. Tujuan lain
dari fashilah adalah memberi penjelasan tambahan yang meskipun tanpa faashilah
sebenarnya, makna ayat sudah jelas. Misalnya dalam surat An-Naml ayat 80 :

Kalimat” idza walau mudbirin”
merupakan penjelasan tambahan terhadap makna orang tuli.
7. Munasabah antar awal surat dan akhir surat yang
sama
Tentang munasabah semacam ini, As-Suyuthi telah
mengarang sebuah buku yang berjudul “Marasit Al-mathali fi tanasub Al-maqati’
wa al-madhali” contih munasabah ini tedapat dalam surat Al-Qashas yang bermula
dengan menjelaskan pejuangan nabi Musa as. Dalam berhadapan dengan kekejaman
Fir’aun. Ats perintah dan pertolongan Allah nabi Musa berhasil keluar dari
Mesir dengan penuh tekanan.diakhir surat Allah menyampaikan kabar gembira
kepada Nabi Muhammad yang mengahdap tekanan dari kaumnya dan janji Allah atas kemenanganny.
Kemudian, jika diawal surat dikemukakan bahwa nabi Musa tidak akan menolong
orang kafir. Munasabah disini terletak dasri sisi kesamaan kondisi yang
dihadapi oleh kedua nabi tersebut.
8. Munasabah antar penutup suatu surat dengan awal
surat berikutnya
Jika diperhatika pada setiap pembukaan surat, akan
dijumpai munasabah dengan akhir surat sebelumnya sekalipun tidak mudah untuk
mencarinya. Misalnya, pada permulaan surat Al-Hadid ayat 1 :

Ayat ini bermunasabah dengan akhir surat sebelumnya,
Al-waqi’ah ayat 96 yang memrintahkan bertasbih : 

Artinya : Maka bertasbihlah dengan
(menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar.
Kemudian, permulaan surat Al-Baqarah
ayat 1-2 :


Artinya
:
1.
Alif laam miin.
2.
Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa.
Ayat ini bermunasabah dengan akhir surat Al-Fatihah
ayat 7 :

Artinya : (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis Korelasi merupakan
studi yang membahas tentang derajat
keeratan hubungan antar peubah, yang dinyatakan dengan Koefisien Korelasi. Korelasi bermanfaat untuk mengukur
kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan
skala-skala tertentu, misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio;
Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal
Korelasi juga memiliki karakteristik
yang membangun untuk terbentunya korelasi selain itu sendiri. Kisaran (range) korelasi mulai dari 0 sampai
dengan 1. Korelasi dapat positif dan dapat pula negatif. koefesien
korelasi ialah suatu pengukuran statistik kovariasi atau asosiasi antara dua
variabel. Macam-macam koefisien korelasi diantaranya : Koefisien Korelasi Pearson, Koefisien Korelasi
Spearman, Koefisien Kontingensi,
Koefisien Korelasi Phi.
Namun, demikian dalam islam juga mengenal korelasi dengan nama Munasabah
yang terbagi dalam 7 macam yaitu: Munasabah
antar surat dengan surat sebelumnya, Munasabah antar nama surat dan tujuan
turunnya, Munasabah antar bagian suatu ayat, Munasabah antar ayat yang letaknya
berdampingan, Musnasabah antar suatu kelompok ayat dan kelompok ayat
disampingnya, Munasabah antar fashilah (pemisah) dan isi ayat, Munasabah antar
awal surat dan akhir surat yang sama, Munasabah antar penutup suatu surat
dengan awal surat berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Jonathan
sarwono. tanpa tahun.Korelasi.Www.jonathansarwono.info/korelasi/korelasi.htm.
diakses pada tanggal 09 Februari 2018 pada pukul 10:51 wib.
Prof. Dr. H. Pausil, M.A. 2012. Munasabah AlQur’an. https://fzil.wordpress.com/2012/05/03/munasabah-alquran/.
diakses pada tanggal 09 Februari 2018 pada pukul 10:54 wib.
Alqur’an
Al-badar net. 2014. Pengertian, Macam dan Cara Mengetahui Munasabah Al-Qur’an.
https://al-badar.net/pengertian-macam-dan-cara-mengetahui-munasabah-al-quran/.
diakses pada tanggal 09 Februari 2018 pukul 11:00 wib.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.